[7] Am I [not] a slave?

6.3K 527 80
                                    

Preview ––chapt sebelumnya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan disana waktu itu?"

Hime!

Meski pertanyaan biasa ––'biasa' maksudnya adalah kalimat yang lumrah ditanyakan oleh seorang istri yang ingin 'meluruskan' kecurigaan pada suaminya–– nyatanya kalimat tersebut berhasil membuat deru nafas Sasuke tak senormal sebelumnya.

Cukup chaos. Ia mengenal sosok Hyuuga Hinata bukanlah wanita yang akan berlaga sok peduli ––seperti seorang istri yang ingin meluruskan kecurigaan pada suaminya–– wanita itu tentu tidak akan repot-repot melakukannya.

Kecuali jika Hinata mengetahui sesuatu. Ah! atau mungkin mulai mendapatkan sesuatu ––sesuatu yang di 'sembunyikan' Uchiha Sasuke ––mungkin? Ck! Sepertinya Sasuke lah yang mulai curiga saat ini.

"Menurutmu apa lagi?" Sasuke menjeda sebentar saat ia berbalik pada lemari yang masih terbuka, selanjutnya ia mengambil sebuah kemeja putih dari dalam sana. "––aku pikir istriku ini sudah memiliki banyak sekali spekulasi mengenai suaminya yang bangsat kan?" Lanjut Si Tuan seraya melirik dengan culasan senyum miring.

Ganti Hinata yang menautkan alis.

'Memang sebelumnya iya.. '––bahkan si Nyonya Uchiha menyumpahi kenapa pria yang disebutnya suami itu tidak mati saja karena terkena penyakit kelamin yang menjijikkan. '––tapi? ––'

"Bangunan itu di runtuhkan ."

'––tapi itulah alasan kenapa aku butuh alasan Uchiha Sasuke..'

Hinata meraih kemeja yang susah payah dibuka kancing-kancingnya oleh Sasuke, membuat pria bertelanjang dada tersebut menoleh ––memperhatikan sang istri yang menunduk sambil membuka kancing kemeja miliknya ––pengalihan yang tepat untuk menghindari tatapan si Uchiha.

"––dan aku pikir kelasmu bukan wanita tempat kumuh seperti itu.." Hinata melanjutkan tegas. Adalah sebuah alasan klasik ––sebenarnya. Karena Hinata tidak lagi peduli dengan siapa pria tersebut mencecerkan benihnya.

"Lalu?" Kali ini Sasuke membalas cepat, ia bahkan mendekatkan wajahnya pada wajah Hinata dengan tangan kiri meraih dagu wanita tersebut ––meminta kedua amethyst untuk menatap 'kelereng' pekatnya yang berkilat jenaka ––seperti menertawakan.

"––secara tidak langsung kau memberikan standar pada wanita yang ku kencani sayangku?"

' Don't make me laugh if you think your class is like a really cheap kind of creepy crawlies, honey...' Sasuke tidak habis pikir, meski ia tetap memikirkannya.

Hinata langsung mendongak, ia mengabaikan kemeja Sasuke untuk menatap manik menawan si Uchiha dengan kedua netranya yang berkaca.

"Memang apa bedanya aku dengan mereka?" 'yang hanya kau pulangi saat kau butuh pemuas napsu?'

Exactly! Uchiha Sasuke seperti indigo saar apa yang dipikirkannya benar adanya. Membuatnya menguarkan nafas samar dan pelan.

Hinata memang berpikir sejauh itu, sungguh. Hanya mungkin status istri yang disandangkan seorang Tuan besar sekelas Uchiha Sasuke adalah tutup yang sedikit membuatnya berbeda ––hanya sebutannya, lantas sesungguhnya kodrat Hyuuga Hinata serasa tak ada ubahnya.

'––aku akan di jual.. oh! mungkin sudah di jual' ––mengingat ia bersama sosok Uchiha Sasuke saat ini, juga alasan kenapa Hinata berada di hadapan Sasuke. Ia bahkan mengorbankan harga dirinya yang telah terinjak untuk setidaknya mengais sebuah fakta yang kejam.

HIME (private)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang