"Loveshoot!" pekik Jimin didepan wajahku.
Aku geleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya sekarang, dia sudah habiskan empat botol soju. Dan dia mabuk berat.
"Yah, berhenti minum" aku berusaha meraih gelas dari tangannya.
"Stop stop!" dia menahan tanganku, menuangkan soju ke gelas satunya lalu diberikan kepadaku.
"Apa?"
"Ini untukmu, kita loveshoot" pintanya seraya berdiri sempoyongan.
Aku menghela nafas panjang "Ini yang terakhir"
Aku lalu berdiri, kami menyilangkan tangan satu sama lain sembari memegang gelas berisikan cairan pemabuk ini.
Aku menenggaknya cepat, begitupula dengan Jimin. Dia itu pemabuk handal, lho.
"Arrgh..." dia mengusap mulutnya.
"Ayo tidur, kali ini kubiarkan kau nginap" aku menarik jaketnya.
Jimin menggeleng untuk keseribu kali, sungguh aku kesal dengan pria bermarga Park ini. Apa yang dia mau? Aku lelah dan mengantuk. Dia datang-datang membawa beberapa botol soju dan mabuk disini.
"Cium aku" katanya memegang tanganku.
Ugh.. mulutmu bau alkohol, mana kuat aku menciumu?
"Tidak, mulutmu bau" aku menggelengkan kepalaku menolak.
"Ayolah.." rengeknya manja.
Untung kau pacarku, kalau tidak sudah kupukul wajahmu itu.
Aku menghela nafas panjang, menaruh tanganku diatas bahunya lalu mencium bibirnya singkat.
"Puas?" tanyaku "Sekarang ayo tidur"
Mulut Jimin membuat simpul senyuman, matanya hilang setiap kali dia tersenyum. Pipinya yang merona ikut membesar dan membuat dia terlihat seperti bayi kecil yang sedang mabuk.
Jimin menarik tanganku cepat, membuat badanku berada persis didepan badan kekarnya. Tangan satunya ditaruh dibelakang leherku, dia menarik kepalaku dan menempelkan bibir seksinya itu.
Kali ini tangan yang awalnya memegang tanganku beralih kepinggangku, Jimin melumat bibirku cepat. Bodohnya aku, aku terbawa suasana dan ikut merasakan ciuman Jimin. Tanganku melingkar dilehernya dengan erat.
Persetan dengan bau alkohol, kali ini aku tidak mencium aroma itu. Yang kurasakan malah rasa manis dari mulut Jimin.
Wah, Jimin benar-benar maniak ciuman. Tapi aku suka, ciuman dari mulut manis Jimin. Dia benar-benar menjadikan bibirku sebagai santapannya. Dia gila, membuatku ikutan gila sepertinya.
Aku tersadar, apakah anak ini betul-betul mabuk? Jimin termasuk kuat sekali minum alkohol, bagi dia soju sih tidak ada apa-apanya. Dia saja sanggup minum wine dengan kadar alkohol yang tinggi.
"Yah" aku melepaskan pautan bibir miliknya, Jimin menatapku lekat "Kau sungguh mabuk atau hanya ingin menciumku?"
Jimin tertawa "Aku ketauan ya?"
Sialan kau Park Jimin.
Aku berdecak sebal lalu melepaskan tanganku dari lehernya lalu menghajar dadanya lumayan kencang "Sudahlah, aku lelah kali ini" lalu mengelap bibirku "Berhubung kau tidak mabuk, sana pulang"
Jimin mempoutkan bibirnya, terlihat menyebalkan namun sangat lucu.
"Kau kuliah besok?" tanyanya sembari menaruh tangannya dipinggangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
hold me tight - pjm
Fanficpegang erat tanganku, jangan lepaskan. apalagi sampai berpindah ke lain hati, jangan. -pjm