Prolog

161 12 1
                                    

Jam menunjukan pukul 17.00 matahari mulai meninggalkan tempatnya diatas sana menyisakan senja yang menyejukkan mata. Di koridor sekolah terlihat beberapa anak yang masih sibuk untuk menyelesaikan tugas sekolah ataupun mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Dengan langkah cepat aku meninggalkan gerbang sekolah, hari ini aku pulang lebih sore dari biasanya. Karena tugas selalu menumpuk akhir-akhir ini.

"Araaa. . Tunggu !!" Aku kenal dengan suara yang memanggilku diujung sana , ya dia ananda sahabat karibku disekolah . Nanda begitu aku memanggilnya , dia adalah orang yang supel , ramah , dan mudah bersosialisasi dengan semua orang. Walaupun nanda sedikit tomboy tapi dia cukup pintar tidak salah kepala sekolah memilihnya menjadi ketua OSIS. Entahlah, tapi aku sangat mengagumi sahabatku ini.

"Kenapa nan?" Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arah sahabatku itu sepertinya dia sangat terburu-buru.

"Sudah mau pulang ya ra?"

"Iya nan , sudah jam segini . Takut dicariin sama orang rumah soalnya tadi aku gak bilang kalau mau pulang sore. Ada apa nan?" Aku mengernyitkan dahi. Ada apa dengannya sangat gelisah.

Dia menunduk "bisa temani aku sebentar ra? Sampai dia datang." Bisiknya lirih

"Dia ? Siapa ? Nanda dijemput? Emang gak bawa motor ? Kok tumben." Tanyaku menyelidik, tidak biasanya nanda minta ditemani begini

"Ara selalu bawel, aku bawa motor kok jadi bukan nunggu dijemput." Jelasnya

"Lalu, dia siapa ? Atau jangan-jangan. . . Ah ya nanda punya pacar ? Kok gak bilang aku sih . Sekarang gitu ya apa-apa ditutupin." Aku berceloteh kesal

"Apasih ra, bukan pacar juga tau. Kamu sih ngomong terus jadi aku susah jelasinnya" dia cemberut , haha wajahnya sangat lucu "nih ya kamu inget kan waktu itu aku pernah bilang kalau aku daftar kuliah. Sore ini yang daftarin kuliah aku mau kesini nganter formulir , jadi aku nunggu dia" jelasnya

"Oh iya, aku kira siaaa. . ."

"Nah ra, itu orangnya datang"

Aku menoleh , di hadapanku ada seseorang yang baru pertama kali aku lihat . Turun dari motor model bebek berwarna merah ditangannya ada beberapa lembar kertas, mungkin itu formulirnya. Laki-laki dengan kacamata bulat, mata coklat, hidung mancung, rambut yang sedikit ikal dan tatapannya yang teduh. Ah senja ada apa ini? Kenapa dengan aku. Aku mematung, bahkan aku tidak berhenti menatapnya. Ini pertama kali, aku terpana dengan keindahan yang tidak terjelaskan diujung senja.

* * * * *

Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang