Calista masih setia menemani kakeknya yang memantau para pekerja di sawah itu. Sesekali gadis manis itu akan bersenandung kecil di pondok kecil tempat kakeknya berisitirahat.
"Kek, Calista mau cerita nih sama kakek." ucapnya sambil melihat hamparan padi didepan sana.
Tanpa menunggu persetujuan kakeknya, Calista langsung bicara. "Kek, tau gak Calista kan waktu itu jalan ke mall bareng Rara dan enggak sengaja numpahin jus ke cowok ganteng kek. Duh sumpah Calista malu banget. Mana jas nya kelihatan mahal banget kek."
"Terus cowok itu marah ke kamu nak?" Tanya kakek pada cucunya.
Calista menggeleng pelan. "Gak sih tapi wajahnya cakep banget lho kek. Lebih cakep dia daripada kak Alex." Calista mencoba mengingat kembali wajah cowok itu dan mengulangi reka adegan di dalam kepalanya. Membayangkan hal itu membuat rona merah tercetak di kedua pipi Calista.
"Siapa yang lebih cakep daripada kakak?" Tanya Alex yang baru selesai membersihkan ikan hasil pancingannya bersama Ryan.
"Ish ganggu orang lagi curhat aja," omel Calista pada kakaknya itu. "Ada deh, Calista ketemu cowok cakep dan lebih cakep dari muka kak Alex yang bosenin itu."
Alex mendengus kesal. "Anak kecil di larang jatuh cinta," ejeknya pada Calista. "Belajar yang benar, kuliah, kerja baru mikirin cinta-cintaan."
"Lagian siapa juga yang jatuh cinta, Calista cuma bilang dia cakep pakai banget. Lagian urus aja deh tuh pacar kakak yang dandanan nya kayak tante-tante itu," ucap Calista ketus.
"Dia punya nama Calista," geram Alex pada Calista.
"Lagi bahas apaan sih, kalian itu adu mulut udah kayak anak kecil tau gak," Ryan ikut bicara melihat pertengkaran dua saudara itu. Satu ngambekan dan satu lagi keras kepala.
"Calista nabrak cowok cakep lho kak Ryan dan pastinya lebih cakep dari kak Alex," ulang Calista sambil menatap Alex mengejek. Dan Calista enggan membahas cewek berdandan menor ala tante-tante itu. Membahas cewek itu membuat dia kesal maksimal.
Ryan merasa harus ikutan dalam arus pembicaraan ini dan seperti nya sangat menarik. "Memang dia siapa?" Tanya Ryan penasaran.
"Gak tau namanya kak, cuma Calista gak sengaja tumpahin jus ke jasnya tuh cowok dan Calista merasa bersalah banget. Nah yang buat Calista gagal fokus ternyata cowok itu cakep kak," ujarnya sambil nyengir mengingat kembali pertemuan tak terduga itu. Calista rela menceritakan berulang-ulang kali. Mana tau suatu saat mereka bisa bertemu lagi, syukur-syukur kalau cowok itu jodoh Calista.
"Yaelaahhhh paling drama baru lagi tuh, sok-sok numpahin jus," ejek Alex pada Calista. Tatapan mata Alex seolah sedang mencemooh adiknya itu. "Jangan-jangan kamu halu lagi," ucap Alex sambil tertawa keras.
Calista mendelik kesal ke arah kakaknya. "Beneran tau kak, emang kakak yang suka bohong sama bunda gegara pacar kakak yang kayak tante-tante itu,"balas Calista tak mau kalah. Enak aja di bilang halu. Jelas-jelas terpampang nyata wajah tampannya.
"Namanya Catherine, Calista. Dan dia bukan tante-tante dan mesti catat ya suatu saat nanti dia akan jadi kakak ipar mu."
"Seriusan? Cath jadi kakak ipar Calista?! Yang ada tiap hari malah perang piring mereka berdua," kata Ryan sambil terkekeh. Karena seingat Ryan, tak ada satupun anggota keluarga Xavier yang menyukai Catherine, terlepas dari wajah cantiknya tapi minus dengan sikapnya.
"Kak Ryan aja gak suka sama dia," celetuk Calista yakin.
"Woo, Kakak gak ada bilang gak suka sama Cath ya tapi seenggaknya body nya gak buruk juga lah, 8 untuk dia," ucap Ryan dan malah membuat Calista tambah cemberut. Cowok semua sama aja, melihat dari fisik doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, it's you (Pindah Ke Dreame)
General FictionDaniel Kusuma tak menyangka pertemuan pertama dengan gadis kecil yang tak sengaja menabraknya saat itu akan mengantarkan kisah cinta yang rumit. Seorang CEO yang tak diragukan lagi sepak terjangnya di dunia bisnis bahkan tak seorang pun yang tahu ka...