WARNING 18++ , EXPLICIT SCENES & SOME (MAYBE) DISGUSTING SCENES AHEAD! LMAO. XD
Jakarta, Desember 1997
Bintang POV
Sejak pertemuan di toko elektronik Plaza Glodok dengan Yongsun eonni, aku jadi sering mengunjungi tempat itu. Hanya untuk mengetahui bagaimana hari-harinya. Aku mengatakan bahwa aku bekerja di dekat situ, jadi sering berkunjung ke situ untuk sekedar lihat-lihat atau makan di kantinnya.
Karena kesengajaanku untuk berjalan-jalan dekat tokonya itulah, lama-lama kami saling mengenal dan dekat. Aku sering mengajaknya untuk makan siang bersama. Kami banyak mengobrol tentang diri kami masing-masing.
Namanya sekarang bukan lagi Yongsun atau Xixi. Namanya sekarang Mentari. Ia masih mahasiswa berumur 19 tahun. Anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya laki-laki bernama Surya. Terlahir dari keturunan Tionghoa, keluarga pedagang yang cukup berkecukupan. Dan ketika aku pertama kali menemuinya, dia sedang membantu di toko elektronik milik kakeknya.
Rumahnya berada di kawasan Jakarta Timur, namun toko milik kakeknya berada di Jakarta Barat. dekat dengan kediaman kakeknya. Sehari-hari ia lebih banyak tinggal di rumah kakeknya karena selain tempatnya kuliah lebih dekat, dan juga akhir pekan toko kakeknya lebih banyak didatangi pelanggan, maka ia membantu disana.
Beberapa kali aku sempat berbincang-bincang dengan kakeknya, walaupun usianya sudah lanjut, namun jiwanya masih sangat bersemangat. Istrinya sudah lama meninggal, tapi dia memutuskan untuk tidak menikah lagi, walaupun anak-anaknya memperbolehkan. Jadi ia kini hanya tinggal sendiri bila Mentari tidak menginap di rumahnya.
Setelah melakukan pendekatan selama kurang lebih satu tahun, akhirnya ia menerima juga permintaanku untuk menjadikannya kekasihku. Walaupun itu tidak mudah, karena ia selalu mengatakan dirinya straight, namun akhirnya cinta, kenyamanan dan sayang mengalahkan segalanya.
Tiga bulan setelah kami berpacaran. Dirinya yang sangat dewasa dan pengertian, membuatku akhirnya membuka jati diriku yang sebenarnya. Menjelaskan kisahku mengenai Yongsun eonni. Xixi. Dan semua kejadian kelam yang kualami. Termasuk syarat yang dikemukakan Ki Agung.
Awalnya ia tak percaya, aku lalu memperlihatkan semuanya. Dari semua album, memori dan juga dokumen-dokumen yang kupakai untuk menyembunyikan identitasku. Dan suatu kali aku juga memperlihatkan sisi lemahku ketika belum mengkonsumsi darah bulanan seorang perawan. Aku memperlihatkan bagaimana tubuhku makin pucat, keriput dan melemah. Dia dengan segala keberaniannya mau membantuku memeras pembalut yang memang sudah kusiapkan untuk ku konsumsi kedalam gelas besar khususku. Dia melihatku berubah menjadi lebih baik dan kulitku menjadi muda kembali. Dia benar-benar heran, namun mau tak mau mengakui bahwa semua yang kukatakan benar adanya.
Aku pikir dengan mengetahui semua itu, ia akan meninggalkanku karena jijik. Namun dia malah mengatakan kepadaku sambil tersenyum manis dan menatapku tulus penuh cinta : "Kau begitu mencintaiku, Bintang. Setiapku berreinkarnasi, kau selalu menungguku. Kau mengambil syarat itu juga agar bisa bersamaku, menjagaku. Jadi bagaimana mungkin aku melepaskan seseorang yang mencintaiku sebegitu besarnya?"
Dengan perkataannya, segala keraguan dan ketakutanku pun luntur seketika.
Hari ini aku mengajaknya ke villa milik Yiyun di puncak. Aku ingin mengajaknya refreshing dari kesibukan kami berdua selama di Jakarta. Waktu yang menjelang Natal, membuat kami lepas dari kesibukan kantorku dan kuliahnya.
YOU ARE READING
Beyond Love
Fanfiction"Love has no limitations. It cannot be measured. It has no boundaries. Although many have tried, love is indefinable." ― Steve Maraboli, Life, the Truth, and Being Free