4

1.8K 122 5
                                    

Hinata menyandarkan tubuhnya ditembok yang berada didekat tangga menuju kelasnya.

Memantapkan hatinya bahwa ia harus mengungkapkan perasaannya.

Menangkupkan kedua tangannya didepan dada, memejamkan matanya.

Hinata kembali membuka matanya, dan netranya menangkap sosok pemuda yang sangat ia cintai tengah berdiri membelakanginya.

Mata Hinata berbinar. Berlari sambil menyebut nama sang pemuda.

"Na-naruto kun" saat tinggal beberapa langkah pemuda itu berbalik menghadap hinata dan..

"Kyaaaa, kenapa wajahnya seperti b*b* hutan"

Hinata membuka matanya dan bergeleng cepat karena imajinasinya yang begitu buruk.

Kembali memejamkan matanya.

Sekarang Hinata berada didepan Naruto dengan wajah yang memerah.

Dan Naruto yang gugup sambil menggigit tali jaketnya.

"Na-naruto kun" panggil hinata sambil memainkan jemarinya dan wajahnya yang memerah.

"Daisuki" lanjut Hinata

"Hinata chan, aku juga" jawab naruto kemudian naruto mendekatkan wajahnya ke Hinata, Hinata menutup matanya.
hanya beberapa centi lagi bibir mereka bertemu. Namun harus terhenti karena,

"Hinata chan, apakah tadi kamu makan jengkol ?" Tanya Naruto yang sudah menjauhkan wajahnya.

"Eh ?" Kaget dengan pertanyaan Naruto.

"Soalnya nafasmu bau jengkol" ucap Naruto seolah tau dari raut bingung di wajah Hinata.

Hinata membuka matanya,

"Hah hah" meniupkan nafasnya ketangan takut nafasnya bau jika nantinya naruto akan menciumnya.

"Ba-bagaimana jika Naruto kun akan menciumku ?" Tanyanya pada diri sendiri.

Menyemprotkan parfum khusus mulut ke mulutnya.

"Kyaaa, aku gugup sekali" memegang dadanya yang berdetak tak karuan.
Dan disaat itulah Naruto lewat didepan Hinata.

"Naruto kun"

Naruto berhenti karena namanya dipanggil.

"Yoo Hinata" Naruto tersenyum lima jari

"Yokatta bukan si jelek itu" gumam Hinata, namun masih terdengar oleh Naruto.

"Huh ?" Naruto hanya menatap bingung Hinata.

"Ah lu-lupakan" jawabnya gugup "a-anoo Naruto Kun a-a-ada yang ingin ku katakan" jawabnya gugup dan jangan lupakan wajahnya yang memerah.

"Ya ? Katakan saja Hinata chan"

"A-ak-ak-aku... ak'aku... aku.. nging nging" gumamnya tak jelas membuat Naruto mengeryit tak mengerti.

"Aku tak mengerti Hinata" ucap Naruto tersenyum..

Sedangkan detakan jantung Hinata sudah begitu menggila sehingga membuat nafasnya sesak.

Hinata menarik nafas panjang dan mengeluarkannya sampai dirasa gugupnya hilang.

Mendongak menatap mata saphire Naruto, Hinata sudah memantapkan hatinya. Pokoknya tidak boleh gagal. Itulah inner Hinata

"Sudah lama aku mencintai Naruto kun" Ucapnya dengan satu tarikan nafas dan wow tanpa terbata.

Deg

Naruto hanya membulatkan matanya. Kemudian tersenyum.

"Aku juga merasakan hal yang sama Hinata" Naruto tersenyum ke Hinata.

My Love Is Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang