04

46 8 0
                                    

        Angin hangat pagi hari langsung menyambut Izumi Murakami saat ia baru keluar dari pintu rumah, tanpa sadar ia menguatkan cengkramannya pada sabuk tas sebelum mulai berjalan menapaki susunan batu di halaman. Langkahnya terhenti saat sebuah nada notifikasi pesan terdengar pelan.

         "Dasar-!...aku bahkan belum memberimu jawaban.." ucap Izumi ketus sambil menatap tajam bola mata Aoi Shizuku yang kini tengah melambaikan tangan dengan senyum terkembang.

         From : Aoi Shizuku
      - untuk merayakan hubungan kita aku akan berangkat kesekolah bersamamu...oke!? Ah tanpa sadar aku sudah sampai di depan rumahmu lho..-

        "Dari mana kau tau rumahku?" Izumi lanjut bertanya, berlawanan dengan Aoi Shizuku yang malah melongok ke belakang punggung Izumi.

        "Dariapada itu siapa perempuan cantik di belakangmu...?" Izumi enggan menoleh dan malah berlalu meninggalkan Aoi Shizuku.

       "Wa-hh...matamu memang jeli Aoi..." suara Nase Murakami terdengar menimpali disusul decakan lidah Izumi.

       "Berantakan begitu dibilang cantik..." Ucap Izumi setelah Aoi Shizuku menyusul dan berjalan di sampingnya.

        "Kau ini, kan jelas penampilan kakakmu tadi sangat elegan walau terkesan kasual, apalagi make upnya itu...ah!~ benar-benar natural tau..." langkah Izumi sesaat terhenti.

        ' hmm...yang kuingat ia tak pernah terlihat seperti itu lagi sejak kematian kunikida, bahkan saat berjalan dengan pacar barunya ia enggan berdandan...pasti ada sesuatu dengannya..' Sebuah nada notifikasi pesan otomatis membuat Izumi mengangkat ponselnya ke depan dada.

       "Cih...sudah kuduga.."

       "Ada apa sih?" Tanya Aoi saat Izumi kembali mengantongi ponselnya dan mulai berjalan.

       "Entahlah...sepertinya aku mulai kesal dengan kata-kata tanpa sadar..."

       "heeeeh!" Pada awalnya mereka hanya mengucapkan beberapa kalimat singkat, mulai saling bertanya sebelum tanpa sadar mereka berdua sudah larut dalam senda gurau sepanjang perjalanan.

         Hingga siapaun yang melihat mereka berdua pasti akan berpikir bahwa mereka adalah pasangan yang harmonis, termasuk Azuki Narumi yang sedari tadi mengikuti mereka dari kejauhan.

       "Percuma kau memanggilku untuk membantu membuat bento pagi-pagi sekali, menunggu Izumi keluar dari rumah sejak jam lima jika kau tak jadi memberikannya..." ucap seseorang di sisi Azuki.

        "Mu..mungkin besok..."

        "Terus saja kau bilang begitu..." seseorang disisi Azuki itu menghela nafas berat, kedua matanya menatap Azuki dan Izumi bergantian.

        'Kuatkan dirimu...Shoudo!'

                         ***

         Saat paling membosankan bagi seorang murid sekolah menengah atas adalah paruh terakhir pada jam pelajaran, tepatnya tiga puluh menit sebelum bel tua di ujung koridor pada setiap lantainya berbunyi nyaring. Izumi Murakami melempar pandanganya sekilas ke arah Wakabayashi-sensei, memastikan kondisi guru itu yang sedang sibuk menjelaskan sebelum membisikkan sesuatu ke arah dua temannya yang duduk di bagian depan.

        Mulut Izumi bergerak cepat memberi isyarat di susul anggukan kedua temannya, beberapa saat kemudian ketiganya sudah sibuk membuka ponsel dan dengan hati-hati mengoperasikannya di dalalm laci meja.

          Beberapa menit berlalu seperti biasa sebelum akhirnya...

          "Hei..." seketika suara berat Wakabayashi-sensei sukses membuat ketiganya mengangkat kepala dengan panik. Bola mata hitam Izumi melebar saat mendapati Wakabayashi-sensei sudah hilang dari pandangan, digantikan dengan sebuah tangan yang tiba-tiba mencengkram bahunya kuat-kuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRROR DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang