Kisah dimulai

559 21 3
                                    

"Eh, liat tuh sodara lu!! Gonta-gonta pasangan kayak pakek masker. Sekali pakai langsung buang," celoteh Odiz.

"Et dah busyett!! Tuh mulut apa petasan mercon. Hahahaha," ledek lLipe.

Satu pukulan pelan namun tepat sasaran berhasil mendarat mulus di kening Lipe yang selebar Bandara King Abdul Aziz.

"Wadow!! Jahatnya dirimu padaku," teriak Lipe histeris.

"Mangkanya kalo ditanya tuh dijawab! Jangan bikin gigi taring gua keluar." tegas Odiz.

"Iye ye. Gitu aja sewot! Ok. Gua mah kalo begituan kagak ngurusin. Entar kalo dia lagi patah hati pasti balik ke gua," jelas Lipe.

"Wahahahaha," tawa Odiz meledak.

"Apaan sih lu!! Ketawa ngakak kagak jelas gitu," tanya Lipe dengan tampang bingungnya.

"Gimana kagak ketawa. Ternyata dari dulu sampai sekarang, lu masih aja dibutuhin di waktu orang meratapi nasib doang. Asli parah ... hahaha." Odiz semakin menjadi-jadi.

"Anjayy!!" Muka Lipe sekarang semerah cabe tingkat dewa.

Yap! Pada akhirnya peperangan antara Odiz dan Lipe pun tak bisa dicegah. Mereka kini tengah menyiapkan peralatan perang mereka masing-masing. Diantaranya pensil, penghapus, kemoceng bahkan meja dan kursi. Dimana-mana tidak ada yang berani melerai anjing dan kucing ketika sedang berkelahi. Hanya saat mukjizat itu datang yang dapat menghentikan Odiz dan Lipe.

Ya! Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Tiba-tiba saja pintu kelas terbuka. Disana nampak sesosok bidadari mungil berparas ayu, yang kecantikannya mampu membius setiap lalat yang melintas di hadapannya. Alam nampak sedang mendukung adegan ini. Angin tiba-tiba membelai perlahan, menyibak lembut kerudung yang dipakai sang bidadari. Ditambah dedaunan yang mengikuti arah angin layaknya musim gugur di bumi barat sana. Tak berhenti sampai situ. Ketika ia melangkahkan kakinya. Melodi lagu seakan-akan terbentuk karenanya.  Mengalun merdu menambah elok kemegahannya. Semua mata kini tertuju pada gadis itu(deg..deg..ded). Tak terkecuali 2 ingusan pembuat onar.

Ketika sang bidadari hendak melerai pertengkaran Odiz dan Lipe, tiba-tiba saja dari arah belakang ada bahaya siap membayangi. Nampak seseorang yang berlumuran keringat tengah tergopoh-gopoh membawa segelas minuman. Ia tak lain adalah si Myka. Karena sangat terburu-buru ia tak sengaja menabrak sang bidadari alias Beika dengan kerasnya. Spontan Beika yang tak sedang siaga, langsung jatuh tengkurap di atas lantai. Sungguh mengenaskan. Dengan wajah mutadosnya yang lugu, Myka meninggalkan Beika yang jatuh tergeletak tak berdaya.

Dengan percaya dirinya ia malah berteriak, "Teman-teman, pak guru kesayangan kita, Pak Murni otw kesini!"


Namun bukannya jawaban yang Myka dapat, ia malah mendapatkan wajah teman-teman sekelasnya yang bengong, mangap melihat sisi sampingnya. Myka pun penasaran. Dengan segenap kekuatan jasmani dan rohani, Myka memberanikan diri menengok sesuatu di sampingnya. Dan apa yang dia lihat?? Beika tadi yang jatuh tengkurap kini tengah memandanginya dengan tatapan mautnya. Penampilan Beika tak lagi seanggun tadi. Ia kini lebih mirip ibu-ibu penjual daging di pasar.

Sekali lagi wajah mutados Myka terpasang, dengan lagaknya ia langsung berlalu menjauhi Beika. Beika yang sudah tak tahan lagi, langsung mengeluarkan suara halilintarnya.

"Myyyykkkkkaaa!!!! Jangan kabu.." Beika tersentak.

Belum sempat ia meluncurkan kalimat pamungkasnya, tiba-tiba saja ada yang memegang pundak Beika. Ketika Beika menengok ke arah belakang, ternyata itu adalah Pak Murni.

Sial!! Batin Beika. Kali ini Myka pun berhasil lolos lagi dari kemurkaan Beika.

Nah! Itu dia pembicaraan dan pertengkaran awal mereka masalah cinta orang lain. Terus gimana jadinya kalo masalah cinta datang ke kehidupan mereka ya??

*Mau tau kelanjutannya? Jangan lupa votementnya ya :-D diusahain eneng update sehari sekali dah..hehe

Kiss muachh bye alipuzz :-*

MBLO! Mencari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang