{4}

35 1 0
                                    


Waktu telah menunjukkan pukul 12 siang, yang berarti sudah 4 jam Ryssa terduduk dikursi kerjanya itu. Ryssa mengangkat kedua tangannya keudara dan menguap lelah. Ia menghela napas dalam dan mengambil gelas berwarna pink yang ia dapatkan dari dapur kantor. Menyesap perlahan cokelat panas yang masih utuh itu dengan menatap lekat komputer dihadapannya. Menggelengkan kepalanya pelan lalu meletakkannya diatas meja. Sebuah tepukan pelan dikepalanya menyadarkan dirinya untuk tidak menutup bahkan satu kelopak mata pun. Ia mengangkat kepalanya cepat dan menemukan Ghina –yang telah menjadi teman dekatnyanya yang selalu menemani Ryssa selama 3 hari ia bekerja, sedang tersenyum tipis kearahnya.

"Jangan tidur dulu Rys, kita makan siang dulu. Makanan sudah nunggu dikantin buat dimakan," ucap Rina menarik lengan Ryssa pelan untuk bangkit dari duduknya.

Ryssa mendengus dan akhirnya pun menurut lalu beranjak pergi dari mejanya, bertepatan dengan Taequan yang keluar dari ruangan Alfi. Ryssa bertatapan sebentar sebelum Taequan tersenyum pelan kearahnya.

"Kau dicari olehnya," ucap Taequan.

"Hah?" tanya Ryssa tidak nyambung dengan muka cengonya. Membuat Ghina menyikut lengannya pelan yang diikuti kekehan ringan dari Taequan.

"Kau dicari Presdir. Kau diminta untuk masuk keruangannya," ucap Taequan lagi setelah ia mendekat kearah Ryssa. "Berhati-hatilah dan semoga selamat," bisik Taequan berat, tepat ditelinganya. Ia menepuk kepala Ryssa pelan sebelum tersenyum kecil –namun penuh arti yang tidak bisa diartikan oleh Ryssa, kearah Ghina yang dibalas dengan alingan muka sang perempuan dan berlalu. Ryssa membalikkan badannya kearah Ghina lalu menghela napas dalam. Ghina hanya terkekeh kecil lalu menyentil pelan dahi sang sahabat.

"Ish! Mengapa kau malah menyakitiku?" tanya Ryssa, lalu mengusap dahinya yang baru saja disentil oleh Ghina.

"Lagian, baru bekerja 3 hari saja sudah berapa kali kamu melakukan kesalahan dan dipanggil," ucap Rina lalu memutar kedua bola matanya malas. Ryssa hanya menunjukkan cengiran tak berdosanya. "Sudah sudah, Presdir sudah menunggu dan kamu harus segera masuk. Bye Rys! Kalau sempat kekantin kabari ya," lanjut Ghina, lalu mendorong tubuh Ryssa pelan kearah ruangan Alfi.

Ryssa menggelengkan kepalanya pelan lalu mengetuk pintu yang bisa dibilang super besar dihadapannya ini, tidak berselang lama, sebuah suara dari dalam menyuruhnya untuk masuk. Ryssa mendorong pintu kayu dihadapannya perlahan lalu melangkahkan kaki jenjangnya dengan anggun kearah Alfi yang sedang serius dengan berkas-berkas dihadapannya.

"Ah, Miss Ryssa," katanya, mengangkat wajahnya setelah mendengar ketukan sepatu hak tinggi milik Ryssa yang mendekat kearahnya.

Ryssa tersenyum, membalas panggilan sang bos.

"Ada yang bisa saya bantu, Presdir?" tanya Ryssa, sopan.

"Apakah kau bisa bekerja lebih buruk lagi?" tanya Alfi, kemudian tersenyum tajam kearah Ryssa. Membuat sang gadis menelan ludahnya sulit.

"Ma-maaf?" tanya Ryssa, memastikan apa yang ia dengar.

"Saya tanya, apakah kau bisa bekerja lebih buruk lagi daripada sampah ini?" ucap Alfi, meninggikan suaranya dan melempar pelan sebuah map biru yang Ryssa berikan pagi tadi –tidak membuat berkas tersebut jatuh dari meja namun membuat Ryssa terkesiap atas apa yang dilakukan oleh sang bos.

Ryssa menundukkan kepala dalam lalu menggigit bibirnya.

"Penulisan salah, materi tidak benar, bagaimana saya mau presentasi menggunakan bahan seperti ini? Hah?" ucap Alfi lalu memijit hidungnya pelan. "Kau kira saya tidak muak mengurus berkas-berkas itu? Saya mencari sekretaris untuk membantu saya, bukan untuk menghancurkan perusahaan saya," lanjut Alfi lalu beranjak dari kursinya, mengambil mantelnya yang tergantung dan berjalan kearah pintu, nemun berhenti tepat didepan pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's DreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang