[ONE]

2.2K 194 20
                                    

ENJOY
🍁🍁🍁


Cantika Roseanne Hapsari atau yang kerap di sapa Rose memoleskan lipbalm ke bibirnya, menyamarkan warna asli bibirnya yang agak pucat. Meja rias yang terletak di dekat jendela kamarnya itu membuatnya dengan mudah melihat ke luar. Motor sport berwarna merah mengkilap baru saja memasuki pekarangan rumahnya.

Rose berdiri dan sedikit merapikan seragam sekolahnya, kemudian menatap pantulan dirinya di cermin dan tersenyum manis.

🍁🍁🍁

Julian Nedhial Abraham atau yang biasa di panggil June itu mematikan mesin motornya saat ia tiba di halaman sebuah rumah yang sangat besar. Rumah kekasihnya, Rose. June merogoh saku celana sekolahnya untuk mengambil ponsel dan mengecek pesan line yang baru masuk.

Lalisa
Aku udah di sekolah syg

Hm iya
Aku lagi jemput rose

Jemput akunya kapan:(

Hehe nanti ya
Sabar
Aku sayang kamu


"Jun?"

June tersentak saat mendengar suara Rose memanggilnya. Ia buru-buru memasukkan ponselnya ke tempat semula lalu melepas helmnya.

"Eh, udah siap? Yuk, berangkat." ajak June kikuk. Detakan jantungnya masih berdegup kencang membuatnya gugup.

"Hm, iya udah. Ayuk." kata Rose sambil tersenyum manis.

June memasangkan helm ke kepala Rose kemudian memakai helmnya.

"Pegangan." ujar June sambil menarik tangan Rose untuk melingkari pinggangnya sebelum motor sport itu melaju membelah jalanan.

🍁🍁🍁

Seorang gadis berperawakan manis dan mungil berjalan kepayahan menyejajarkan langkahnya dengan seorang pria jangkung di depannya. Rambut pirang bergelombangnya menari kesana-kemari mengiringi langkah cepatnya.

"Sehun ya ampun! Pelan dikit kek, ketinggalan nih gue." pekik Seulgi, gadis tersebut. Pria di depannya memelankan langkahnya sambil menoleh ke belakang.

"Kita udah telat, yang lain udah duluan menghadap kepala sekolah." kata Sehun, si pria jangkung, dengan kalemnya.

"Lo sih, motor butut lo itu bikin kita telat. Lagian heran ya, di garasi rumah lo tuh ada BMW, Hun. Ngapain naik motor vespa coba?" kesal Seulgi saat langkah mereka sudah sejajar.

"Buru deh, gak usah ngomel." ujar Sehun datar.

Hari ini adalah hari pertama mereka magang di salah satu SMA ternama. Karena jurusan mereka sama, Sehun dan Seulgi menjadi satu tim. Namun karena adanya masalah dengan motor vespa milik Sehun, mereka akhirnya harus terlambat ke sekolah ini.

Sehun mengetuk pelan pintu kokoh yang di atasnya tertulis Ruang Kepala Sekolah itu. Tak lama kemudian suara berat yang berasal dari dalam ruangan mempersilahkan mereka masuk.

"Permisi, Pak. Selamat pagi." kata  sopan sambil sedikit membungkuk hormat, begitu juga dengan Seulgi.

Sang Kepsek berkepala botak itu tersenyum maklum.

"Silahkan duduk dulu." ujar Kepsek. Sehun dan Seulgi pun hanya patuh.

"Bisa perkenalkan diri kalian?" tanya Kepsek.

"Tentu, Pak. Nama saya Sehun, saya mahasiswa jurusan Biologi. Dan ini rekan saya dari fakultas yang sama, Seulgi." ujar Sehun. Seulgi tersenyum tipis dan mengucapkan salam pada Sang Kepsek.

"Oh kalau begitu kalian bisa langsung memulai magang sekarang juga. Kebetulan di kelas XI IPA 2 sedang berlangsung praktik biologi dan baru saja guru mata pelajarannya menghubungi saya bahwa beliau tidak dapat hadir. Kalian bisa tolong handle kelas itu?" tanya Kepsek. Sehun dan Seulgi mengangguk paham.

"Siap, Pak."

Kedua rekan itu pun keluar dari ruang Kepala Sekolah dan berjalan berdampingan menuju laboraturium biologi.

"Hun, menurut lo kayak apa ya murid-murid SMA disini?" tanya Seulgi memulai percakapan.

"Kayak anak SMA." jawab Sehun singkat. Seulgi merengut sambil mendongak menatap Sehun. Ia harus rela menahan pegal di lehernya akibat mendongak berlebihan saat menatap Sehun.

"Datar amat lo Hun, kayak papan catur." cibir Seulgi. Sehun hanya diam tak menanggapi.

"Lo tinggi banget ya, Hun." ujar Seulgi lagi setelah terdiam cukup lama.

"Seul, mending pikirin aja gimana caranya ngatasi kelakuan anak SMA daripada ngomongin hal gak penting." tegur Sehun membuat Seulgi mengatupkan mulutnya. Langkahnya memelan, membiarkan Sehun berjalan selangkah di depannya.

Seulgi menatap punggung tegap Sehun sambil tersenyum miris.

"Gue mau lo sadar kalo gue suka sama lo, Hun."

🍁🍁🍁


Ruangan itu tak ubahnya seperti pasar malam. Keributan terjadi disana-sini. Setiap kelompok anak saling bercengkerama satu sama lain, mengabaikan suara menyakitkan telinga yang mereka ciptakan. Tapi jika di perhatikan, ada satu anak yang hanya diam duduk di tempatnya sambil memandangi kotak berisi kodok di hadapannya. Dia adalah Roseanne.

"Ros? Lo sakit?" seorang gadis dengan poni yang di cepol dua menghampirinya.

"Eh, Jennie. Enggak kok, gue gak papa." ucapnya sambil tersenyum manis. Jennie, si gadis cepol, mendudukkan dirinya di samping Rose.

"Ini Pak Azis kemana ya? Telat lima belas menit gini gak kayak biasanya." keluh Jennie.

"Iya, tumben banget." sahut Rose. Jennie menatap Rose yang memainkan kukunya di atas meja. Jennie merasa Rose tahu apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya, June, dan juga sahabatnya, Lalisa.

"Ehm, Ros, lo kayak nyimpen sesuatu deh. Lo serius gak papa?" tanya Jennie hati-hati. Rose menatapnya sambil tersenyum miring.

"Gue-"

"BOBBY KURANG AJAR LO YA! AAAAA!!!"

Ucapan Rose terhenti karena teriakan teman sekelasnya yang bernama Jisoo. Rose dan Jennie menoleh kaget dan melihat teman-teman sekelasnya berlarian ke ujung ruangan. Ternyata Bobby yang sedari tadi mengganggu Jisoo tak sengaja menjatuhkan kotak berisi kodok milik Jisoo. Alhasil kodok itu melompat dari meja ke meja hingga akhirnya mendarat di atas kepala Jennie.

Jennie dan Rose saling tatap dengan mata melotot.

"AAAAAAAAAA!!!!"

Jennie langsung berdiri sambil menghentakkan kepalanya kuat-kuat agar kodok tersebut pergi dari kepalanya. Sementara Rose berlari kelabakan menuju pintu masuk laboraturium.

Di saat bersamaan, Sehun yang baru saja membuka pintu tersebut langsung terkejut karena Rose menubruk tubuhnya. Sehun dengan sigap menangkap tubuh kurus Rose agar tidak jatuh ke lantai.

Untuk sesaat keduanya beradu tatap, saling mengagumi keindahan paras masing-masing.

"Lo siapa berani meluk-meluk cewek gue?"

Sebelum sebuah suara membuat Sehun melepaskan Rose dari kukungannya.

🍁🍁🍁
To Be Continued
🍁🍁🍁


Ini gue desikasiin buat lo ya junrosevoice wkwkwk
Semoga sesuai ekspektasi lo
Tapi kalo engga ya nikmatin aja jerih payah gue, hasil keringat gue /halahh
Pokoknya gitu bhay!!

[RosJunLis] SELINGKUH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang