Chapter 1 - Terlahir Kembali dari Orang yang Sama di Dunia Lain

453 42 40
                                    

Aku... benar-benar sudah lelah...

Aku... tak ingin hidup seperti ini...

Dosa yang kulakukan sudah pasti tidak akan pernah bisa dimaafkan...

Walaupun begitu...
Aku benar-benar ingin minta maaf...
Aku sangat ingin minta maaf...

Bahkan aku rela untuk melakukan apapun agar bisa melakukannya...

Ini... adalah penyesalan terbesarku saat hidup...

Aku ingat... saat itu aku masih berada disekolah dasar, aku dikenal baik sebagai anak yang rajin dan pandai... Bahkan aku juga selalu mendapatkan ranking prestasi terbaik dikelas...

Selalu bersikap ramah kesetiap orang, selalu bersikap baik kepada siapapun...
Itulah diriku... karena itu siapapun pasti akan memuji dan mendekatiku karena sikap yang aku miliki saat itu...

Tetapi, semenjak aku memasuki SMP hal yang tidak pernah terduga, terjadi kepadaku...

Disebuah jalan besar terdapat jalan kecil yang biasanya digunakan untuk mempercepat suatu tujuan, tetapi karena tempatnya yang kotor, orang-orang lebih memilih untuk menggunakan jalan utama dari pada melewati jalan tersebut.

Karena hal itu, jalan kecil tersebut jarang di pergunakan oleh pejalan kaki dan menjadi tempat yang paling sering terjadi kejahatan.

Disalah satu gang jalan tersebut terlihat sekumpulan anak SMP sedang memandu-, tidak lebih tepatnya membawa seorang anak kedalam jalan tersebut.

Anak yang meraka bawa kedalam gang kecil tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah "aku".

Diriku yang masih lemah, lugu dan polos pada masa itu.

Dengan sedikit dorongan dari tangan mereka, aku terjatuh terbaring diatas tanah.

"Ugh..."

"Heh!! Jadi ini anak yang katanya paling pintar di SMP kita itu."

"Benar sekali... dan ialah yang mengadu kepada guru kejadian sewaktu istirahat tadi."

"Cih!! Jangan mentang-mentang kau pintar dan menjadi kesayangan para guru kau bisa dengan mudahnya melakukan hal ini kepada kami!!"

"Ta-tapi... bukankah memang benar ? Saat kalian bermain bola didalam ruangan, kaca jendelanya pecah karena salah satu dari kalian. Se-selain itu, bukankah ada larangan untuk bermain bola didalam --"

"Itu terserah kami!! Lagi pula kami akan baik-baik kalau kau tidak mengadu pada guru."

"So-soal itu .. ki-kita tidak tahu.. tapi bukankah kita diajarkan untuk bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat?"

"Diamlah!! Kau tidak mengerti apa-apa."

"Ugh!"

"Sudah kita pukuli saja dia."

"Tetapi, bukankah nanti ia akan mengadu ke guru lagi seperti kali ini?"

"Tenang saja, kita hanya perlu bilang kalau bukan kita pelakunya."

"Heh... apa kau pikir semua ini bisa selesai dengan semudah itu."

"Tenang aja, aku yang akan menjaminnya, aku punya rencana untuk itu."

"Baiklah.. kami percaya kepadamu, jadi bagaimana?"

"Kita akan melanjutkan sesuai rencana awal."

Setelah memantapkan rencana mereka, mereka semua menatapku dengan rasa senang, seakan-akan mereka telah menemukan mainan bagus.

Dengan rencana yang mereka persiapkan, mereka mengangkat badanku yang terjatuh dan mulai maju memukuli ku satu persatu.

Aku tidak ingat berapa orang yang memukuli ku, tetapi aku masih bisa ingat betapa sakitnya penderitaanku waktu itu.

Knight BakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang