Aku Masih Menyayangi Mu

127 2 2
                                    

*****
Sudah melewati pembelajaran di semester 1 akhirnya masuk juga di semester 2. Pertemanan dikelas kami sangat erat sampai saat ini. Dikelas serasa berada dirumah dengan saudara.

"Heiii Reiii, heeei" teriak seorang gadis gemuk dari belakang ku.

"Ah, Audy, masih pagi udah semangat aja" jawab ku melihatnya berlari kearah ku.

Ya, Audy Andita Maharani, salah satu teman dekat ku dikelas.

"Ituu ada yang mau aku sampaiin, ini menyangkut Dery" ujarnya sambil memegang lengan ku.

"Oh ya, ada apa?" Jawabku sambil meneruskan jalan ku ke arah kelas bersamanya.

"Dery, katanya dia masih sayang sama kamu"

"Hmm, lalu?"

"Iyaa dia sering curhat ke aku, katanya dia belum bisa lupain kamu. Dia bilang dia ga bisa kayak gini kalau ga bantuan dari kamu dulu"

"Hmm, aku udah move on dy" jawab ku pendek.

"Ini baca chat aku deh sama dia"

Saat aku membaca chatnya dengan Dery aku mulai merasa sakit yang menjalar ke dada. Dery curhat kepada Audy bahwa dia masih sayang dan ingin balikan denganku, ia meminta bantuan pada Audy. Saat membaca semua chatnya aku merasa benci bukannya malah luluh. Bagaimana tidak, dulu dia suka kepada teman dekat ku sewaktu smp, Nada, dia lebih dekat pada Nada dan sering mengganggu Nada. Beda dengan ku yang hanya bisa melihat mereka dari belakang yang tertawa riang didalam kelas dulu. Rasanya sakit, tapi dia malah cuek dan jarang membalas chat ku 2 minggu sebelum kami putus.

Aku memberikan hp-nya sesampai dikelas dan berjalan kearah tempat duduk ku meninggalkan Audy yang jarak tempat dudukku jauh darinya.

"Eh Reiii" ucap Shana yang sekarang menjadi teman sebangku ku.

"Lihat dong pr muu, aku ga ngerti niih"

"Iih kapan si kamu bikin pr-nya dirumaah"

"Abisnya kalo matematika gini nih tau lahkan yaa"

"Nih punyaku, berdua ya sama Rara. Tadi dia juga mau lihat" jawab Shana sambil mengeluarkan buku pr nya.

"Rara mana?"

"Ooh dia belum datang, cuma tadi dia ngechat aku kalo dia mau lihat pr"

" oke Sya"

Aku mulai menulis dengan cepat karna jam pertama ini adalah pelajaran Matematika. Tiba-tiba Rara datang dan ikut langsung menyalin pr Shana bersama ku.

Kriiing kriiing

Bel tanda masuk pun berdering 20 menit kemudian. Semua duduk rapi ditempatnya masing-masing. Bu Wina pun mengarahkan pembelajaran seperti biasanya

***
Kring kring kriiing

Bel jam istirahat kedua pun berbunyi, aku diduduk dibangku depan kelas bersama Rara, Shana dan Audy.

"Eh Rei, kamu mau jajan gak?" Tanya Rara.

"Enggak ah, capeek" ujar ku pada sahabatku itu.

"Aku juga mau jajan, yuk kebawah" ujar Shana.

"Yaudah yuk, Rei aku bawah dulu ya. Mau nitip ga?" Ujar Rara yang beranjak dari kursi bersama Shana.

"Hmm ga deh, aku udah kenyang"

Lalu Rara mengangguk dan pergi meninggalkan aku dan Audy berdua.

"Eh Rei, jujur ya kamu masih gak sama Dery"

Saat Audy melontarkan pertanyaan itu, aku merasa terjatuh kedalam sebuah lobang dan kaki ku terkilir. Aku tidak suka saat ia memberikan pertanyaan yang seperti itu. Aku mulai tidak suka dengan Audy yang mulai ikut campur dengan kehidupan pribadi ku.

"Ah kenapa emangnya?" Tanyaku tetap tersenyum dan menutupi kekesalan ku.

"Dia nyuruh aku tanya"

"Hmm suruh aja dia chat aku langsung, atau ngomong langsung. Aku ga suka orang lain yang tanya aku kayak gitu" ujarku.

Lalu Audy mulai menceritakan panjang lebar kembali, curhatan ga penting dari Dery dan saran-saran yang diberikannya pada Dery. Lalu, setelah itu ia melihatkan kembali isi chatnya dengan Dery.
Tapi, saat aku membaca kata demi kata antara Dery dan Audy aku merasa ada yang menganjal. Aku merasa kalau Audy punya perasaaan pada Dery.
Aku lalu menepis pikiran aneh-aneh itu dari kepalaku. Tidak mungkin Audy membantu Dery dan aku kalau dia suka dengan Dery.

Malamnya Dery mengechat ku.
Dery : Rei

Rei : iya?

Dery : lagi apa?

Rei : lagi main game, kenapa? (Aku pura-pura bertanya)

Dery : itu kamu udah taukan, udah dengar cerita dari Audy kan?

Rei : udah

Dery : sebenarnya aku masih sayang sama kamu. Aku mau kita kayak dulu lagi.

Rei : kamu tu kenapa sih?
Kamu kenapa sih plin plan banget.
Kamu tau kan dulu tu gimana?

Dery : ia aku aku salah
Tapi aku sekarang udah sadar.

Rei : waktu smp Nada, terus kemaren Shana, terus aku lagi kamu tau gak kalo kamu itu labil (ujar ku blak-blakan, Dery sempat pdkt dengan Shana. Tapi, sepertinya dia tidak bisa karena Shana sudah punya pacar disekolah lain)

Dery : maaf, tapi sekarang aku udah sadar Rei. Aku tau salah, seharusnya aku ga kayak gitu dulu.

Rei : oh iya aku mau cuci piring dulu (ujarku bohong untuk mengakhirii chat)

Dery : oke

Aku melihat balasannya melalui pemberitahuan.

Kenapa kau datang lagi disaat aku sudah melupakan mu, aku bukan bandara yang disinggahi lalu pergi dan disinggahi lagi. Aku bukan mainan pelampiasan mu.

_______________________

Reika memasuki rumah madelief, saat masuk pun ia terpukau dengan perabotan yang ada dirumah Madelief. Lima langkah masuk kerumahnya, disebelah kanan, ada tangga mengarah keatas dan Madelief pun mengajak ku naik keatas yang mungkin adalah kamarnya. Aku pun mengikutinya dan sampai di sebuah lorong dengan jendela diujungnya. Dikiri jendela ada sebuah pintu yang tertempel stiker gambar bunga tulip berwarna pink"

"Ah Rei, ini kamar ku. Dan kamar mu ada disini" iya berjalan dan membukakan sebuah ruangan didepan kamarnya yang tidak aku sadari sedari tadi kalau ada ruangan lagi didepan kamarnya.
"Ini kamar khusus tamu" sambungnya.

"Terimakasi Mad" aku berjalan memasuki kamar sambil menariki koperku.

"Akan aku tinggal sebentar, aku ingin mengganti pakaian dulu"

"Oke Mad, aku juga"

Madelief pun berjalan keluar dan menutup pintu kamar ku.

MenungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang