1. Prolog

113 9 0
                                    

"Cowok yang peka sama perasaan cewek itu langka banget. Sekalinya peka malah buat kecewa"

***

"Kak Aslan"

Naya berlarian kecil menghampiri Aslan dengan senyum yang terpatri di bibirnya. Disodorkannya kotak bekal berwarna biru muda yang tadi pagi sengaja disiapkannya dari rumah.

Aslan menolehkan kepalanya dari setumpuk kertas dihadapannya, dengan cuek ditatapnya Naya tanpa minat.

"Apa?"

"Ini sandwich tuna buatan Naya, sengaja Naya siapin buat kak Aslan".

"Maaf gue gak suka ikan"

Dimasukkannya kertas yang tadi ia pegang kedalam map berwarna hijau, lalu pergi begitu saja dari ruang club jurnalis tanpa menghiraukan Naya yang masih setia memegang kotak bekalnya. Naya yang melihat Aslan hendak pergi langsung saja meraih lengan Aslan untuk menghentikan langkahnya.

"Kemarin kak Aslan udah nolak kue buatan Naya karena kata kak Aslan, kakak gak suka makanan yang manis. Sekarang kak Aslan nolak sandwich buatan Naya juga, karena kakak gak suka ikan. Naya tau kok kakak bohong, jelas-jelas kemarin Naya liat kakak makan Sop tuna di kantin".


Habis sudah kesabaran Aslan. Dengan kasar Aslan menyentak tangan Naya, membuat pegangan Naya dilengannya terlepas begitu saja.

" Sudah berapa kali gue bilang. Gue gak butuh makanan dari lo!!. Bisa gak sih sehari aja lo gak gangguin gue?! Jangan mentang - mentang lo cewek gue gak berani kasar sama lo!!".

Tanpa peduli dengan reaksi wajah Naya, Aslan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun untuk menatap Naya. Meninggalkan Naya dengan mata berkaca-kaca.

Sabar Nay. Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Dicampakan dahulu, Aslan jatuh cinta kemudian


***

Naya kembali kedalama kelasnya dengan membawa kotak bekal warna biru yang tadi ditolak Aslan. Dengan memasang wajah lesu diletakkannya kotak bekalnya dimeja Dinda, teman sebangkunya yang sedang asyik menyalin tugas matematika milik Naya.

"Nih Din, buat lo ".

Dinda menghentikan aktivitas menyalin tugasnya menatap kotak bekal itu bingung. Namun melihat wajah cemberut milik Naya membuatnya seketika paham apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu.

"Kenapa cemberut? Ditolak kak Aslan lagi?".

Naya mengangguk lemas, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tanggannya diatas meja. Ini sudah kesekian kalinya Aslan menolak bekal darinya, alasannya pun sama. Gak suka.

"Dia gak suka sandwich tuna, buat lo aja".

Sebenarnya Naya tahu, Aslan selalu berbohong bahwa dia tidak suka menu bekal yang dibawakannya. Jelas-jelas Naya selalu membuatkan bekal yang isinya makanan kesukaan Aslan, seperti tadi pagi contohnya. Kemarin dia bertanya pada kak Evan, sahabat Aslan. Apa saja makanan dan minuman yang disukai dan tidak disukai Aslan, Evan bilang kalau Aslan suka sekali sandwich tuna. Jadi Naya sengaja bangun pagi-pagi supaya bisa membuatkan sandwich tuna untuk Aslan, berharap Aslan akan menerima bekal pemberiannya, tapi hasilnya tetap sama dia ditolak mentah- mentah oleh Aslan.

Another FeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang