4. Mulai Perduli?

64 3 0
                                    

Kata orang kebahagiaan terbesar orang tua adalah melihat anak-anaknya bahagia, benarkah??
-Another Feya-

***

Naya merengut kesal keluar dari ruang osis dengan langkahnya dihentak- hentakkan.

Dasar kamprett!!!.
Ingin sekali rasanya ia mengabsen seluruh penghuni kebun binatang beserta keluarganya.

Tahu begini Naya tidak sudi menuruti paksaan Akram untuk menggantikan Anggi.

"Itu tadi apaan si Akram pake bilang kayak gitu dasar sok Inggris!!. Boro-boro deket sama Aslan yang ada dia malah makin ngerendahin gue!!". Naya benar- benar kesal sekarang sampai melupakan sebutan 'kak' untuk kakak kelasnya itu.

Langkah penuh emosinya mengarah ke parkiran motor di sekolahnya, menghampiri 'beti' motor beat kesayangannya hadiah terakhir dari kakek Naya sebelum meninggal satu tahun yang lalu.

Braaakkkk!!

Belum sempat Naya memakai helm, suara benda terjatuh dan teriakan terdengar dari arah gudang yang letaknya di belakang parkiran.
Ia berlari ke arah sumber suara yang semakin lama terdengar sangat jelas.

"Anjirr ya lo beraninya ngadu ke pak Santoso!! lo pikir lo siapa?!?! cari mati lo!!".

Naya membekap mulutnya melihat Erga memegang kerah seragam sekolah Danu yang tampak babak belur dengan bibir yang mengeluarkan darah. Naya membulatkan mata ketika Erga akan melayangkan pukulan kewajah Danu, dia harus melakukan sesuatu kasihan Danu bisa mati kalau dipukuli terus!!!!

Ayoo Nay berpikir gimana caranya nolong Fadli!!!.
.
.
.

Sialan otak Naya blank sekarang!!!!

teriak Nay teriak!!!!

"Edgar!!". Merasa dipanggil Edgar menoleh kearah Naya berdiri, tapi naas Edgar tetap melayangkan pukulan kewajah Danu sebelum akhirnya berjalan ke arah Naya dengan wajah penuh emosinya.

Naya melayangkan tatapan bersalah kepada Danu yang telentang di tanah dengan wajah yang dipenuhi memar sana-sini.

Maaf Danu.

"Mau apa lo?? jadi pahlawan kesiangan??!!" Edgar terkekeh merendahkan membuat Naya tidak terima.

"Ini bukan pertama kalinya gue liat lo berantem!! Edgar yang gue kenal gak kayak gini!!".

"Peduli apa lo sama gue!! Jangan ngurusin hidup orang lain kalau lo aja gak becus ngurusin hidup lo sendiri". ia hampir saja pergi kalau saja tangannya tidak ditahan dengan erat oleh Naya.


"Tante Ratna pasti kecewa liat lo kayak gini". Suara Naya melemah, kepalanya menunduk. Selalu saja seperti ini !!.


Edgar menunduk melihat cekalan tangan Naya di lengannya, wajah nya berubah sendu.

"Apa lo kecewa Fey liat gue kayak gini??", mata Naya berkaca-kaca mendengar Edgar memanggil nama kesayangannya. Hanya Edgar yang memanggilnya seperti itu. Hanya Edgar yang memanggilnya Feya dan dia masih menyukai bagaimana cara laki-laki itu memanggilnya.


"Edgar ini salah!! keluarga lo pasti kecewa liat lo kayak gini!!". Edgar mendesah frustasi melihat naya tidak mampu menjawab pertanyaannya.

"Tau apa lo tentang keluarga gue!! gak ada yang peduli sama gue!! bahkan gue mati pun mereka gak akan pedu-"

plakkk

Another FeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang