*Author Pov*
Suara debuman pintu mobil tertutup terdengar oleh sepasang sahabat itu dan juga menjadi alaram bagi keduanya. Pemuda dan gadis itu pun bangun dan merapikan penampilan masing-masing diri. Nara merapihkan atasannya dengan segera, menyisir rambutnya dengan jarinya asal. Sehun pun juga demikian, jantung seperti sedang lomba lari, memompa cepat. Pemuda itu melirik gadis di sebelahnya, dan dibalas tatapan aneh gadis itu. Sehun tersenyum lembut dengan membantu merapihkan rambut Nara, dan melafalkan tidak apa-apa tanpa suara untuk menenangkan gadis yang kelihatan berekspresi aneh.
Seseorang itu pun sampai pada ruangan yang masih menampilkan kartun kesukaan adiknya yang menjadi background suara ruangan itu. Suho, abang dari Nara itu menghampiri adik dan sahabat adiknya.
"Kalian gak kuliah?" Kalimat pertama itulah yang keluar dari mulut Suho.
Sehun dan Nara tatap-tatapan seketika, karna teringat perjanjian sepihak mereka. Dan berakhir Sehun yang menjawab. "Ini kami baru mau berangkat, hyung."
"Gini, gini. Oppa, disuruh sama para orang tua buat hubungi kalian, tadi. Oppa hubungin kalian berdua gak diangkat. Terus oppa nelpon Taeyong untung diangkat." Nara dan Sehun mendengarkan rentetan kalimat Suho dengan serius. "Terus Taeyong bilang, kalian gak sama dia, mungkin masih di rumah Kim. Ya udah oppa langsung cepet pulang. Okay, oppa mau tanya kenapa telepon oppa gak diangkat? " Suho menatap keduanya bergantian.
Saat itu juga Nara mengambil ponsel yang berada di meja depan sofa dirinya duduk. "Ini, ponsel aku di-silent. hehehehe" Jawab Nara cengengesan.
"Ponsel gue di mobil bang." Itu Sehun ikut menjawab.
Suho menghela napasnya. Agak kesal sih dia, tapi ya mau gimana lagi kan ya. "Iya deh. Jadi gini, oppa pulang lagi ke rumah, karena para orang tua tadi chat, bilang, kalian hari ini gak usah kuliah dulu. Tapi karena Taeyong ada keperluan ngedesak jadinya gak papa."
"Emangnya ada apaan sih, hyung. Kayanya penting banget."
"Iya, emang penting banget, jadi kalian jangan ke mana-mana."
"Iya, tapi ada apaan emang."
"Masih dirahasiain, pokoknya nurut aja."
Sehun ngelirik Nara yang Nara juga sedang menatap balik Sehun seperti bertanya lewat tatapannya. Sehun pun hanya mengedikkan bahunya saja.
##########
Satu jam berlalu dan datanlah orang tua Sehun yang langsung disambut Nara dengan acara peluk-pelukan manja Nara. Papi Dimas yang punya nama Korea Oh Donghae juga memeluk Nara dan mencubit gemas pipi Nara yang membuat Nara mengaduh sakit.
"Papi nih, itu Nara kesakitan." Itu Sehun yang langsung memisahkan tangan sang papi dari pipi sahabat perempuannya itu.
"Gemes banget." Papi Sehun mengusap pipi Nara yang tadi dia cubit gemas. Naranya mah cuman nyengir memaklumi.
"Abang kamu gak papa kan kalau gak kuliah hari ini?" Mami Yuna tanya ke anak semata wayangnya.
"Iya gak papa kok mi. Tapi ada apaan sih mi?" Sehun tanya maminya. Abisnya dia sudah penasaran banget dari tadi. Suho hyung tetap tidak mau kasih tahu ada apa semua ini.
"Nanti aja kalau semuanya udah pada dateng. Yuk ah duduk aja dulu." Mami Yuna langsung duduk deket Nara, alhasil Nara dihimpit Sehun dan mami Yuna, Sehun di kiri, mami Yuna di kanan, dan Papi Dimas duduk di sebelah kiri Sehun. Nara pun mengobrol dengan mami Yuna, dan para lelaki, Sehun, papi Dimas, dan Suho juga buka obrolan tentang pemilu yang ada di Amerika Serikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (Oh Sehun)
FanfictionSehun sayang sama Nara. Taeyong juga sayang sama Nara. 18+. Aku sudah memperingati 18+ yah.