The Day

222 39 41
                                    

___o0o___

Sasya menatap pantulan dirinya di cermin yang tengah mengenakan dress putih yang sangat indah, tak lupa juga make up yang sudah melapisi wajahnya yang cantik sehingga membuat dirinya semakin cantik.

Akhirnya hari ini datang juga, hari yang selalu Sasya hindari.

Hari pernikahannya.

Sasya bahkan belum pernah bertemu dengan lelaki yang akan dijodohkan dengannya karena papanya bilang bahwa lelaki yang akan menjadi suaminya itu sedang sibuk bekerja di luar negeri.

Sasya menghembuskan nafasnya pelan dan membiarkan para penata rias menghiasi tubuhnya dengan segala macam aksesoris yang indah dan juga tak lupa menata rambut panjangnya.

"Is she ready?" tanya mamanya dari balik pintu.

"Not really," gumam Sasya pelan.

Karen masuk ke dalam untuk melihat putrinya yang sudah lengkap mengenakan dress indah serta perhiasannya dan juga make up yang membuat putrinya itu semakin cantik.

"You're the most beautiful bride sweetie," kata mamanya sambil tersenyum.

Sasya ikut tersenyum tipis. "Thanks mom."

"Let's go."

"Take a deep breath honey," ucap Harry pada anak kesayangannya.

"Yes dad, I'm just so nervous," ucap Sasya sambil terkekeh pelan.

Sasya menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Bagaimanapun juga, ia harus menerima semuanya karena hari besar ini telah datang.

Sasya bertanya-tanya siapakah calon suaminya itu, apakah dia akan menjadi suami yang baik untuknya?

"Hey beautiful," Calum menghampiri Sasya dan memeluknya.

Calum sudah siap menerima kenyataan bahwa gadis yang ia cintai harus menikah dengan orang lain dan bukan dirinya. Tapi Calum akan bahagia jika gadis yang dipeluknya ini juga bahagia.

"Thanks for coming Cal."

"Iyalah gue dateng, masa nikahan sahabat gue sendiri gue gak dateng?" kata Calum sambil terkekeh pelan.

Sasya berjinjit dan berbisik pada Calum. "Nanti jangan nangis ya Cal."

Calum menatap Sasya dengan sinis yang tengah tertawa itu. Tentu saja Calum akan menangis, ia akan menangis setelah acara ini selesai karena ia harus terlihat ikut berbahagia walaupun sebenarnya ia merasakan sakit.

"Come on."

Gadis itu berjalan untuk menghampiri calon suaminya, Sasya tidak terlalu memperhatikan calon suaminya karena ada banyak teman-temannya yang mengucakpan selamat padanya. Ayahnya berdeham untuk memberi isyarat pada putrinya bahwa mereka sudah hampir sampai ke altar.

Saat mata Sasya menangkap lelaki yang akan dinikahinya, seketika itu juga jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, nafasnya tercekat karena melihat lelaki yang kini berdiri di hadapannya.

Sang pendeta tersenyum menatap kedua insan yang akan menikah ini. "Ikuti saya..."

"I Luke Hemmings take you Sasya Anderson to be my wife."

"I Sasya Anderson take you Luke Hemmings to be my husband."

"To have."

"To hold."

"For this day forward."

"For better."

"For worse."

"For rich."

"For poorer."

"In sickness."

"In health."

"To love and cherish."

"Till death do us apart."

"I will"

"I will"

"You can kiss your wife."

Luke tersenyum dan menarik Sasya mendekatinya, dan tanpa ragu Luke mencium bibir Sasya untuk yang pertama kalinya.

Saat ini Sasya dan Luke tengah berada di mobil menuju pantai, resepsi pernikahan mereka akan diadakan di pantai. Sedari tadi Luke menggenggam erat tangan istrinya dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Gue gak nyangka ternyata gue dijodohin sama lo Luk," ucap Sasya yang kini menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.

"Gue juga gak nyangka, tapi sebenernya gue udah mulai curiga pas Calum bilang kalo nama cewe yang bakalan nikah sama gue itu Sasya," ucap Luke sambil terkekeh pelan.

Sasya menatap Luke dengan tatapan bingung. "Lo kenal Calum dari mana?" tanya Sasya.

Luke tersenyum dan mengusap kepala gadisnya. "Panggilnya aku kamu aja deh, kan gak nyambung udah sah masa ngomongnya gue lo," kata Luke sambil terkekeh pelan. "By the way Calum itu sahabat aku, dia temen satu band aku."

"Calum sahabat kamu?" tanya Sasya lagi.

"Iya sayang."

Ternyata dunia itu sempit, selama ini lelaki yang dijodohkan dengannya adalah sahabat dari sahabatnya sendiri. Sasya sebenarnya penasaran apakah Calum sudah mengetahui semua ini atau tidak? Namun yang jelas Sasya tahu kalau sahabatnya itu pasti akan menangis.

"Yuk turun, udah sampe."

"Woaah istri lo cantik Luk," ucap Michael yang langsung ditempeleng kepalanya oleh Luke.

"Jaga mata lo Mek, istri gue nih," omel Luke.

Sasya tertawa dengan Luke yang memeluk pinggangnya, sedangkan Michael hanua cengengesan menatap Luke.

Dan Calum? Tentunya Calum hanya bisa duduk di kursinya sambil memandang gadisnya, maksudnya sahabatnya yang telah bahagia. Dan Calum juga akan ikut bahagia.

"They're cute," ucap Ashton sambil terkekeh pelan.

"Yes they are."

___o0o___

YOH SIA DOUBLE APDET

Mau triple kaga? 😂, tapi gak tau juga sih ya insyaallah deh

Gue mau liat para kambing dan para sapi yang sebentar lagi akan menjemput ajal mereka eak 😂

Btw, mohon maaf lahir batin ye guys 😁

Stranger • Hemmings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang