Tiga

51 20 25
                                    

     Di dalam kelas XI IPS 2 sedang berlangsung pelajaran Ekonomi.

"Anak-anak, kerjakan soal latihan yang ada di LKS bab 3. Sementara saya keluar beberapa menit," kata pak Hatta yang dijawab serentak oleh seluruh siswa di dalam kelas.

Reza menepuk pundak Yusuf dari belakang. Tapi tidak ada respon. Nampaknya Yusuf sedang fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak Hatta. Reza menepuk pundak Yusuf sekali lagi. "Oi, Suf."

Hanya suara deheman yang keluar dari mulut Yusuf. Reza mulai mendekati telinga Yusuf dan membuka mulutnya lebar-lebar.

"Woy!" teriak Reza yang membuat seluruh siswa berbalik ke arahnya. Tidak terkecuali Yusuf.

"Lo mau bikin gue budek?" sahut Yusuf sambil mengusap telinganya.

"Lagian lo, udah dipanggil dari tadi gak mau balik. Sama aja kayak missedcall."

"Yaudah, apa?"

"Gue nitip celana olahraga Hilmy ya, gue tadi pinjam celana dia. Gue udah taruh di tas lo pas jam istirahat. Entar lo latihan futsal kan sama dia?"

Yusuf mengingat-ingat tanggal hari ini. "Yoi, gue emang latihan futsal hari ini."

"Oke, gue nitip ya Bro."

"Sip." Yusuf melanjutkan tugasnya. Tiba-tiba ia berhenti menulis dan menepuk jidatnya. Ia langsung berlari keluar kelas tanpa sepatah kata pun. Reza yang melihatnya hanya menggaruk-garuk kepala.

Setelah tiba di depan wc, Yusuf melihat pintu wc terbuka dan tidak ada orang di dalamnya. Ia menengok ke kanan ke kiri. Juga menengok ke belakang untuk mencari Mifta.

"Ini gara-gara bel nih, gue jadi lupa cari celana olahraga buat Mifta," Yusuf menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa gue ke kelasnya aja yah? Entar gue dibilang modus lagi. Trus gue juga bisa telat ngerjain tugas di kelas." Kedua tangan Yusuf mencengkeram pinggang. "Tapi kalau gue gak kesana, nanti dibilang gak tanggung jawab." Yusuf menghela nafas.

Hati Yusuf memilih untuk mencari Mifta di dalam kelasnya. Hanya untuk memastikan bahwa Mifta sudah mendapat pertolongan.

Dari jendela kelas XI IPA 1, Yusuf bisa melihat Mifta sedang memperhatikan papan tulis. Dan kemudian Yusuf berbalik dan bersandar di tembok untuk bersembunyi dari jendela.

"Mifta? Kamu lihat apa?" ucap pak Adam mengangetkan Mifta.

"Ng..nggak pak. Nggak ada apa-apa," jawab Mifta. "Tadi itu Yusuf bukan sih?" ucapnya kali ini di dalam hati. Kemudian ia kembali fokus memperhatikan pak Adam menjelaskan di papan tulis.

Sandra yang duduk di bangku sebelah kiri Mifta merasa ada yang aneh dengan Mifta hari ini. Mulai dari Mifta datang terlambat, rok robek, dan tidak fokus saat belajar.

Yusuf berlari menuju kelasnya setelah sebelumnya ia mengusap-usap dadanya karena lega.

Setelah ia sampai di kelas, ia tidak melihat pak Hatta di meja guru kemudian langsung berjalan menuju bangkunya,

"Yusuf!" suara itu berasal dari pintu kelas. Yusuf menghentikan langkahnya sebelum sampai di tempat duduknya. Kemudian ia berbalik dan mendapati pak Hatta sedang berdiri di depan pintu.

"Eh bapak," Yusuf menggaruk kepalanya sambil cengengesan.

"Habis darimana kamu?" tanya pak Hatta kepada Yusuf. Siswa lain yang berada di dalam kelas memperhatikan Yusuf yang salah tingkah di depan pak Hatta.

The AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang