#4
Sahara's POV
Setelah hampir semingguan gak olahraga aku akhirnya pergi ke kelas zumba. Rasanya badan kaku-kaku karena sudah lama gak digerakin. Lagian sayang juga biaya member yang sudah aku keluarkan tiap bulan kalau aku rajin bolos.
Sebenarnya minggu lalu itu jadwalku penuh dengan banyak acara, jadi gak kebagian waktu olahraga. Padahal biasanya seminggu dua kali aku selalu menyempatkan diri ikut kelas senam di studio ini.
"Kemana aja Mbak baru kelihatan?" sapa resepsionis ketika aku baru datang.
"Sibuk Mbak Tari, banyak kegiatan."
Karena sudah lumayan lama ikut kelas di sini jadi aku banyak mengenal pegawai-pegawai maupun instrukturnya. Mereka ramah banget pada para member, yang menyebabkanku semakin betah olahraga di sini.
"Kelas zumbanya baru mulai 15 menit lagi Mbak, instrukturnya telat dateng."
Padahal aku sengaja datang lebih cepat biar gak ketinggalan kelas.
"Oh ya gak apa-apa Mbak Tari, aku ganti baju dulu yah," ucapku sambil melemparkan senyum.
Drrrt drrrrt
Ponselku bergetar dan menampilkan pop up notifikasi dari seseorang.
Sakha Samudra: Hi, still busy?
Aku menghiraukan chat itu memilih untuk membalasnya nanti. Sudah beberapa hari ini aku tidak membalas pesan yang Sakha lontarkan, tidak mengikuti saran Detha yang malahan menyuruhku chat duluan. Aku masih kepikiran siapa wanita yang bersama Sakha di toko kain tempo hari lalu. Kalau benar ia akan menikah kenapa masih getol ngedeketin cewek lain. Makin nampak aja kalau dia cowok gatel.
Saat tengah berjalan menuju ruang ganti tiba-tiba bahuku menghantam seseorang.
"Aw!"
"Sorry," ujarku.
Wanita dengan setelan senam berwarna magenta memperhatikanku lekat-lekat. Rambut ikal panjangnya diikat kebelakang menampakkan leher jenjang dan kulitnya yang seputih porcelain. Lekukan badannya terbentuk sempurna dibalik setelan ketatnya itu.
"Maaf," ujarku sekali lagi.
Tapi dia masih memperhatikanku dengan alis bertautan dan dahi yang berkerut-kerut.
Apa ada yang salah denganku? Tadi kan tubrukannya gak disengaja.
"Lo pacarnya Sam ya?" tanya dia dengan tiba-tiba.
Sam?
"Member sini juga? Kok gue gak pernah lihat ya?" wanita itu bergumam pada dirinya sendiri, "Kenalin gue Jasmine," dan dia menyodorkan tangannya padaku.
Eh?
"Maaf Mbak salah orang deh kayaknya," ujarku bingung kemudian meninggalkan wanita itu yang terbengong-bengong keheranan.
Aneh, aku gak pernah lihat wanita itu sebelumnya. Aku rasa kami juga belum pernah bertemu deh. Mungkin memang benar dia salah orang. Aku hanya menaikkan bahu dan memilih untuk berganti baju tanpa memikirkan hal tersebut.
Pulang dari studio aku menyempatkan diri mampir ke kafenya Detha. Ketika aku masuk wanita itu sedang sibuk melakukan service dengan pelanggan. Aku meringis begitu melihat siapa yang sedang diajaknya ngobrol. Mischa, temannya Sakha. Aku ingat betul rambut gondrongnya, cuma sekarang berewoknya udah hilang, mungkin habis cukuran.
"Ra sini!" ajak Detha bergabung dengannya.
Aku mengangguk dan menarik kursi kosong diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Starts With Broken Heart
ChickLit[PENDING] How to heal a broken heart? Kata siapa patah hati akhir dari segalanya? Buktinya Sahara memulai kisah barunya bersama seorang pria yang baru sehari dikenalnya, saat hatinya benar-benar patah, di Venesia. Sebuah kota cinta yang bisa membuat...