Goosebumps

67 4 4
                                    

Aku terkejut saat bangun mendapati makhluk setan itu sedang menatapku tajam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoi! Ngapain lo natap gue segitunya, jangan bilang kalau lo naksir gue!" Seruku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoi! Ngapain lo natap gue segitunya, jangan bilang kalau lo naksir gue!" Seruku.

Ethan tidak bereaksi, dia diam mematung tanpa ekspresi. Tumben si setan kalem amat. Batinku.

Akupun turun dari tempat tidur menuju ke kamar mandi yang berada tepat di samping Ethan berdiri saat ini. Dia masih saja diam, bahkan saat aku melewatinya. Aku merasa ada yang aneh dengan dia malam ini. Tiba-tiba saja bulu romaku berdiri saat melewatinya. Jantungku hampir saja copot saat lampu tiba-tiba padam tepat disaat aku masuk ke dalam kamar mandi. Aku gelagapan mencari pegangan. Aku segera keluar dari kamar mandi, berteriak memanggil Ethan. Namun, dia tidak menghiraukan aku. Bahkan saat aku meraba tempat dimana dia berdiri tadi, si makhluk setan itu sudah tidak ada. Aku berusaha mencari ponselku yang akan aku gunakan sebagai penerangan. Aura kamar ini terasa berbeda, bulu romaku masih saja berdiri. Akhirnya kutemukan ponselku, saat ku nyalakan baru aku sadari bahwa malam ini adalah malam jumat. Tanpa pikir panjang, aku berlari keluar berteriak memanggil nama Ethan.

***
Aku baru saja melangkahkan kakiku masuk kedalam gerbang utama saat kudengar si Lizzy meneriakkan namaku. Huft! Pasti sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Malas sekali rasanya masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengannya. Aku lanjutkan perjalanan, suara Lizzy sudah menghilang. Suasana di sekitar rumahku tiba-tiba saja menjadi sangat menyeramkan, hening seketika. Aku mengusap tengkukku, hawa terasa dingin atau hanya perasaanku saja. Padahal tidak ada angin, bahkan aku merasa kepanasan. Aku berusaha setenang mungkin, ku edarkan pandanganku ke taman samping rumah. Kulihat si crazy duduk manis disana dengan dress warna putih. Melihat dia setenang itu, sifat jahilku kumat. Aku mengendap-endap berjalan ke tempat Lizzy duduk sekarang. Aku sudah hampir sampai tapi semua rencanaku gagal saat ponselku berdering. Kulihat satu panggilan telepon dari Mama.

"Ya, Ma."

"Mama sama Papa pulang telat, ingat jangan nakal!" pesan Mama diseberang sana.

"Tapi, Ma...."

Tuttt tuttt tuttt

Telepon terputus begitu saja. Aku memasukkan kembali ponselku kemudian  fokus ke Lizzy. Tapi, ada yang aneh. Lizzy sudah tidak disana. Aku tidak ambil pusing, kulanjutkan langkahku masuk ke dalam rumah. Baru saja aku membuka pintu, seseorang menabrakku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena lampu di rumah tidak menyala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Silly Roommate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang