Hidupku penuh hayalan...
Serta mimpi yang beterbangan di puncak langkah keagungan.Hariku musim impian...
Dan, akhirnya menjadi nyanyian sepi kepunahan.
Dari jauh angin menghabiskan semua yang tersisa...
Dari senyum, canda dan kenangan yang merona...Seperti engkau yang takut akan kebengisan waktu..
Aku hapuskan sedih dengan pahatan bahasa kepastian.
Kepastian air mata dan luka yang menganga.
Sebagaimana hidup menjadi penjara untuk cinta kita.
Namun aku tidak tahu dari mana hujan air mata tumpah...
Sedang lukisan-lukisan kepedihan terbingkai di hari kita yang renta.Seperti pertemuan aku dengan kau...
Kita hanya warisan peradaban punah.
Tanpa pesan dalam pengungsian yang panjang.
Menulis riwayat kenangan masa kecil, dan usia dewasa kita yang penuh ratap.Sayang...
Kerinduanku akan masa lalu,
Menjadi tulang-belulang lelah yang terserak.
Berhamburan lalu tersungkur di zaman batu yang sepi...
Zaman yang gelap, kelam dan begitu kejam.Aku harus termakan waktu kesepian abadi.
Maka demi engkau, demi cintaku, rinduku serta sisa waktu.
Bantu aku hidup di jalan kemelaratan.
Di malam-malam yang lapar serta keinginan yang terdampar.Tak kupahami kisah dan kenangan yang kita jalani.
Terjebak dalam pengembaraan dan pencaharian tiada henti.
Aku ingin membawamu kembali...
Kembali ke hatiku dan kembali ke rumah rindu.Sayang...
Di sepanjang jalan cinta kita... tak dapat kita bangun apa-apa, tidak juga syair-syair cinta.
Aku hanya merangkai luka dan kecewa dalam cinta yang sisa..
Semakin jauh setia dari lambaian membuat kita terpenjara.
Terkurung di sekat-sekat cinta yang kau bangun dengan pohon pilu... juga duri cinta.Sayang...
Kisah-kisah kasih sayang kita telah kehilangan catatan.
Pesan yang pernah kita bentangkan telah menjadi panglima pengkhianatan...
Untuk cinta yang bertahta dalam gelisah, aku hanya bisa memandangmu dengan gundah yang membahana.
Kini, dalam kesendirian yang pasti...
Aku menjelaskan pesan untuk menyimpan syair-syair duka.Tetap mengeja namamu...
Tetap menyebut namamu...Dengan kesepian yang menusuk-nusuk pedih luka cintaku.
Aku menjelaskan makna, ungkapan-ungkapan yang bersahaja...
KAU, MEMBUATKU KECEWA.