Aku benci malam jumat. You know why? Karena Papa dan Mama ku selalu pergi entah kemana tanpa aku. Lebih menyebalkan lagi karena malam ini aku dapat tugas baru dari Mama.
"Ethan sayang, jagain si Lizzy buat Mama ya malam ini? Baik-baik sama dia, awas kalau sampai dia minta pulang ke Bandung gara-gara ulah kamu." Pesan Mama sebelum pergi, lebih tepatnya mengancamku. Aku hanya mengganggukan kepala tanpa ekspresi.
Aku segera melempar badanku ke tempat tidur sesampainya di kamar. Kulihat Lizzy tidak ada di kamar. Kemana perginya cewek merepotkan itu. Dengan setengah hati aku turun dari tempat tidur dan mencarinya. Tidak kutemukan dia dimanapun. Sampai akhirnya kudengar suara seseorang di taman belakang. Dia sedang duduk menikmati langit malam.
"Hoi, masuk udah malam. " Seru ku. Dia menoleh dan memasang muka masam.
"Terserah gue, urusi urusan lo sendiri." Balasnya.
Aku menyesal sudah mengkhawatirkan dia, tahu akan seperti ini. Aku tidak sudi mencari dia.
"OK. Selamat malam, kalau bosen panggil aja mbak kunti. Siapa tahu dia free malam ini." Ucapku asal sebelum berlalu meninggalkan dia.
Selang beberapa saat kudengar langkahnya yang terburu-buru mengejarku. Hampir saja dia menubrukku.
"Iseng banget sih, " gerutunya. Nafasnya masih belum stabil. Dia benar-benar ketakutan.
Bukannya simpati justru tawaku meledak. Membuat dia semakin jengkel, satu pukulan di lengan aku dapatkan sebagai gantinya.
Lizzy seolah tidak merasa bersalah Sedikit pun. Dengan santainya dia berjalan dan duduk di ruang keluarga.
Aku mengambil alih remot TV yang ada ditangannya.
"Siniin remotenya!" Pintanya.
"Minta maaf dulu baru gue kasih balik. Lagian lo tuh disini numpang, nggak usah sok gini deh. " Ucapku ketus. Lizzy menatapku sepintas setelah itu pergi dan masuk ke dalam kamar. Aku mengikuti dibelakangnya. Sesampainya dikamar , dia segera merapikan semua barangnya.
"Mau kemana lo?" selidikkku.
Lizzy hanya diam dan sibuk dengan barang - barangnya.
"Hoi budek, mau kemana lo? Jawab kek jangan diam aja. "
"Ke kamar bibi di dekat dapur, eneg gue sekamar sama lo. Oh ya, mulai sekarang berhenti ngobrol sama orang budek. Percuma bro, dia juga nggak denger lo tuh ngomong apa. So, don't disturb me!" Lizzy menekan kalimat terakhirnya. Dia benar-benar marah, kalau sampai dia pindah ke kamar bibi aku bisa kena amukan Mama. Lizzy benar-benar petaka buatku.
💙 💙 💙
Sumpah demi Justin Bieber balikan sama Selena. Aku menyesal sudah menerima tawaran Papa untuk pindah ke Jakarta. Mungkin pelosok desa lebih menyenangkan dibandingkan sekamar dengan makhluk abstrak seperti Ethan atau lebih cocok di sebut SETAN.
Aku sudah selesai mengepak semua barangku. Namun, si Ethan lagi-lagi berulah. Dia berdiri di tengah pintu.
"Mau lo apa sih? " tanyaku emosi.
Ethan diam. Dipandanginya langit-langit kamar seolah tidak mendengarkan aku.
"Tepi! Gue mau lewat. Excuse me,"
Ethan masih saja diam. Kini dia sibuk dengan ponselnya.
"Iya Ma, semua baik-baik saja. Dia sedang ngobrol sama Ethan. Kita cepet akrab kok, kan seumuran . Bye Mama. "
Ethan menghembuskan nafas setelah sambungan telepon terputus.
"OK. Gue minta maaf, silahkan kembali ke tempat lo. Lo tahu kan, kalau kita sampai ribut. Orang tua kita bakal kirim kita ke planet lain," ujarnya. Aku berpikir sejenak sebelum menuruti apa maunya. Akhirnya aku putar balik dan meletakkan semua barangku kembali ke dalam lemari. Enggan rasanya harus tidur sekamar dengan Ethan. Beruntung sekali kamar dia bisa ditempati dua buah kasur. Kalau tidak, aku tidak bisa membayangkan harus bersebelahan tidur dengan dia.
💙 💙 💙
Kira-kira begini gambarannya. 😁😁😁Jangan mikir aneh-aneh ya sekamar berdua.
*Tatan&Zy*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silly Roommate
ChickLitEthan dan Lizzy dipertemukan dalam satu kamar. Banyak hal terjadi di setiap malam jumat, hari dimana mereka ditinggalkan berdua dirumah. Dari romance, sedih, bahagia, hingga horor. Akankah Cinta tumbuh diantara mereka seiring berjalannya waktu atau...