Chapter 16-END

697 86 18
                                    

"Kau semakin bodoh."
.
.
.

  Hujan yang tak kunjung reda ini membuat Hyerin membuang nafas kesalnya, ia sudah cukup lama berteduh di halaman toko kecil ini. Kakinya pegal akibat berdiri ditambah tubuhnya pegal akibat bekerja seharian.

  Manik jernihnya menjelajahi sudut jalan yang sudah basah, ia benar-benar bosan. Tanpa ia sadari benda pipih berwarna putih sudah ia genggam, selayaknya gadis lain, bermain ponsel adalah cara untuk mengusir kebosanan.

  Ponsel sudah ia mainkan, menjelajahi aplikasi galerinya—melihat sekilas foto yang tersimpan disana.
Ia berhenti menggerakkan jarinya saat gambar dirinya dengan jaket maroon-nya tengah tersenyum lebar dan satu tenda menjadi background dari fotonya.

Ia ingat Jihyun—sahabatnya—yang mengambil foto itu saat perkemahan beberapa bulan lalu.

Ah perkemahan.

Satu persatu memori memaksa melewati celah ingatannya, dan nyaris sebagian besar dari ingatan itu merujuk pada satu pria.

Cho Kyuhyun.

Ibu jarinya bergerak liar membuka kontak, lalu matanya dengan jeli mencari nama seorang itu dengan ibu jari yang terus saja menari keatas dan bawah.
Ibu jarinya berhenti bergerak saat rentetan huruf dan angka itu meenuhi pandangannya. 

  Ia berhenti di nama itu. Apa dia akan menghubungi Kyuhyun—untuk kesekian kali—kemudian berujung dengan mendapat jawaban dari operator yang menyatakan nomornya tak tersambung atau bahkan tak aktif. Tapi entah kenapa, jari telunjuknya menekan tombol hijau dan mendekatkan benda pipih itu ke telinga.

Tiga detik setelahnya, mata Hyerin membulat sempurna. Jantungnya bergerak tak beraturan. Bahkan, tangan kirinya ikut bergabung dengan tangan kanannya untuk menggenggam ponsel. Nada terhubung ini, nada yang menandakan ponsel yang ia hubungi tengah aktif.

Oh, apa yang terjadi padamu Shin Hyerin? Dia benar-benar tak berkedip menunggu kelanjutan nada ini yang akan berganti menjadi suara yang amat dirindukannya.

" Hei! Merindukanku, Nona? "

Saat itu juga Hyerin menahan nafas, suaranya tercekat di tenggorokan. Kemana perginya suaranya? Demi Tuhan! Ia sangat mendambakan mendengar suara ini.

" Bernafas, Shin Hyerin. Kenapa harus menahan nafasmu? "

Suara ini. Hyerin ingin berteriak saat itu juga, suara ini dengan nada sejahil ini. Suara pria yang mampu menjungkir-balikan hatinya, memporak porandakan ketenangan hidupnya. Cho Kyuhyun.

Akhirnya Hyerin bisa menarik nafasnya. Merangkai kata untuk memulai berbicara dengan orang ini.

"Sial! Kemana saja kau? Berapa bulan ini aku menghubungimu, dan ternyata ponselmu tak aktif? Apa kau gila? Kukira kau menghilang kemana! Astaga! Kau keterlaluan!"
Ungkapan yang sudah ia tahan lebih dari lima bulan. Hyerin bernafas kasar setelah mengeluarkan isi hatinya atau lebih tepatnya kekhawatiran yang ia pendam selama ini.

Kekehan kecil terdengar di telinga Hyerin. Suara kekehan yang menggambarkan kebahagiaan seorang Kyuhyun dapat dengan dengan mudah Hyerin tangkap. Kekehan riang itu otomatis menaikkan kedua sudut bibir Hyerin.

" Kau semakin berisik! Ah—apa kau berganti model rambut? Rambutmu tampak lebih pendek. "

"Ya. Aku memotongnya sedikit. Apa terlihat—Eh? Kau tau? Bagaimana bisa?" Bulatan sempurna kembali ia tunjukkan dengan kedua matanya. Kenapa Cho Kyuhyun bisa mengetahuinya?
Ia yakin, telepon hanya bisa menghubungkan suara. Lalu, bagaimana Kyuhyun bisa mengetahui rambut barunya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dangerous Twins [Private]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang