Yang Tak Diharapkan

145 6 0
                                    

Amsterdam, Airport Schiphol.

Setelah 14 jam menempuh perjalanan dengan pesawat non-stop, akhirnya aku sampai juga di Amsterdam. Saat keluar dari pesawat aku merasakan udara sejuk dan lumayan dingin dari pada Indonesia, daerah tropis. Aku mulai menunggu koper ku, setelah aku mendapati koperku, aku mulai berjalan keluar pintu dan melihat seorang gadis yang wajahnya sangat aku kenal. Ya, Mandelief, cantik, itulah pikiran ku langsung saat melihatnya.

"Hey Reika! Madelief, Madelief" teriaknya saat ia melihat ku sambil menunjuk dirinya sendiri dan melambai-lambai kedua tangannya diatas.

"Whooa Madelief" aku berlari melepas peggangan koperku dan langsung memeluknya.

"Reika sangat cantik" katanya dengan bahasa Indonesianya yang terdengar lucu.

" you too, Mad"

Kami duduk dibangku di area bandara, kami berbicara dalam bahasa inggris. Kami berbincang cukup lama membahas bagaimana Indonesia, udaranya, wilayah, tempat wisata, sekolah dan banyak lagi. Sampai akhirnya bergati topik saat Madelief bertanya.

"Rei, kenapa kamu bisa memilih Belanda sebagai tujuan mu?" Tanya Madelief

"Bagaimana ya, aku ingin melihat kincir angiin juga pemandangan dan sangat penasaraan bagaimana kehidupan Negara Kincir Angin ini"

"Emang tempat apa yang sangat ingin kamu kunjungi?"

"Hmm, sebenarnya aku ingin mengunjungi semua tempat wisata. Tapi tujuan ku disamping itu juga ada"

"Tujuan lain?"

"Ada seseoang yang berharga, Aku ingin mencarinya".

"Hahaha, berharga? Seberapa berharga? Ayo ceritakan"

***

Hari ketiga MOS, akhir dari penantian, kelas pun akan dibagi.
Aku berlari ke arah papan pengumuman yang berada ditengah lapangan sekolah bersama teman ku segugus ku, Bianca, teman sekelas ku saat kelas 3 SMP.

"Nama ku ketemu!" Ucap Bianca yang biasa ku panggil Anka. Iya langsung mengeluarkan hp-nya tanpa peduli dengan suasana yang ramai dan berdesakan.

"Wah selamat Ka, IPA 3" sahut ku.
Aku mulai terus mencari nama ku juga, tanpa kenal bagaimana pengap dan bercampur bau orang-orang.

Akhirnya, aku menemukan namaku. Nama ku terdaftar dikelas IPA 1, benar-benar aku tidak menyangka ini. Aku melihat satu per satu nama-nama pada absen tersebut dan ternyata ada nama Rara teman sekelas ku saat duduk dikelas 2 SMP dan Wulandari temam SD ku.

Oh Tuhan, Terimakasih, batin ku.

Baru saja aku merasa senang ternyata ku lihat lagi ada nama orang yang amat aku benci, Dery.
Aku mengumpat dalam hati dan ingin saja rasanya memukul papan pengumuman tersebut.

Jangan lupa klik bintang dibawaah ya 💋

MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang