Aku pernah satu kali memasuki permainan rumah hantu. Hanya satu kali. Dan aku tak akan pernah lagi memasuki permainan adu nyali itu.
Bukan, bukan karena aku gadis yang penakut, atau mudah paranoid dan sebagainya. Tapi karena pengalaman pertama memasuki permainan itu, membuatku dihantui perasaan ngeri yang mendalam hingga saat ini.
Begini ceritanya, saat itu aku dan ketujuh teman sekolahku hendak merayakan Halloween, lalu kami memutuskan untuk pergi bersama ke pasar malam kota.
Aku memakai pakaian sangat simpel, rok hitam diatas lutut, baju merah polos longgar dan bando telingga Minnie mouse. Riasan ku sedikit di pertebal untuk kesan horror yang imut, hehe.
Sedangkan Hellen memakai kostum seperti vampire, Ery sebagai suster, Nicki seperti Annabelle, Diana seperti mermaid, dan Anna seperti Harley Quenn. Ada satu lagi bernama Rebecca yang berias sangat lah cantik, dan horror bersamaan. Becca memakai dress perak diatas lutut, mengekspos bagian bahu dan punggungnya. Rambut blonde panjangnya dibiarkan tergerai hingga pinggang. Melihat riasan dan bajunya, aku menyimpulkan dia adalah Rebecca in Wonderland. Haha, sangat cantik dan menawan seperti di film Alice in wonderland.
Kami berjalan mengelilingi pasar malam dan belum juga menemukan wahana atau permainan yang menarik. Hingga,
"Girls, kuyakin ini akan menarik" celetuk Becca tanpa mengalihkan pandangannya dari suatu permain di depan sana.
"Oh, Becca. Kubenci melihat senyum licik mu itu, apa yang kau maksud sebenarnya?" Hellen menimpali disebelahku.
Rebecca menunjuk, "lihat itu! Aku menantang kalian memasuki permainan rumah hantu itu" semua memandang objek yang ditunjuk Becca.
"What? Are you serious Becc?" Nada bicara sebisa mungkin terdengar biasa.
"Yups, why? Tell me you didn't ?!" Lihatlah senyum licik dan wajah arogannya, cantik seketika lenyap.
"I just,, i dont think so. Kau lihatlah, disana terlihat tak ada pengunjung. Kupikir itu sedikit,, mm, aneh" ku melanjutkan.
"Ohh, come on Luccy! Girls! Kalian sok imut sekali! Berapa umur kalian huh? Apa kalian masih mengompol jika melihat hantu jadi-jadian? "
Dan selanjutnya yang terdengar hanya celotehan arrogan dari mulut si putri. Akhirnya kami berfikir, toh hanya 15 menit dan tidak akan menguras banyak tenaga. Kami pun membayar tiket masuk dan menunggu sebentar.
Sementara itu, dari tadi aku risih ditatap terus nenerus oleh si wanita penjaga, ia memandangi tubuhku dengan lebih intens dan tersenyum mengerikan, semakin lama semakin mengerikan.
Aku hampir saja berlari dari tempatku berdiri saat ia datang menghampiriku. Ia menyapaku dan berusaha menawarkan sesuatu.
"Malam nona, saya pemilik wahana rumah hantu ini. Khusus malam Halloween ini kami mengadakan event, yakni setiap pengunjung didalam satu rombongan bisa berperan sebagai salah satu peraga kami didalam nanti, apakah anda bersedia menjadi peraga kami yang beruntung nona?"
Ia tersenyum ramah padaku! GOSH!! Jelas jelas tadi aku melihat seringaiannya. Apa maksudnya ini?! Dan kenapa ia hanya berbicara padaku? Kenapa keenam temanku lainnya tidak ditanyai juga?!
"Maaf, tapi saya ingin masuk saja. Saya rasa lebih menyenangkan bila masuk saja"
"Oh, tentu sangat menyenangkan, tapi lebih mendebarkan jika merasakan bagaimana rasanya sebagai peraga yang menakut-nakuti teman teman mu"
Aku terpaku, teman-teman juga menatapku menunggu tanggapan. Mengapa dari kalian tidak ada yang menyadari keresahanku!
"Kami akan memberi goods official dari wahana kami setelahnya. Ayolah, " dia belum menyerah juga rupanya, dan tentu aku menolak lagi, tapi ia begitu memaksa sampai sampai hampir menjangkauku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handmade CREPPYPASTA
TerrorJangan remehkan judul bukunya. 1000% ORIGINAL karya saya. No copas apalagi republish! Sertakan cr dan tag jika share. 16 August 2017 -Shonata-