Stranger

433 45 52
                                    

___o0o___

Gadis itu membanting pintu rumahnya dan menghampiri mobil kesayangannya. Ia mengendarai mobilnya menjauh dari rumahnya, ia benar-benar kecewa ketika mendengar keputusan kedua orangtuanya yang akan menjodohkannya disaat ia berusia 19 tahun.

Ia memutuskan untuk pergi ke taman kota untuk menenangkan pikirannya yang masih kacau karena berita besar tadi.

Sesampainya di taman, ia hanya duduk di kursi taman sambil memandangi orang-orang yang tengah berpiknik dengan keluarganya. Mungkin memang akan sangat menyenangkan memiliki sebuah keluarga yang bahagia, tapi gadis itu berpikir kalau usia 19 tahun masih cukup terlalu muda untuk menikah.

"Hey," panggil seorang lelaki berambut pirang dan juga bertubuh tinggi yang membuat lamunan gadis itu buyar seketika.

"Ya?" sahut gadis itu malas.

"Can I sit here?" tanya lelaki itu.

"Sure, it's public place so everyone can sit here," jawab gadis itu.

Lelaki itu duduk di samping seorang gadis yang tengah terdiam sambil memikirkan perkataan ibunya itu. Gadis itu sangat membenci kedua orangtuanya karena mereka menjodohkannya hanya supaya bisnis mereka lebih berkembang.

Walaupun gadis itu belum mempunyai pacar, tetap saja perjodohan adalah sesuatu yang konyol baginya. Bagaimana jika nanti lelaki yang akan dijodohkan bersamanya ternyata tidak cocok dengannya?

Gadis itu mendengus kesal dan mengacak-acak rambutnya pelan.

"Are you okay?" tanya si lelaki berambut pirang itu.

"It's not your problem Mr. Blondie," jawab gadis itu sambil mendelik tajam ke arah lelaki itu.

Namun lelaki itu tersenyum dan mengulurkan tangannya pada gadis itu. "My name is Luke, Luke Hemmings."

Gadis itu menjabat tangan Luke dengan malas. "Sasya Jeremy Anderson."

"Lo kenapa? Keliatannya lagi banyak masalah banget?" tanya Luke.

Sasya terkekeh pelan. "Iya gue lagi banyak masalah, apalagi masalahnya sama orangtua," jawabnya.

Luke menepuk-nepuk dadanya. "Walaupun lo baru kenal gue satu menit yang lalu, lo boleh kok curhat sama gue," kata Luke sambil tersenyum.

Sasya sempat terdiam dan berpikir apakah dia harus menceritakannya pada seseorang yang bahkan baru ia kenal beberapa menit yang lalu. Sasya sedang butuh seseorang untuk tempatnya curhat, sahabatnya Calum masih berada di Las Vegas untuk saat ini.

"Lo emberan gak?" tanya Sasya dengan tatapan menyelidiki. "Kan siapa tau lo itu paparazzi yang ngikutin gue, terus ntar lo nyebarin rumor aneh gitu tentang gue," lanjutnya.

Luke terkekeh pelan mendengarnya. "Ya gak lah, ngapain juga gue ngikutin lo, gue aja baru liat lo sekarang," jawab Luke.

Sasya mendengus kesal dan memutar bola matanya, ia berpikir bagaimana bisa Luke tidak mengetahui Sasya yang notabenya adalah seorang anak dari pengusaha terkenal yang memiliki perusahaan bernama ADRN Group.

"Cerita aja sama gue," ucap Luke sekali lagi dengan senyuman manisnya.

Sasya yang sempat terdiam beberapa detik itu akhirnya berbicara."Gue mau dijodohin sama orangtua gue, sedangkan gue baru 19 tahun, dan alesan mereka jodohin gue tuh karena urusan bisnis," jelas Sasya sambil terkekeh pahit, "How sucks is my life."

"Oh gitu, by the way usia lo gak jauh beda ya dari lo," ucap Luke.

"Emangnya usia lo berapa?"

"21 tahun"

Kemudian keheningan menyelimuti mereka, Sasya sedikit merasa lega karena bisa menuangkan segala pikirannya pada stranger bernama Luke Hemmings ini. Walaupun stranger, Sasya sebenernya cukup merasa nyaman bersama Luke.

"Nah sekarang gantian deh lo yang curhat," kata Sasya setelah beberapa lama mereka berdua hening.

"Gue gak ada masalah apapun," kata Luke sambil mengedikkan bahunya.

Sasya terkekeh pelan. "Orang kalo lagi jalan sendirian atau duduk sendirian di taman tuh pasti lagi punya masalah, cerita dong."

Luke tersenyum tipis pada Sasya. "Masalahnya sama kaya lo juga, gue juga dijodohin sama orangtua gue," jawab Luke.

Sasya terkekeh pelan mendengarnya. "Wah bisa sama gitu ya."

"Well sebenernya gue sih ya mau-mau aja dijodohin, cuma gue takut aja kalo nantinya gue gak bakal cocok sama cewe itu," ucap Luke.

Sasya menatap Luke dengan aneh. "Dijodohin kok mau aja sih? Harusnya lo nolak dong kalo gak suka."

Luke tersenyum sambil menatap mata Sasya yang berwarna cokelat terang itu. "Gue suka-suka aja ya tapi ada sedikit keraguan gitu," jawab Luke. "Dan lo juga sama aja, kalo gak suka kenapa lo gak nolak?" tanya Luke.

Sasya tersenyum miris. "Kalo gue nolak, mama bisa aja kena serangan jantung karena dia pasti bakal marah-marahin gue, walaupun tadi gue sempet marah-marah sama doi, tapi ya gue tetep bilang yaudah," jelas Sasya.

Luke mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, jika ia berada di posisi Sasya mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama.

"By the way, karena lo dan gue sama-sama punya masalah," Luke berhenti sebentar untuk mengambil nafas. "Lo mau gak hang out berdua sama gue buat ngilangin pikiran?"

___o0o___

HELLA BITCHES 😂

I'm back with new short story!! 😂,kali ini castnya bang Luke ye hehe

Vomments dong 😁

Stranger • Hemmings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang