Paper Umbrella

1.9K 269 37
                                    

Hyungseob melipat tangannya kedinginan. Dia meminjam baju Woojin, setelah mandi disana dia langsung balik ke kamarnya.

Ceklek

Mata Hyungseob langsung membulat mendapati Jihoon tertidur lemas di atas ranjangnya. Sesekali dia menggigil dengan bibir pucatnya.

"JIHOON?!" Hyungseob jongkok dan mengguncang badan Jihoon.

Mata tertutup tetapi dia terus bergumam. Dan keringatnya membasahi dahi Jihoon

"Jihoon demam. Dahinya panas sekali." Hyungseob kebingungan. "Apa perlu gue telepon mereka ya?" Hyungseob berdiri dan tangan jihoon menggapai ujung sweaternya.

"Seob. Jangan telepon siapa-siapa. Uhhuk." Jihoon masih menggigil. "Kepala gue pusing." Jihoon merapatkan selimutnya.

"Ok ok. Gue buat kompres dulu kalo gitu." Hyungseob berlarian di dalam kamar membuat kompres air hangat.

"Makasih Seob."

Hyungseob duduk di sebelah Jihoon yang terkulai lemas.

"Udah gue bilang kan. Jangan hujan-hujannan. Jadi kayak gini kan Hoon. Badan lo panas banget ini. Serius engga perlu gue telepon siapa-siapa?"

Jihoon hanya menggeleng.

Hyungseob ngeletakin kompres didahi Jihoon. Dan mendapati mata Jihoon meneteskan air mata.

"Jihoon, lo kok nangis?" Hyungseob keanehan.

"Lo mau pulang?"

Jihoon menggeleng.

"Terus lo kenapa nangis?" Hyungseob tidak mendapatkan jawaban dari Jihoon.

"..."

Jihoon tidak membuka matanya. Namun dia menangis dalam diam.

"Kepala gue sakit Seob." Dia membuka matanya menatap Hyungseob. "Dan rasa sakitnya sampai ke dada gue." Air matanya kembali menetes.

"Rasanya gue pengen cepet-cepet tidur. Dan melupakan kejadian sehari ini saja." Jihoon menatap lurus kemudian dia memejamkan matanya lagi.

"Yaudah, lo tidur gih. Biar besok bisa sembuh." Hyungseob merapikan selimut Jihoon. Dan mematikan lampu kamar mereka.

****

Guanlin dan Baejin berdiri menghadap kaca. Sudah 5 menit berlalu. Baejin menunggu kata-kata yang terlontar dari mulut Guanlin.

"Lo mau ngomgong masalah apa Lin?"

"Gue sekamar sama lo sekarang."

"Jadi lo pindah ke asrama ini ya? Welcome bro!" Baejin mau ngerangkul Guanlin tapi itu bocah malah menjauh dari Baejin.

"Masalahnya-- Gue engga suka sekamar sama lo!" Ujar Guanlin kasar.

"Maksudnya?"

"Lo masih suka kan sama Jihoon?"

Baejin berkacak pinggang. Dia mengacak rambutnya prustasi.

"Kenapa lo engga jawab?!"

"Denger ya Lin! Gue sama Jihoon udah temenan dari sejak pertama kali masuk ke SMA ini. Dan lo harus tau itu! Sampai sekarang kita masih berteman baik!"

Soul-Mate✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang