Lembar sepuluh
-*-
I started a joke
Which started the whole world crying
But I didn't see
That the joke was on me, oh no.Ada tiga jenis orang di dunia ini ketika dihadapkan dengan masalah, 1) Mereka yang selalu happy di segala situasi; 2) mereka yang selalu worry di segala situasi; 3)Mereka yang menjalaninya dengan biasa saja.
Sedangkan Brian dan Key saat ini sedang berusaha untuk menjadi ketiganya.
-*-
Aku berusaha mengabaikan cewek berjilbab yang duduk di sebelah Braga. "Ini kamu yang buat?" tanyaku pada Braga sambil menunjuk kue dengan cream putih yang membalut seluruh bagiannya.
Braga mengangguk antusias. "Dengan dibantu Azkia sedikit sih." Dan benar dugaanku. Tenang, mereka hanya membuat kue dengan bersama, pasti tak ada colet-coletan tepung waktu pembuatannya, juga pasti nggak ada ketawa-ketawa akrab antara mereka, dan pastinya tak akan pernah ada rasa suka antara keduanya. I wish that's just my prejudice.
Sekarang kembali pada kue ini. Well, semoga rasanya tidak seburuk penampilannya. Yang benar saja, aku tadi bingung yang diletakkan Braga di depanku ini adalah kue atau batu karang putih dari samudera Hindia. Dengan bolong-bolong tak jelas, dan dengan lilin yang sudah dihidupkan dari tadi sampai-sampai mencair dan mengenai hampir setengah bagian atas kue.
"Kamu nggak suka?" tanya Braga yang duduk disebelahku.
"Ha?" aku menengok sebentar pada Braga, lalu kembali menatap kue itu. "Suka kok, keliatannya aja bagus gitu. Makasih ya, udah mau repot-repot gini."
"Nggak repot kok, kan hari ini ulang tahun kamu, jadi gue harus buat yang spesial buat kamu."
Aku tersenyum sambil menurunkan alisku.
"Kapan ini mulainya?" tanya Kristina yang sudah tak sabaran.
"Kita mulai sekarang aja gimana?" sambung Sisy. "Ya udah, ayo kita nyanyi. Satu, dua, tiga..."
Dan lagu happy birthday yang selalu kudengar setiap tahun itu mulai mereka nyanyikan. Aku tersenyum-senyum saat mendengar nada-nada false yang mereka buat, apa lagi Kristina sekarang sedang merasa dirinya biduan dengan menjadikan pisau kue itu sebagai microphone.
Jadi, pagi tadi saat aku bangun, mereka berenam sudah berdiri di tengah kamarku, mendekor kamarku dengan hiasan-hiasan khas pesta ulang tahun, dengan balon-balon, dengan tulisan HAPPY BIRTHDAY dari balon berwarna kuning yang digantung di dinding kamarku, dan dengan kue yang dipegang Braga.
Mereka berenam yang aku maksud adalah Sisy, Top, Kristina plus Zetta, Braga, dan Azkia yang entah mengapa mau ikut datang ke acara ini, padahal kami hanya bertemu sekali, bahkan kami sama sekali tak berbicara apa pun saat makan malam di rumah Braga beberapa waktu yang lalu. Tapi tak apa, aku senang mereka mau menyempatkan waktu datang ke rumah. Bolos sekolah satu hari hanya untuk melakukan ini padaku, itu sangat manis.
Jadi, setelah mengejutkanku dengan datang dan menyelinap masuk ke kamarku, aku langsung mengajak mereka untuk turun dan duduk di ruang makan saja.
Kalau Key sudah pergi sekolah pagi-pagi sekali, itu makanya dia tak ada di sini. Dia menempelkan sebuah pesan di pintu lemari es yang berbunyi :
'Kalau lo udah bangun dan baca pesan ini, itu berarti gue udah sampe di sekolah. Gue mau ketemu Aldo cepet-cepet, supaya dia jadi orang pertama yang ngucapin aku ulang tahun langsung. Oh, gue mungkin pulangnya agak sorean karena ada misi yang mesti gue lakukan. Dan, happy birthday my fucking homo twin! Happy sweet seventeen for us!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Story of Brian and Key
Teen FictionTentang Brian, juga Key. Ini tentang Brian, yang berpikir kehidupan SMA-nya akan berjalan seperti telenovella, dengan segudang cerita manis dan cinta, tetapi tidak. Ekspetasinya hancur tepat di bawah kakinya saat dia bangun di pagi hari dan mendapat...