Empat

28 9 13
                                    

     Cuaca sore ini mulai bersahabat. Sangat mendukung anak-anak futsal SMA Tunas Nusa Selatan untuk latihan di lapangan futsal sekolah. Cheerleaders SMA Tunus pun menggelar latihan disana. Bergantian dengan latihan futsal.

Zaskia, ketua tim cheers yang sebelumnya duduk di kursi panjang, kini berdiri sambil memegang sebotol air mineral. Ia tersenyum melihat anak futsal sudah selesai latihan. Lebih tepatnya ia senyum saat memandangi Yusuf yang berjalan menuju ruang olahraga tempat anak futsal mengganti pakaian.

Dengan langkah cepat namun hati-hati, Zaskia menghampiri Yusuf.

"Nih, buat lo. Haus kan?" Zaskia menyodorkan botol air yang ia pegang kepada Yusuf.

Hilmy yang berjalan di samping Yusuf memutar bola matanya. Ada sinar kecemburuan disana.

Tangan Yusuf meraih botol air minum dari tangan Zaskia. "Thanks," ucap Yusuf kepada Zaskia. Setelah mengatakan itu, Yusuf memnyerahkan air tersebut kepada Hilmy dan segera beranjak pergi meninggalkan Zaskia dan Hilmy di pinggir lapangan.

Raut wajah Zaskia berubah seketika. Dahinya mengkerut. Bibirnya manyun.

"Terima kasih Zaskia yang baik hati," sahut Hilmy lembut dengan senyum manis di wajahnya.

Zaskia semakin kesal melihatnya. "Terserah elo!" Ia pergi dengan langkah asal-asalan dengan dua tangan yang dikepal seperti tinju.

"Bye," Hilmy semakin menjadi-jadi. Ia melambaikan tangan kepada Zaskia seakan-akan yang dilambai memperhatikannya. Kenyataannya, tidak diilirik sedikit pun.

-.-.-.-.-.

Angin malam bertiup lebih kencang dari biasanya. Suasana dingin dirasakan oleh Mifta yang duduk di teras rumah. Kerudung biru yang ia kenakan sedikit berayun. Namun, tidak menampakkan rambutnya sama sekali.

Mifta menikmati hembusan angin itu. Ia bernostalgia. Mengingat beberapa kenangan yang ia jaga agar tidak memudar.

"Neng, ngapain di luar sendirian?" suara lembut khas milik bi Ina menghentikan lamunan Mifta. Kemudian, bi Ina duduk di samping Mifta.

Mifta merebahkan kepalanya di pundak bibinya. "Mifta kangen mama, bi."

Tangan bi Ina mengusap puncak kepala Mifta dengan perlahan. "Bibi juga kangen sama adik ipar bibi itu, si Rani, mama kamu. Yang sabar yah sayang."

Mata Mifta fokus menatap langit malam yang bertabur ribuan bintang.

Waktu terus berjalan. Jam weker Mifta berbunyi, jarumnya menunjukkan pukul 5.00 pagi. Hari ini Mifta tidak ingin terlambat ke sekolah. Ia bergegas bangun dari tidurnya dan menunaikan ibadah. Setelah itu, ia melanjutkan rutinitasnya sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah tiba di sekolah, Mifta saling sapa dengan beberapa teman, kakak kelas, maupun adik kelas. Hanya keceriaan yang terlukis di wajahnya. Sampai ia bertemu dengan seseorang secara tidak sengaja, keceriaannya berubah menjadi kekesalan.

"Masih pagi gini, gue udah ketemu sama lo aja. Lo itu ada dimana-mana deh kayaknya," kata Mifta kepada Yusuf.

"Lu aja kali yang ikutin gue mulu," balas Yusuf santai.

"Mifta!" teriak Sandra dari jauh sambil berlari menghampiri Mifta. Lalu, Sandra menarik tangan Mifta sedikit menjauh dari Yusuf. Mifta tak menolak tarikan itu. Ia mengikuti langkah sahabatnya. Yusuf hanya mengernyitkan dahinya saat melihat dua perempuan itu berjalan.

Dengan cepat, Sandra mendekati telinga Mifta. "Itu Yusuf kan?" bisiknya.

"Ngapain bisik-bisik sih? Kita udah menjauh dari dia tadi," jawab Mifta.

Sandra terkekeh. "Iya sih. Dia itu pacar lo yah?"

"Enak aja, nggak lah."

"Gue pengen kenalan."

Mifta menghela nafas. "Lo udah tau nama dia siapa kan? Artinya udah kenal. Gue curiga deh lo suka sama dia."

"Gue tau dia, tapi dia nggak tau gue. Dan lo jangan salah paham, gue sukanya sama teman dia. Namanya Hilmy. Gue mau kenalan biar bisa gampang dekat sama si Hilmy." Jelas Sandra panjang lebar sambil terkekeh.

Dari balik punggung Mifta dan Sandra, ada Yusuf yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang. "Tenang aja, gue tau kok nama lo siapa. Sandra kan? Anak cheers?"

Mifta dan Sandra terdiam lalu saling bertatapan saat mendengar suara Yusuf di belakang mereka.

Tidak berselang lama, Sandra pun berdehem. "Iya, gue Sandra," ucapnya.

"Lo suka sama Hilmy yah? Kebetulan banget, sore ini gue sama Hilmy ada pertandingan di Gor Pusat. Kalau lo datang, gue bakalan kenalin lo sama dia," kata Yusuf yang membuat mata Mifta membelalak. Mifta mengingat kejadian kemarin saat ia menolak ajakan Yusuf untuk nonton pertandingan futsal.

Sedangkan Sandra hanya diam tidak berkata apa-apa. Ia fokus mendengarkan perkataan Yusuf.

"Tapi, lo jangan datang sendirian. Ajak teman lo yang cewek. Yang sebelah lo tuh, ajakin," sambung Yusuf sambil tersenyum lalu menaikkan alisnya di hadapan Mifta.

"Mm, Sandra kita ke kelas yuk. Sebentar lagi bel masuk bakal bunyi," ajak Mifta sambil memegang tangan Sandra.

Sandra menuruti langkah Mifta. Setelah tiba di depan kelas, mereka berdua berhenti.

"Ra, sebenarnya lo suka sama siapa sih? Hilmy atau Romeo anak ipa 3 yang pernah lo ceritain ke gue?" tanya Mifta pada Sandra.

Sandra memegang pundak Mifta dan tertawa. "Gue lupa ngasih tau lo, Romeo itu adalah Hilmy. Waktu itu gue sebut dia Romeo karena gue belum tau namanya siapa," Sandra tertawa lagi.

"Jadi..jadi..dia itu Romeo?" Mifta menepuk dahinya.

"Iya," jawab Sandra sambil terkekeh. "Lo temenin gue nonton futsal yah bentar sore, lagian kan bokap lu..mmbp..bep..ngg," Sandra tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena dengan cepat Mifta menutup mulut Sandra rapat-rapat. Tidak ingin kalah, Sandra pun menggigit tangan Mifta, berkat gigitan itu Mifta menjauhkan tangannya dari mulut Sandra.

"Sakit oi," sahut Mifta sambil meringis.

"Lo sih, ngapain coba lo nutup mulut gue?"

Mifta menghela nafas. "Gue bakal temenin lo nonton, tapi lo gak usah lanjutin omongan lo yang tadi."

"Yeeyy!" teriak Sandra sambil mengangkat kedua tangannya lalu memeluk Mifta dengan erat. Kemudian ia masuk ke dalam kelas dengan langkah yang sedikit cepat dan asal-asalan akibat bahagia.

Mifta pun ikut masuk ke dalam kelassetelah sebelumnya ia memutar bola matanya saat melihat tingkah Sandra.    

-.-.-.-.-.

Thanks for reading <3

August 2017-Nurfidhea Dd

The AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang