1. Sang Queen Bee

21.4K 967 11
                                    

"Nanti mami mau kalian pulang nya sebelum jam 7 ya?"

Seru Liana sembari menatap kelima anak nya. Perkataan nya langsung saja di hadiahi tatapan heran semua nya. Kecuali seorang gadis yang duduk di antara Digta dan Dirga. Dia sibuk memainkan ponsel nya dengan earphone bertengger di kedua telinga nya.

"Loh emang kenapa mi?" tanya Dirga mewakili saudara-saudara nya.

"Soal nya nanti malam kita kedatangan tamu dari rekan bisnis papi, sekaligus teman lama mami sama papi dulu." jelas Liana dan di anggukan oleh Alex.

"Loh mami sama Papi yang punya rekan bisnis. Kenapa mesti kita yang pulang cepat?" timpal Regan.

"Kalian anggota keluarga Alexander apa bukan?"

"Ya iya. Tapi masalah nya mi, nanti malam Regan gak bisa. Karna, ada kerja kelompok sama temen."

Ralin langsung saja berdehem, dan tersenyum geli, menatap kakak kedua nya itu. "Kerja kelompok? Bohong banget lo. Sejak kapan lo doyan sama kerja kelompok, belajar aja jarang." ledek nya yang langsung di hadiahi cubitan pelan di lengan nya dari Regan.

"Diem lo! Berisik banget." kesal putra kedua dari kelurga Alexander itu.

"Maka nya Gan, nyari alasan tu yang tepatan dikit. Yang elit gitu. Ngasih alasan kayak gitu siapa yang percaya. Lo lulus dari SMA aja itu udah syukur." Digta tambah meledek. Ralin yang mendengar langsung tertawa.

"Ngeselin lo! Pojokin aja gue terus." Regan kesal sendiri dengan saudara-saudara nya yang memojokkan nya.

Liana ikut tersenyum geli melihat wajah kesal putra kedua nya itu. "Tapi ada benarnya juga loh, apa kata Ralin sama Digta, kamu lulus aja udah syukur. Semua orang juga tau, kamu hobi nya bukan belajar, tapi ngehajar orang."

"Mami kok ikut-ikutan sih." Regan semakin di buat kesal.

"Iya maaf. Cowok kok doyan ngambek."

"Gak ngambek." elak Regan, namun membuang muka nya ke arah lain.

"Woi, malu sama muka. Tampang sangar, tapi ambekan." kata Dirga, membuka suara untuk pertama kali nya. Memang hanya Dirga lah yang paling dewasa di antara yang lain nya. Mungkin karna dia adalah anak pertama.

Regan mendesah, dan tidak menjawab lagi jika Dirga telah bersuara dengan suara dingin ciri khas cowok itu.

"Udah jangan ribut lagi! Pokok nya kalian ikutin aja. Sebelum jam tujuh sudah harus sampai di rumah! kalau gak mau uang jajan nya papi potong."

Regan langsung terhenyak kaget saat mendengar penuturan sepihak papi nya. "Loh gak bisa gitu dong pi!" protes nya tidak terima.

"Bisa lah. Kan papi yang megang uang." seru Alex.

"Ih, doyan nya ngancem." sindir Ralin dan melanjutkan makan nya yang sempat terhenti.

Sedangkan Regan mendengus. "Kalau udah kayak gini mah, gue bisa apa." gumam nya.

Liana menatap Regan yang muram. "Kamu cancel dulu lah sayang acara nongkrong sama genk motor kamu, cuman sehari ini kok." seru nya dan mengusap pundak anak nya itu.

Regan tidak menjawab, kembali sibuk memakan sarapan nya. Sedikit kesal, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak mungkin membantah ucapan kedua orang tua nya. Walaupun dia adalah bad boy nya kampus Screen Sun, tetap saja dia tidak hobi membantah perkataan orang tua, setidak suka nya dia pada keputusan yang di buat.

Semua telah mengangguk setuju, walau masih ada yang terpaksa seperti Regan. Tapi tidak dengan gadis yang terus sibuk sendiri memainkan ponsel sembari mendengarkan lagu di earphone, tidak memperdulikan apa yang terjadi di meja makan pagi ini. Juga tidak berniat memakan sarapan nya.

Destiny (END) (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang