Chapter 1 : The Birth of the Titania

1.1K 85 0
                                    

EDITED

Hari ini keadaan didalam Imperium Castle di Planet Vaemollef sangatlah ramai. Mengingat sang Ratu tengah bersiap untuk melahirkan putrinya. Terlihat juga sang Raja dan para Pangeran, sedang menunggu dengan cemas di depan ruang tempat Ratu akan melakukan persalinannya.

Tidak lama kemudian, sang Raja dan para Pangeran mendengar teriakan kesakitan dari dalam ruangan. Mendengarnya, Raja dan para Pangeran menjadi semakin cemas akan keadaan sang Ratu.

Ketika Raja akan bertanya tentang keadaan istrinya pada salah satu tabib yang sedang keluar dari ruangan itu, terdengarlah suara tangisan seorang bayi dari dalam ruangan. Mendengar tangisan itu, Raja segera berlari masuk kedalam ruangan, meninggalkan para putranya diluar ruangan bersama dengan perdana menterinya.

"Yang Mulia, putri kita telah lahir." Kata Ratu dengan lirih karena kelelahan "Terima kasih, Ratu. Apa kau baik-baik saja?" tanya Raja dengan senyum lembutnya,

"Saya baik-baik saja, Yang Mulia." Jawab ratu dengan sopan "Baiklah bila kau merasa baik-baik saja. Bagaimana dengan keadaan Ratu dan putriku tabib?" tanya Raja pada kepala tabib yang memimpin persalinan istrinya,

"Keadaan Ratu baik-baik saja, Yang Mulia. Ratu hanya perlu istirahat selama beberapa hari. Tetapi Yang Mulia keadaan putri Anda sedikit mengkhawatirkan. Kemungkinan besar Tuan Putri akan memiliki tubuh yang lemah." Jelas tabib,

"APA?! Apa tidak ada yang bisa kau lakukan tabib?" tanya Raja cemas,

"Maafkan saya yang mulia." Jawab sang tabib,

"Baiklah, tidak apa-apa. Terima kasih atas bantuanmu, tabib." Kata Raja dengan penuh terima kasih "Sudah menjadi tugas saya, Yang Mulia." Jawab tabib itu sambil tersenyum lembut.

"Yang Mulia." Panggil seorang pendeta "Oh tuan pendeta. Ini adalah suatu kehormatan Saya dapat bertemu dengan Anda setelah sekian lama. Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga Anda datang kemari?" tanya Raja dengan sopan,

"Ya, itu benar. Saya datang kemari karena saya ingin memastikan suatu hal mengenai Tuan Putri." Jawab sang pendeta,

"Putriku? Apa ada masalah dengan putriku?" tanya Raja semakin cemas, ia baru saja menerima berita yang sudahlah buruk mengenai putrinya.

"Yang Mulia. Saya juga tidak ingin mempercayai penglihatan yang saya terima. Tetapi melihat aura Tuan Putri, saya harus percaya bahwa Putri akan menerima masalah besar dimasa depan." Jawab pendeta dengan mengerutkan dahinya,

"Putriku akan menerima masalah dimasa depan?! Bagaimana mungkin?!" tanya Ratu dengan terkejut dan cemas "Itu benar, Yang Mulia. Saya melihat bahwa Tuan Putri juga akan menghadapi banyak halangan maupun rintangan dimasa depan." Jawab pendeta ikut cemas,

"Apa anda yakin? Lalu bagaimana dengan para putraku?" tanya Ratu masih merasa cemas "Saya yakin, Yang Mulia. Lalu untuk para pangeran, mereka akan membimbing Tuan Putri untuk melewati rintangan dan halangan yang ia hadapi." Jawab pendeta dengan senyum menenangkan.

"Lalu, bagaimana dengan kekuatan putriku?" tanya Raja berusaha mengganti topik "Sepertinya Tuan Putri memiliki kekuatan yang besar. Mungkin juga hal ini yang menyebabkan banyaknya halangan dan rintangan yang akan dihadapinya." Jawab pendeta.

"Bila begitu, apa putraku dapat membantunya?" tanya Ratu "Yang Mulia. Mereka memiliki ikatan khusus yang tidak akan pernah putus. Apapun kekurangan mereka, bila mereka bersama mereka tidak akan pernah kalah." Ucap sang pendeta dengan bangga.

"Meskipun begitu, aku masih cemas dengan besarnya kekuatan putriku." Ucap Raja "Jika Anda cemas, bagaimana bila Anda melakukan penyegelan terhadap kekuatan Putri?" tanya sang Perdana Menteri yang bernama Yunho,

"Lain kali bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Raja dengan tidak suka dan tegas "Maaf Yang Mulia, Saya sudah mengetuk pintunya.Tetapi sepertinya Anda tidak mendengarnya." Jawab James "Benarkah? Kalau begitu maafkan aku." Jawab Raja,

"Tetapi usul dari James bagus juga, Yang Mulia." Kata tuan pendeta "Tetapi dengan besarnya kekuatan Tuan Putri, kita harus menunggu hingga sang Pangeran bisa ikut menyegelnya juga." Usul James.

"Saya setuju, Yang Mulia. Lagi pula, kita juga dapat menunggu putri kita hingga besar. Saya tidak ingin bila kekuatannya disegel sekarang." Jawab Ratu "Baiklah kalau begitu, kita akan menunggu beberapa tahun lagi." Kata Raja dengan tegas.

"Oh, Yang Mulia. Siapa nama Tuan Putri?" tanya sang pendeta "Nama? Kami belum menentukan namanya. Sementara panggil dia Putri saja." Jawab Raja.

Picture's credit to it's owner

War of the Galaxy (B1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang