Zara
Duduk di ruang tamu menonton tv sambil memakan sereal yang ada dipangkuannya. Sekarang masih libur musim panas di Inggris, oleh karena itu pagi ini dia memilih bersantai. Dibanding berpesta atau pergi ke pantai menghitamkan kulit seperti kebanyakan remaja lainnya, Zara lebih suka menghabiskan waktu dirumah, seperti—membaca, mendengar music, kadang hanya online dan membaca berita dari social media.
Zara suka menonton berita, dia senang mengamati perkembangan atau konflik-konflik yang sedang terjadi di Eropa atau bahkan dunia. Tidak dia tidak cerdas ataupun pintar. Hanya saja dia memang suka, dan senang menonton berita tidak bisa disamakan dengan orang-orang cerdas yang ada diluar sana. Ia memasukkan satu sendok sereal ke mulutnya, kemudian dia kunyah sambil mengamati berita yg ada.
"What a boring life." Gerutunya pada berita pagi ini.
"Kamu ngga ada niat keluar rumah?" Tanya Ayah yang kemudian mengambil posisi duduk disampingnya dan kemudian mengganti channel tv ke berita sepak bola. Seperti yang kalian tahu, Inggris juga terkenal dengan sepak bolanya.
"Oh—dad. Why you change it?'
"You said that you're bored. So why"
Zara menarik napas panjang. Iyasih memang dia bosan. Tapi terlalu malas untuk merubah posisi, dia juga teringat bahwa dia memiliki janji dengan murid baru dari sekolahhnya. Namanya Helena—murid pindahan asal Indonesia, anaknya cukup bawel dan ceria, sejak pertama bertemu Helena, dia bisa mengenali bahwa Zara juga orang Indonesia. Bukan—maksudnya, memiliki darah Indonesia, dikarenakan Zara juga sudah lupa seperti apa rasanya Indonesia itu.
Helena awalnya meminta Zara menemaninya ke Liverpool untuk berkujnung ke Albert Dock dimana disana terdapat The Beatles Museum. Helena mengaku dia fans berat The Beatles, dan memang jika kalian mengaku fans The Beatles pasti tidak akan melewatkan tempat satu ini di Inggris. Tapi sungguh, Zara terlalu malas untuk ke Liverpool karena jarak antara Wimbledon ke Liverpool cukup jauh dan Zara rasanya hanya ingin bermalas-malasan, jika bukan karena janji yang harus ditepati—dia memilih untuk tidur dirumah, atau minum teh sambil memandangi langit sebagaimana orang British biasa lakukan.
"Uhm Dad. I met a new friends." Ucap Zara membuka obrolan dengan ayahnya.
"Who?" Jawab Ayah yang tidak menengok sama sekali dan fokus ke layar tv.
"Her name is Helena, and she came from Indonesia."
Ayah yang tadi terlihat tidak tertarik, langsung menatap Zara dan mengernyitkan dahi setelah mendengar kata Indonesia. "Indonesia?" Ucap ayah menegaskan.
Zara menagguk.
"Sekelas denganmu?"
"Iya ayah." Zara terlihat berpikir sebentar kemudian melanjutkan ucapannya.
"Sebenarnya ada kejadian yang cukup lucu." Ucap Zara lagi terlihat ingin tertawa ketika membayangkan kejadiannya.
"Apa?"
"Entahlah, saat kemarin dia datang ke kelas dia terlihat gugup dan pemalu. Namun ternyata dia tidak begitu, dia sangat ceria dan banyak bicara. Dia menghampiriku duluan dan memberiku roti sebagai tanda pertemanan, katanya wajahku seperti orang Indonesia maka itu dia ingin berteman denganku."
"Ya memang kamu asli Indonesia. Lalu apa hal yang lucu?" Tanya Ayah, mengernyitkan dahi.
"Ayah tau ga? Aku bohongin dia, aku bilang aku orang Jepang dan dia syok. Wajahnya lucu banget." Ucap Zara diikuti tawa yang terbahak-bahak.
"Gadis nakal." Ayah menyentil jidat Zara pelan.
"Ayah....aku ingin ke indonesia."
Ayah diam kemudian menelan ludah. "Kenapa tiba-tiba?"

KAMU SEDANG MEMBACA
From London To Jakarta
РазноеCerita ini berkisah tentang seorang anak yang ingin mengungkap masa lalu ibunya. Keinginan kuat membawanya berkelana dari London hingga Jakarta. Perjalanan yang akan mengungkap semua kebelengguan hati mengenai masa lalu yang sempat menghilang. Serta...