Dua

276 22 0
                                    

Mereka berdua beranjak masuk kedalam mobil sedan merah yang terparkir khusus di timur rumah Sakit. Meskipun mereka semua adalah pahlawan bagi setiap insan, namun bukankah dokter juga manusia? Jadi wajar saja saat mereka bertemu, hawa senda gurau mereka akan terlihat. Apalagi, mereka masih sangat muda.

-----------
"Kamu, jangan Jomblo terus dong dek. Seharusnya, kamu udah ada rencana untuk nikah" ucap Zakia yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dapur, membawa semangkuk soto buatannya.

"Hm. Roshni kaget loh kak. Orang lagi serius baca buku, ehh malah disuruh nggak Jomblo. Lebih parahnya, Roshni malah disuruh nikah? Haduuh. Seharusnya tuh kakak bilangnya gini, 'Kamu jangan baca buku itu aja dong Rosh, baca tuh dirak sebelah sana. Banyak permasalahan baru didunia medis yang harus banget kamu tau.' Gitu" ujar Roshni dengan menirukan sedikit logat Zakia

"Kakak serius, Roshni"

"Roshni juga serius" Roshni kembali fokus pada buku tebal ditangannya.

"Mungkin saja, kamu suka sama.. ya, dokter Brian. Dia juga sering memandangmu dalam diam. Udaah, kakak setuju kok" Zakia menyeruput sedikit demi sedikit sotonya. Tak lupa pula menyuapkannya ke Roshni

"Roshni masih 21 tahun kakak. Belum saatnya nikah. Toh nanti kalo udah saatnya, Roshni pasti nikah kok. Entah sama siapa, tapi pasti Allah sudah merencanakan segalanya untuk Roshni. Dan ya, kakak sendiri kenapa masih sendiri coba? Hayoo? kakak kan lebih tua dari Roshni, lupa ya? haha." jawab Roshni dengan percaya diri. Dia segera menutup bukunya dan menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya

"Heh, dasar kamu ya. Ini sotonya siapa yang mau ngabisin? dimakan dulu. Kapasitas lambung kakak ngga besar-besar banget. Rosh, bangun dulu ahh" Zakia menarik-narik selimut Roshni, namun Roshni tetap acuh dan siap untuk pergi ke alam bawah sadarnya

----------

Pagi yang begitu cerah, ponsel Silver Roshni bergetar dengan begitu kuat. Apartemen Zakia dan Roshni masih tampak sepi. Ya, mereka masih asik berada dibalik selimut. Sudah menjadi kebiasaan saat jadwal kerja mereka siang hari. mereka akan terlelap kembali saat setelah selesai melaksanakan kewajiban diwaktu shubuh.

"Hallo Assalammu'alaikum" ujar lirih Roshni pada ujung Ponselnya

"Waalaikumussalam Roshni, ini Bunda. Bagaimana kabarmu sayang?" suara diseberang itu ternyata berasal dari kota Lamongan. Ya, Bunda Ita tepatnya. Roshni segera bangkit dari tidurnya, melirik sesekali kearah Zakia

"Alhamdulillah Roshni baik bun. Bagimana dengan Bunda dan Ayah?"

"Kami baik-baik saja. Alhamdulillah, ladang gandum ayah semakin luas"

"Alhamdulillah.."

"Dimana Kakakmu?"

"Masih ngorok Bun. Nanti kami kerjanya pukul 14.00 jadi setelah sholat shubuh tidur lagi deh. Hehe"
Roshni menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Hmmm"

"Tapi biasanya kami olahraga kok Bun. Ya mungkin tadi setannya rewel. Jadi yaa. Kita terpengaruh. Hmm"

"Yasudah. Bunda mau ke tempat Ayahmu dulu ya. jaga kesehatan dan jangan lupa pulang. Sampaikan salam Bunda buat kakakmu itu yaa"

"Baik Bunda. Roshni akan cepet cari cuti biar bisa pulang ke Lamongan. Roshni sudah kangen Ayah sama Bunda"

"Iya. Yasudah, buruan mandi loh Rosh. Jangan tidur lagi"

"Siap Bun. Assalamu'alaikum.."

"Waalaikumussalam.."

Tuuuuuuttttt.....!!

Roshni mengotak-atik sedikit ponselnya, ada 5 pesan baru dari Farah dan isinya sama semua.

Jodoh Pasti BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang