{1}

52 2 0
                                    

Ryssa menghela napas dalam dan memijit ujung hidungnya yang entah mengapa ia lakukan. Berpikir bahwa mungkin saja hal itu dapat membantunya menghilangkan stress yang sedang dihadapinya. Kehidupan Ryssa yang selama ini tenang akan berubah drastis hanya dalam kurun waktu semalam.

Kemana perginya kedua orang tuanya yang baik hati? Aku bisa gila. Racaunya dalam hati.

Ayah Ryssa yang melihat anaknya memijit ujung hidungnya hanya mendengus geli. Berbanding terbalik dengan sang ibu yang menatap sendu anak semata wayangnya itu.

"Elwin, bukankah pikirmu kamu keterlaluan?" tanya Edalyn, sang ibu seraya mengusap bahu sang suami yang sangat disayanginya itu. Elwin yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya lalu terkekeh kecil, mendapati rencana yang ia susun akan membuat anak gadisnya jera.

"Iya dad! Aku setuju sama mom!" ucap Ryssa, lalu membentuk bibir yang cemberut, menandakan bahwa ia sedang kesal dengan ayahnya. Elwin kembali terkekeh mendengarkan penuturan gadisnya.

Ryssa yang melihat ayahnya terkekeh pun semakin menatap ayahnya dengan kesal.

"Tidak bisa. Keputusan dad sudah final dan tidak ada yang bisa menganggu gugat," tutur sang ayah, merasakan cengkraman kuat di bahunya. "Termasuk bujukkan mom-mu yang cantik ini. Dad harus mendisiplinkan kamu, Ryssa. Percayalah pada dad,"

Ryssa menatap ayahnya lalu menunduk. Menyadai bahwa keputusan sang ayah sudah bulat. "Baiklah dad. Tapi, bisakah aku bekerja di perusahaan dad saja?"

Elwin menggeleng keras.

"Kumohon dad! Aku janji aku akan mandiri!" ucap Ryssa memelas.

Elwin kembali menggeleng dan menghela napas. "Itu sama saja dong Ryssa. Kau akan tetap manja apabila kau bekerja diperusahan dad. Bahkan seluruh karyawan dad tau bahwa kau anakku," yakin Elwin, lalu tersenyum, membuat Ryssa mendengus kecil lalu hanya mengangguk mendengarkan penuturan ayahnya.

"Oh ya, dad juga akan menyiapkan apartemen untukmu," lanjutnya, refleks membuat Ryssa menatap ayahnya dan melebarkan matanya.

Elwin terkekeh. "Tenang saja dad tidak akan sejahat itu. Kau akan mendapat apartemen dengan fasilitas terbaik dengan pemandangan tengah kota yang pasti akan kau suka. Oh ya, karena kita sedang kekurangan supir, dan mobilmu akan berada di bengkel. Kau harus menggunakan bus atau taksi untuk sementara waktu," ucapnya membuat Ryssa menggigit bibirnya dalam, menahan tangis dan mendapatkan tatapan sendu dari Edalyn.

Flashback

"Bajingan gila! Bagaimana ini? Kalau dad tahu tamat sudah riwayatku," bentak Ryssa dipinggir jalan sambil memegang mobil mini-coopernya yang bahkan belum genap seminggu Ryssa dapatkan dari ayahnya dan sekarang seorang lelaki keparat telah memberikkan goresan sangat dalam yang terlihat sangat jelas dibagian samping mobilnya.

Semua berawal ketika Ryssa sedang menyetir disebuah jalanan yang sepi dan ingin berhenti untuk mengecek ban yang ia rasa kempes. Disaat Ryssa menyingkirkan mobilnya, tiba-tiba saja sebuah mobil merk Lamborghini menyerempet mobil kesayangannya. Membuat Ryssa kaget dan membanting setirnya kearah kanan yang ternyata memperparah keadaan mobil dan membuat goresan di mobil sang lelaki keparat.

Dengan cekatan Ryssa turun dari mobilnya, diikuti dengan sang lelaki yang langsung membentak dan memarahi Ryssa.

Bahkan disini yang salah bukan diriku. Kalau dari awal ia tidak menyerempet aku tidak akan menggores mobilnya juga. Batin Ryssa memberontak.

Namun Ryssa hanya mengangguk dan tersenyum palsu. Tentunya ditemani dengan permintaan maaf yang tidak berasal dari hati. Membuat sang lelaki keparat mendengus kesal, ia kembali memasuki mobilnya dan berlalu.

She's DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang