Nayla dan Allan (Real Story)

1.3K 79 10
                                    

Nayla adalah sosok hantu gadis berseragam SMA yang suka mengikutiku. Mungkin terdengar aneh tapi dia baik. Awal pertemuan kami terjadi satu tahun lalu. Saat itu aku sedang keluar kota, naik motor sendirian. Perjalanan sekitar dua jam dengan kecepatan sedang. Cuaca cukup cerah dengan angin yang bertiup lembut. Melewati daerah dengan rawa, entah kenapa aku mulai merinding. Aku merasa diikuti oleh makhluk asing. Dari segi energi berbeda walaupun masih positif. Aku berusaha tenang dengan mempertahankan wajah poker face.

Sesampainya di tempat tujuan, aku mempertajam penglihatan. Melihat sekitar dan menemukan sesosok gadis cantik berseragam SMA. Dia tersenyum dan memperlihatkan barisan giginya yang putih. Namanya Nayla. Gadis berdarah Indonesia dan Korea. Namun, dia tidak sendirian. Ada satu sosok laki-laki yang juga berseragam SMA berdiri tepat disebelah Nayla, namanya Allan. Mereka satu sekolah yang sama dan meninggal di hari yang sama. Mereka ingin menyampaikan sesuatu. Aku mengangguk saat melihat mereka tersenyum dan menatap dengan pandangan sayu. Namun, aku mengacuhkan mereka dan memilih fokus menyelesaikan urusan.

Setelah urusanku di luar kota selesai, aku pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang aku merasakan kehadiran mereka. Hawa yang berbeda dan asing. Mereka seperti ingin mendekatiku. Sesampainya di rumah, Janette sudah menunggu di depan pintu dan wajahnya terlihat cemas. Saat melihat Nayla dan Allan, Janette langsung mengusir mereka. Janette berpikir mereka hantu jahat. Aku menjelaskan kepada Janette kalau mereka hantu baik. Aku meminta mereka bercerita apa yang terjadi.

Mereka meninggal di era Presiden Soeharto diusia yang ke 17 tahun. Allan dan Nayla sekolah di SMA swasta yang cukup terkenal di Indonesia. Hari itu Nayla berangkat ke sekolah dengan naik bus, sendirian. Tiba di stasiun, Nayla masuk dan duduk didalam bus. Ternyata Allan juga sudah berada disana. Mereka saling mengobrol tentang pelajaran sekolah. Sesampainya di perhentian bus, mereka turun dan berjalan kaki dengan jarak sekitar hampir 1000 meter agar bisa sampai ke sekolah. Jalan menuju sekolah terlihat sangat sepi. Suasana mulai mencekam, beberapa orang bertubuh tinggi memukul mereka dari belakang. Mereka pingsan dan saat sadar mereka sudah meninggal. Mereka melihat jenazah dalam keadaan yang mengenaskan. Organ tubuh mereka diambil untuk dijual. Kejadiannya sangat cepat. Mereka tidak tahu siapa pelakunya namun yang bisa dipastikan ini adalah pembunuhan berencana.

Aku gemetar mendengar semua itu. Jantungku berdetak lebih cepat karena Nayla dan Allan membuatku bisa melihat semuanya. Jangan tanya bagaimana caranya karena aku juga tidak tahu. Tanpa kusadari, air mataku menetes. Aku bisa melihat dengan jelas ada beberapa laki-laki dengan pakaian serba hitam menculik mereka. Mereka membawa Allan dan Nayla kesebuah bangunan kosong. Dalam keadaan pingsan itulah, mereka mengambil organ tubuh Allan dan Nayla dengan cara operasi dan menguburkan jenazah di hutan belantara.

Anehnya mereka bilang, tidak ada rasa dendam dan sakit hati. Mereka ikhlas. Mereka hanya ingin bertemu dengan orang tua dan Rio. Rio adalah teman mereka namun tinggal di Australia. Selama ini Allan dan Nayla berusaha mencari keberadaan mereka namun gagal. Allan menggambarkan Rio sebagai laki-laki berkulit putih dengan tinggi sekitar 165 cm dan rambut hitam lebat. Allan dan Nayla meminta bantuanku untuk menemukan Rio dan orang tua mereka namun sampai sekarang aku belum bisa menemukan mereka. Informasi terakhir yang kudapat, mereka semua sudah meninggal. Namun, aku belum bisa melakukan apapun. Mungkin itulah keterbatasanku. Aku meminta maaf kepada Allan dan Nayla karena tidak bisa membantu.

Sekarang Allan dan Nayla lebih suka berada disalah satu sekolah dan menjadi penghuni disana. Namun, mereka tidak mengganggu siapapun. Mereka hanya ingin mengenang masa-masa disaat mereka sekolah dulu. Itulah sedikit cerita nyata dari sosok dua sahabat, Nayla dan Allan yang ikhlas dengan segala hal yang terjadi pada diri mereka. Mereka akan tetap menunggu hari dimana mereka bisa bertemu dengan orang-orang yang mereka cintai.

Kumpulan Cerpen HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang