Ditulis bersama Anugrah Dwi Utami.
"Pemirsa, pada Sabtu malam kemarin sebuah kabar mengejutkan datang dari ballerina kenamaan negeri ini, Naomi Surapraja istri dari pengusaha sukses Casyafani. Ia dikabarkan mengalami kecelakaan mobil di bilangan Thamrin Jakarta Pusat. Hingga saat ini, kondisi Naomi belum diketahui pasti. Pihak keluarga masih belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut mengenai kejadian ini."
**********
Aku bekerja sebagai kurir bunga yang sedang mendapat tugas untuk mengirimkan bunga yang dikirimkan oleh seorang penggemar ballerina ini, tak sengaja aku melihatnya melakukan gerakan balet dengan sangat anggun dan indah. Aku terpaku pada kecantikan dan keanggunannya. Dia masih meliuk mengikuti irama "the swan lake". Dalam hatiku berkata "INDAH" dan secara tak sadar hatiku bergemuruh seperti ada yang membisikkan kalau ia memang jodohku, apakah ini yang di sebut love at first sight?
"Hei, ngapain kamu disini? Ayo cepat antarkan bunga itu ke ruang makeup nona Naomi!" seru seorang teman yang melihatku terpana dan hanya diam karena terpesona. Dengan gugup dan lamban aku berjalan ke ruang makeup karena aku tak bisa mengendalikan pandanganku yang terus menerus ingin menatapnya. Jika digambarkan mungkin aku bagaikan musafir yang ingin menenggak habis oase di padang pasir. Bahkan setelah musik berhenti dan ia pun beranjak dari panggung aku tetap diam terperangah, dan aku baru tersadar karena tepuk tangan penonton.
Terburu-buru aku melangakah ke ruang makeup karena dipikiranku "aku harus cepat sampai agar aku dapat melihat kecantikannya yang sempurna". Sesampainya aku diruang makeup aku menjumpai seorang manusia yang lebih indah jika ia disebut Bidadari surga. Dia bidadari yang tadi, bidadari yang membuat jantungku berdetak lebih cepat, tangan, kaki, serta mulutku kaku karena gugup melihat kecantikannya.
"maaf ada urusan apa ya?" Tanya asistennya
"emm, ma.. Maaf ini ada karangan bunga untuk nona Naomi" kataku gugup
Karena mendengar ada yang mengirimkan bunga, Naomi langsung bangkit dari bangku makeupnya ia mengambilnya sembari tersenyum dan berkata "wow, indah.. Terima kasih" secara tidak sengaja tangannya menyentuh tanganku seperti ada ribuan volt listrik kebahagiaan yang menyengatku.
Aku beranjak pergi, aku masih terbuai oleh senyuman dan kecantikannya, sehingga aku tidak menyadari bahwa ada sebuah trolley yang berisi baju yang sedang melintas menuju kamar ganti yang persis ada di sebelah ruang makeup, tak pelak aku menabrak trolley tersebut dan terjatuh ke lantai. Tidak terlalu sakit memang, namun rasa malu yang harus kurasakan itu yang membuatku langsung lari dengan muka merah, dari ekor mataku aku melihat dia tertawa kecil, manis sekali.
**********
Jam sudah menunjukkan waktu lewat tengah malam, tapi mataku belum dapat terpejam walau sekejap. Wajahnya masih terbayang jelas dalam ingatanku. Terlebih wajah merah dan konyolnya saat ia menabrak trolley yang jelas-jelas sedang melintas di hadapannya dan pikiranku terus mengulang-ulang kejadian itu sehingga membuatku tertawa geli saat mengingatnya. Tanpa sadar tanganku bergerak menuju karangan bunga yang tadi diberikan olehnya untuk mengambil kartu ucapan yang terselip didalamnya. Aku melihat tulisan "flower of heaven" aku mangambil kesimpulan bahwa itu toko bunganya dan besok aku harus mendatanginya, menuntaskan rasa penasaranku padanya.
Keesokannya aku bangun dengan semangat menggebu. Keceriaan menemaniku bersiap-siap. Aku berdandan seperlunya lalu kubuka lemari pakaianku. Dan aku menjadi bingung sendiri, baju apa yang harus kupakai? Ku ambil dress tosca tanpa lengan dengan potongan leher V. "hmmhh, terlalu formal"
Berjam-jam ku habiskan waktu untuk memilih pakaian. Tak terhitung berapa banyaknya pakaian yang bergeletakan di atas kasur. Akhirnya kuputuskan untuk menggunakan baju turtle neck warna putih dan celana jeans hitam yang ku fikir lebih santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life, Death
JugendliteraturKumpulan cerpen mengenai cinta, kehidupan dan kematian. Karena ketiganya selalu berputar diantara kita. Meski tak selalu bersamaan.