Suasana di dalam mobil benar-benar sangat hening, tidak ada yang membuka suara sama sekali selama perjalanan. Sibuk dengan kegiatan dan isi pikiran masing-masing.
Genta dengan stir mobil, dan Ruby yang sibuk melihat keluar jendela. Genta yang merasa canggung berdehem pelan, guna memecah suasana hening itu. Jujur dia sangat tidak nyaman jika satu mobil dengan seseorang tetapi hanya diam, tidak mengobrol sama sekali. Berasa cuman ada dia di dalam mobil itu.
Ruby melirik sekilas pada cowok di samping nya yang barusana berdehem. Lalu dia menarik nafas nya perlahan dan memperbaiki posisi duduk nya menghadap depan. "Kenapa? Gak nyaman?" tanya dengan suara dingin.
Genta menghela nafas nya perlahan. "Mungkin karna gue orang nya suka ngobrol, jadi pas satu mobil sama orang yang irit ngomong agak beda aja rasa nya." balas nya sedikit menoleh pada Ruby. "Lo emang biasa ya kayak gini?"
"Gue gak pernah satu mobil sama orang lain. Kecuali anggota genk gue dan..." Ruby memberi jeda pada kalimat nya. "--dan Ralin." lanjut nya pelan.
Genta menatap geli ke arah gadis di samping nya itu. "Berarti ini pertama kali dong. Lo satu mobil sama orang lain?" tanya nya.
Ruby menarik nafas nya perlahan, dan menghembuskan nya secara perlahan juga. Lalu untuk pertama kali nya dia menoleh pada cowok itu. Tatapan nya dan tatapan Genta langsung bertemu. Dia terdiam untuk benerapa saat, saat menatap manik mata cowok tersebut.
"Segitu cinta nya lo sama Ralin, sampai rela bantuin gue kayak gini?" Ruby mengabaikan pertanyaan Genta yang tadi.
Genta terkekeh pelan. Dan kembali menatap ke depan. "Lucu lo tau gak. Kenapa lo bisa berpikiran kayak gitu?"
"Semua orang juga tau. Dan semua orang juga lihat, lo ada someting ama kembaran gue itu. Bukti nya, lo masuk kepengurusan osis, cuman buat deket sama dia kan?"
"Jadi lo beranggapan kalau gue masuk osis, karna pengen deket sama Ralin? Gitu?"
"Siapa yang tau." jawab Ruby simpel, tanpa mengurangi aura dingin dan datar yang sudah menjadi ciri khas nya. Dia lalu kembali menatap ke depan.
"Sebagian kecil prediksi lo bener. Tapi banyak salah nya. Gue masuk osis, karna dulu di smp gue juga suka masuk organisasi, gue suka di sibukkin. Mangka nya...."
"Mangka nya lo mau tepot-repot bantuin gue, atas permintaan Ralin?." potong Ruby.
Genta lagi-lagi terkekeh pelan. "Bukan karna permintaan Ralin aja sih. Tapi gue juga mikir, cewek sendirian di tengah malam, apa gak bakal bahaya. Gue bukan tipe cowok yang tega lihat cewek sendirian di jalan malam-malam."
Kalimat terakhir Genta membuat Ruby termangu, dengan detak jantung yang kembali cepat. Kata-kata yang sama juga pernah di dengar nya.
Aku bukan cowok yang suka lihat cewek sendirian malam-malam di tepi jalan.
Untuk sesaat pikiran Ruby kembali melayang tak karuan. Bahkan dia tidak sadar jika mobil yang membawa diri nya telah berhenti sejak tadi.
Genta menatap heran ke arah gadis yang masih saja diam dalam posisi nya, menatap ke depan, dengan tatapan yang terlihat kosong. Bahkan tidak bergerak, barang sedikit pun saat mobil berhenti."Ruby!" Genta membuka suara nya pelan. Gadis itu masih bergeming.
"By !!" kali ini Genta menyentuh pundak Ruby. Menandakan gadis itu melamun, saat dia menyentuh pundak nya, Ruby terlihat kaget. "Lo ngelamun?"
Ruby menyadari diri nya yang tadi melamun. Dia menoleh sebentar pada Genta, lalu keluar dari mobil tanpa berkata apa pun. Genta yang melihat itu hanya mengernyit bingung, sikap Ruby malam ini bagi nya terkesan aneh. Mulai dari gadis itu yang tadi seperti orang ketakutan dan gemetar, sekarang seperti orang linglung. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran gadis itu. Tapi dia tidak tau apa.
![](https://img.wattpad.com/cover/118983481-288-k793808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (END) (Pindah Ke Dreame)
Novela Juvenil(REPOST) Ini tentang Ruby Lianexia Alexander. Gadis dengan sejuta sikap dingin dan tatapan datar. Sang Queen Bee SMA Saga yang di kenal kejam dalam bullyan. Tentang dia yang tidak percaya takdir, dan tentang dia yang mengutuk ada nya takdir. Dia yan...