Bertemu lagi

76 8 5
                                    

Pagi ini suasana sekolah sangat sibuk , para guru terlihat menata meja depan ruang aula dengan beberapa piring makanan . Ada juga siswa yang ikut membantu merapihkan kursi , menyiapkan sound system dan microfon . Seminar akan dimulai pukul 09.00 , murid-murid dibebaskan dari pelajaran hari ini. Ehh Dimana nanda ? Aku tidak melihatnya sedari tadi di kelas. Oh itu dia seperti biasa mondar-mandir sok sibuk, maklumlah dia masih menjabat sebagai ketua Osis padahal ujian sebentar lagi . Mungkin dia terlalu mencintai sekolah ini, biarlah setidaknya aku tidak akan mendengar suara 8 oktaf -nya yang nyaring itu. Yah untuk beberapa jam kedepan.

Aku berdiri diambang pintu kelas, anganku melayang . Sebentar lagi, tidak sampai dua bulan aku tidak akan memakai seragam abu-abu ku, tidak akan memakai baju biru kejuruan bertulis "teknik komputer dan jaringan" favoritku. Mungkin, aku tidak akan bertemu lagi dengan si dingin itu, aahh tapi aku belum balas dendam padanya. "masa bodo" lah biarkan saja toh waktu itu juga mungkin dia memang tidak sengaja. Pasti, aku akan merindukan mely cempreng si tukang makan , sheila dengan suara merdunya, yola sijangkung yang cengeng, aldo pemain basket katanya yang selalu tebar pesona, suasana kelas yang membuat mood membaik setelah semalaman aku bertengkar dengan adikku fajar. Kami akan berpisah untuk menggapai cita-cita. Bagaimana nanti ? Apa aku masih bisa bertemu mereka? Apa nanti di bangku universitas akan seasyik waktu SMA ? Bagaimana jika mereka teman kuliah tidak se-gila teman-temanku sekarang?
aku terlalu jauh memikirkan itu , sudahlah semuanya akan berjalan lancar. Semoga .

* * * * *
BRUGHHHH.
.
.
.
Seseorang menabrakku dari belakang, aku oleng, tanganku memegang erat pintu kayu yang penuh dengan tulisan pena dan tipe-x itu. Huhhhh, hampir saja .

"Jangan berdiri didepan pintu dong, ngehalangin jalan . Awas gue mau lewat." Tatapnya dingin seraya menylempangkan tas dibahunya , lagi tanpa maaf dia langsung pergi begitu saja.

"Kauuuuu. . . !!!" Aku berteriak , seisi koridor sekolah melihatku . Aku tidak peduli , aku memaki-makinya sendiri . Ingin sekali menguliti wajah menyebalkannya itu . Aghhhhh !! Dia benar-benar. Belum selesai masalah kemarin dia ber-ulah lagi.

Sheila dan mely yang melihat tingkah taufik yang menyebalkan itu , mencoba untuk menenagkan.
"udah ra , emang taufik orangnya kaya gitu. Biarin aja" ucap mely , dia merangkul pundakku. Aku masih menatap si dingin itu sampai dia berlalu, mau kemana dia ? Sudah bisa ditebak , pasti bolos. Ah terserah , enyahlah kau.

"ra , ayo " sheila menarik tanganku "ditunggu nanda diaula, ada yang mau ketemu."

"Siapa ?"

"Lihat saja diaula" sheila melepaskan tangannya berjalan mendahului aku dan mely.
Siapa yang mau bertemu denganku, ah itu hanya akal-akalan sheila dengan nanda supaya mood ku tidak berantakan.

* * * * *
"Hey kyara" dia menyapa seraya menepuk pergelangan tangan "gimana kabarmu , sehatkah?" Ah pertanyaan apa ini tentu saja aku sehat apalagi setelah pertemuan 3 hari yang lalu . Aku semakin menyukai senja.

"ehhhh, kabar baik kak" aku gugup , aku tersenyum lebar untuk menutupinya.

Dia tidak sendiri hari ini , kak orland membawa 4 orang temannya dari universitas yang sama untuk mengisi seminar. Dia memperkenalkan teman-temannya.
Dia benar tentang ucapannya waktu itu tidak semua mahasiswa itu sombong , mereka baik menyambutku dengan hangat .
Kami berbincang banyak hal sebelum seminar dimulai. 

* * * * *

Pukul 12.30 seminar selesai , ini tidak membosankan sama sekali . Mungkin karena aku menikmatinya . Menikmati apa ? Materi atau dia? Aghhh. Dia lucu, pintar, unik. Sesekali dia melirikku tadi, oh mungkin aku terlalu "percaya diri" . Tapi aku yakin bola matanya yang coklat itu menatapku. Ah aku jadi salah tingkah begini . Tidak ! Aku tidak menyukainya , tapi ? Sudahlah.
Aku menyukainya. Secepat ini.

Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang