Author P.O.V
Yaaa sebenarnya hari gadis yang mulai dewasa ini sih di awali dengan hari yang cerah. Sampai akhirnya
...Jasmine P.O.V
Bel berbunyi menandakan kelas akan segera di mulai. Tapi pelajaran pertama ku adalah olahraga, jadi aku tidak perlu bersusah payah untuk berfikir di pagi hari. Apa lagi hari ini ada matematika, guru matematika ku itu sangat galak sekali.
Akhirnya aku, Nayla dan Sarah turun ke bawah. Saat hendak turun ke bawah kita kembali lagi ke kelas karena kita bertiga mendengar suara yang sangat gaduh di kelas. Ternyata temanku Arbaina sedanb di kelitikin oleh temanku yang lain.
Tapi kan tubuh Arbaina kecil dan yang mengelitikinya itu sangat banyak, aku seketika mengingat cerita Nayla kemarin. Langsung aku bertindak untuk menolongnya, karena tubuh Arbaina dangat kecil aku jadi takut kalau Arbaina pingsan.
Setelah itu aku langsung turun ke lapangan bersama Nayla dan Sarah pada saat di lapangan aku lihat teman sebangku ku Harti sedang bermain dengan Ayu dan teman temannya. Sifat Harti sudah mirip seperti anak jablay. Yaaaa intinya sih kami tidak menghiraukan mereka dan lanhsung duduk di barisan. Untung saja si Alya tidak ikut karena badannya agak kurang sehat jadi dia tidak ikut olahraga. Coba saja kalo Alya ikut aku sudah tidak tau seberapa jablaynya dia.
》》》 SKIP 》》》
Akhirnya bel pun berbunyi menandakan pelajaran olahraga telah selesai dan kita di beri istirahan setara satu jam pelajaran ( yaitu 40 menit ) sampai masuk kelas kembali. Akhirnya aku dan teman teman sekelas ku pun mengganti baju.
Setelah mengganti baju kami bertiga ( aku, Nayla dan Sarah ) pun makan, tetapi pada saat makanan ku belum habis bel sudah berbunyi
'Ya sudah nanti juga bisa ku makan lagi' batinku sambil menutup tempat makan ku.Pada saat masuk kelas ternyata semua guru sedang rapat jadi kami hanya di beri tugas oleh guru. Kami ditugaskan untuk membuat tabel. Pada saat Harti mengeluarkan penggarisnya aku pun berkata.
"Itu kan penggaris gua yang nemuin ti" ucapku sambil agak tersenyum dan dengan nada bicara bergurau.
"Lah ini penggaris gua ya" jawabnya dengan serius dengan sedikit keras kepala.
"Iya gua tau terus yang satunya lagi penggaris punya siapa?" Sambil menunjuk penggaris Harti yang satunya lagi.
"Itu juga penggaris gua ya, baru di beliin sama ayah gua kemarin"
"Itu kan yang satunya lagi penggarisnya gua yang nemuin" ulangku lagi.
"Lu temuin di mana Jas?" Tanyanya.
"Di meja" jawabku.
"Lah itu penggaris gua ya" ucap Harti dengan nada yang agak tinggi.
"Di sini" sambil menunjuk meja ku.
"Lah tapi itu penggaris gua ya, soalnya kemrin penggaris gua hilang kalo nggak percaya tanya saja saa Arba" dia pun langsung memanggil Arba.
"ARBA!ARBA!WAKTU SEDANG MENGGAMBAR PENGGARIS GUA LU TARUH MANA?" Tanya Harti.
"NGGAK TAU GUA LUPA" jawab Arbaina.
"Tuh Jas berarti penggaris ini milik gua Jas" jelas Harti.
"Iya iya" jawabku singkat.
"Orang penggaris ini kemrin hilang kok" jelas Harti lagi.
"Iya kan gua udah bilang udah Harti kan bukan berarti penggaris itu gua yang temuin penggaris itu jadi milik gua kan?" Perbincangan kita pun semakin memanas.
"Kalau misalnya itu mah itu saja" aku mulai tidak mengerti dia berbicara apa.
"Hmmm hmmm iya iya serterah lu" jawab ku.
"Percuma kalau pintar sifatnya sirik" pada saat dia mengatakan itu emosi ku pun mulai meningkat.
"Hmm hmm iya iya serterah lu" jawabku sambil menekan emosi ku.
"Sudah tidak punya kata kata lagi itu" panasnya lagi.
"Hmm hmm iya iya serterah lu" akhirnya pun berakhir juga tetapi tidak lama kemudian dia mengulanginya lagi.
"Orang itu penggaris gua kok" ulangnya lagi.
"Iya gua tau gua sudah tahu sudah tidak perlu di ulang lagi."
Akhirnya Nayla pun angkat bicara, mungkin dia merasa perbincangan kita semakin panas.
"Iyaa Harti kan Jasmine sudah bilang kalau Jasmine yang menemukan bukan berarti penggaris itu milik Jasmine kan?" Ucap Nayla lembut namun menusuk.
Akhirnya Harti pun bungkam. Pelajaran IPA pun selesai. Sebelum pelajaran matematika di mulai bel istirahat sudah terlebih dahulu berbunyi, akhirnya kita istirahat terlebih dahulu. Kita pun memutuskan untuk pergi ke kelasnya Tata, pada saat ke kelasnya Tata, Tata bilang dia sedang baper ya sudah aku peluk saja. Tetapi pada saat aku memeluknya dia malah membantingku hingga aku terjatuh, apalagi aku terjatuh di depan teman temannya aku sebenarnya merasa sangat malu sekali, dan mataku juga sudah berkaca kaca tetapi aku tahan aku anggap Tata hanya bercanda saja.
Akhirnya bel masuk pun berbunyi. Kita pun memulai pelajaran matematika. Pada saat aku sedang serius mengerjakan soal Harti pun bertanya ke pada ku.
"Jasmine yang ini jadi positif atau negatif?" Tanyanya
"Liat rumusnya dong" jawabku dengan jutek. Dia pun bertanya lagi
"Kalau yang nomer 4 caranya bagaimana Jas?" Tanyanya lagi
"Tidak usah bertanya kepada orang yang kepintarannya percuma kalau sifatnya sirik" aku jawab saja sambil mengulang kata kata yang tadi dia ucapkan padaku. Akhirnya dia tidak bertanya lagi, mungkin dia sadar kalau kata kata yang di la ucapkan ke aku itu salah.
Malamnya di rumahku mengadakan pengajian aku tidak ikut karena aku besok harus ulangan dan aku uuga mempunyai banyak pr yang harus dikerjakan
Setelah pengajian selesai aku pun keluar dari kamar dan duduk di samping papahku.
"Nih pah kalau punya lengan mah harusnya seperti ini" sambil menununjuk foto lengan Wonho yang ada di hpku.
"Ah itu sih bencong" kata papah
"Wonho mah bukan bencong, papah tuh yang seperti perempuan tidak mempunyai jakun" jawabku.
"Liat aja dandanannya seperti perempuan memakai bedak. Itu mah LGBT"
"Lah Wonho mah memang sudah putih" tukas ku cepat.
Akhirny aku di ceramahi panjang lebar. Dan aku hanya berusaha menahan air mataku yang sudah ingin sekali keluar karena Wonho dijadikan contoh yang tidak baik. Aku membatin 'tahan tahan' tetapi aku tidak bisa menahan air mataku ini.
"Ini tuh sudah akhir zaman. Sudah banyak tanda tandanya, sekarang laki laki seperti itu mah kelakuannya tidak benar" ucap papah
"Iya salah satu tanda tandanya papah kalau bernyanyi tidak jelas" ucapku sambil menahan tangis. Pada saat mengucapkan kata terakhir itu saja suara ku sudah bergetar, lemah sekali diriku.
Akhirnya aku pun masuk ke kamar dan mengucek mataku agar tidak terlihat sehabis menangis.
'Sabar saja Jasmine' Karenina Jasmine
~~~
Don't forget to like, follow and comen
And sorry for the typos
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary Book
Adventurekisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Jasmine yang akan mulai masuk sekolah SMP . Bagaimana Jasmine pada saat di SMP, dan bagaimana Jasmine menghadapi ketidak normalannya karena suka terhadap sesama jenisnya. Baca saja ceritanya Upd...