Okay Then

224 38 31
                                    

___o0o___

"CALUM!!!!!!"

"SASYA!!!!!"

Kedua insan itu saling berpelukan karena sudah cukup lama mereka tidak bertemu hingga akhirnya sekarang mereka bertemu.

"Oh gosh I'm so fucking miss you Sas!" seru Calum sambil memeluk gadis yang ia sayangi itu dengan erat.

"I miss you too CalPal hehe!" kata Sasya yang balas memeluk Calum tak kalah eratnya.

"By the way, lo harus cerita tentang perjodohan lo Sas."

"Gue gak mau dijodohin Cal, gue kan mau nentuin orang yang bakal jadi suami gue nanti," ucap Sasya.

Dan Sasya berharap orang yang akan menjadi suaminya itu adalah, Luke.

"Emangnya siapa orang itu huh?" tanya Calum, ia mencubit pipi Sasya yang membuat gadis itu meringis pelan.

Sasya menatap Calum dengan tajam. "Ada stranger, gue ketemu dia kemarin di taman, dan akhirnya gue jalan-jalan berdua deh sama dia," jawab Sasya sambil tersenyum mengingat kejadian kemarin.

Sedangkan Calum? Ia hanya bisa ikut tersenyum walaupun sebenarnya hatinya sudah sakit mendengar apa yang Sasya katakan.

Lo baru ketemu stranger itu sehari aja udah bisa jatuh cinta, sedangkan gue yang udah bertahun-tahun dengan lo Sas, gak bisa apa lo liat gue di sini sebagai orang yang mencintai lo dengan tulus? Batin Calum.

"Stranger? Emangnya lo yakin si stranger itu cowo baik-baik? Kan gak ada yang tau sisi gelap seseorang," ucap Calum.

Sasya menatap Calum dengan sinis. "Gue tau kok semua sisi gelap lo yeeuh," ucapnya sambil terkekeh pelan.

Calum hanya tersenyum menanggapi Sasya dan mengacak-acak rambut gadis itu, hal yang selalu Calum sukai karena Sasya akan mengomel jika Calum mengacak-acak rambutnya.

"Ish Calum mah, rambut gue acak-acakan," omel Sasya ketus.

"Lucu sih."

"Ma aku gak mau dijodohin maa," rengek Sasya pada ibunya.

"Engga sayang, kan mama udah bilang kalo kamu belum punya pacar sampe sekarang, mama bakalan jodohin kamu," ucap mamanya.

Sasya menatap mamanya dengan sebal. "Kalo aku udah punya calon pacar gimana ma?"

Mamanya menatap anak perempuannya itu. "Emang siapa?" tanya mamanya.

Sasya terdiam dan berpikir bahwa lelaki itu adalah Luke. Luke bilang dia dijodohkan karena terlalu lama single, jika mereka bisa pacaran, mungkin mereka berdua bisa bebas dari perjodohan mereka masing-masing.

Tapi toh, memangnya Sasya akan bertemu dengan Luke lagi?

"Sayang, sekarang kamu pilih ya, mau mama jodohin sama anak temennya papa, atau mau sama Calum?"

What the fuck?

"Cal, maafin gue."

"Maafin apa sih Sas? Lagian gue kan gak maksa lo buat bales perasaan gue," ucap Calum sambil tersenyum.

Sasya semangkin terisak mendengar perkataan Calum barusan, ia menangis di dalam pelukan sahabatnya yang ternyata mencintainya.

"T-tapi Cal, g-gue cuma nganggep l-lo sebagai s-sahabat g-gue aja."

Calum tersenyum dan mengusap kepala wanita yang disayanginya itu. "Gue udah bilang Sas kalo gue gak mau dijodohin sama lo, jadi lo harus nurut perkataan orangtua lo," ucap Calum.

Sasya menatap Calum dengan matanya yang sembab akibat menangis. "Lo kenapa nolak dijodohin sama gue?" tanya Sasya.

Calum tersenyum. "Cinta itu gak bisa dipaksain Sas, kalo gue sama lo nikah ntar yang ada jadi canggung-canggungan, dan gue gak mau lo nikah sama gue karena terpaksa," jawabnya.

"Tapi kan gue juga terpaksa nikah sama anaknya temen papa."

Lagi-lagi Calum tersenyum dan mengusap air mata di pipi Sasya. "Lo belum liat aja siapa dia kan? Siapa tau lo bakalan suka sama dia, secara lo udah kenal gue dari zaman bayi, jadi mungkin kita emang ditakdirkan untuk jadi sahabat aja."

"Gue yakin Sas, pilihan orangtua lo yang terbaik buat lo," ucap Calum.

"Kalo engga sih ya lo bisa bangun sebuah hubungan sama stranger yang lo bilang kemaren," lanjut Calum sambil mengedikkan bahunya.

Luke Hemmings.

Sudah berkali-kali Sasya menelfon nomor yang Luke berikan saat mereka menghabiskan seharian bersama, namun Luke tak kunjung mengangkat telfon dari Sasya.

Apakah lelaki itu sudah bahagia dengan wanita yang dijodohkan dengannya?

Coba saja saat itu Sasya berani mengambil tindakan dengan mendatangi mamanya bersama Luke dan mengatakan bahwa dirinya menyayangi Luke walaupun mereka baru saja kenal.

Dan Luke juga bisa lari dari perjodohannya.

Sasya juga mencoba menghubungi social media milik Luke, namun sepertinya aku social media milik lelaki itu sudah tidak aktif lagi.

Kemana Luke pergi? Padahal mereka baru saja bersama-sama seminggu yang lalu.

Sasya semakin bingung, apakah ia harus menikah dengan Calum? Tapi Sasya tahu jika itu malah akan menyakiti perasaan Calum, Sasya ingin Calum menikah dengan wanita yang mencintainya dengan tulus, bukan seperti dirinya yang memiliki kemauan menikah dengan sahabatnya itu agar terhindar dari perjodohan. Sasya ingin Calum merasa bahagia kelak nanti bersama wanita pilihannya.

Dan akhirnya keputusan terberat bagi Sasya adalah menerima apa yang orangtuanya katakan.

"Iya ma, aku mau dijodohin sama anaknya temen papa."

___o0o___

Maap baru apdet ngeheheh, gue sempet lupa sama cerita ini masa wkwkwk

Yah Luke sudah menghilang gaes, cuma sehari doang 😂

Stranger • Hemmings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang