Orlando Wijaya

33 4 0
                                    

"Gimana dengan kak orland.?" Nanda bertanya padaku , suaranya pelan . Matanya menatap langit-langit kamar.

"Baik-baik saja . Kenapa.?" Aku balik bertanya.

"Tidak apa , hanya bertanya. Gak boleh.?" Dia melirikku .

"Apaan sih nan , tentu boleh . Habis pertanyaanmu tiba-tiba begitu." Aku mendengus.

"Hahaha , kamu ini lucu kyara . Aku gak habis pikir bagaimana bisa kamu jadian dengan seseorang yang baru kamu kenal 2 minggu." Ah pertanyaan itu lagi, aku sebal menjelaskannya.

"Ananda , aku menyukainya." Tatapanku sinis.

"Benarkah.?"

"Iya, sejak kamu memperkenalkannya untuk pertama kali. Dia sangat menawan."

"Kamu mencintainya.?" Dia terus menyelidik dengan tatapan kosong.

"Entahlah , aku bahkan gak tau arti cinta itu apa nan. Bukannya kita masih terlalu muda bicara soal cinta. ini baru pertama kali aku merasakan hal yang berbeda darinya, perhatiannya."

"Kyara."

"Yaaaa."

"Aku hanya mengingatkan , jangan terlalu dalam jatuh hati . Bisa saja orang yang sangat kau sukai menjadi orang yang sangat menyakiti." Dia meneteskan airmata , baru kali ini aku melihat dia menangis.

"Hey kau menangis? Ada apa ?." Aku terduduk , memandangnya dengan sejuta pertanyaan.

"Enggak , mataku mengantuk." Dia memijat kelopak matanya.

"ananda jangan bohong." Dia masih diam , dengan mata tertutup "Kamu suka dengan kak orland , apa aku merebutnya darimu." Kupalingkan wajahku kearah jendela , cuacanya sedikit cerah.

Dia terkekeh pelan "kamu ini bicara apa , kalau pun aku suka sama dia pasti aku udah cerita kan sama kamu. Memangnya kamu." Dia tersenyum miring , mencubitku.

"ishhh , sindir aja terus."

Lagi , nanda hanya tertawa melihatku . Mungkin baginya aku ini memang lucu.

"Terus kenapa kamu menangis." Aku bertanya lagi.

"Hanya alasan klasik , aku gak mau waktuku bersamamu diambil alih oleh orlando wijaya." Dia mengangkat bahunya.

Aku tertawa geli "yaampun , gak mungkinlah . Gak ada yang bakal misahin persahabatan kita. Apalagi gara-gara pacar."

"Semoga." Dia tersenyum kecut .

"Hey kau ini tidak percaya." Aku menggelitiki tubuhnya yang berbaring diranjang kamarku . Akan ku beri pelajaran dia saat ini.
Dia mengaduh , memintaku untuk menghentikan gelitikanku . Aku tertawa puas .

* * * * *
"Kak kyara." Sekali , dua kali pintu kamarku diketuk agak kencang . Aku dan nanda masih terdiam .
"Kak kyaraaaaaa !!." Dia mulai kesal dan berteriak.

"Bukain tuh kasian fajar." Celetuk nanda

Aku berjalan malas menuju pintu "ada apa ? Teriak-teriak." Ketusku sembari membuka pintu.
Fajar kurniawan , adikku ini tidak pernah akur denganku . Kami slalu bertengkar , tapi aku sangat sangat sayang padanya.

"Dih makanya punya kuping tuh dikorek biar denger kalau ada orang manggil." Kan dia mulai bertingkah.

"Kenapa sih , ganggu istirahat . Mau pinjem apa ? Pena ? Apa buku cepet ngomong."

"Yeeee siapa yang mau pinjem , disuruh turun tuh sama mamah. Ada tamu." Jawabnya sambil ngeloyor pergi .

"Eh siapa , main pergi aja."

"Tau deh." Dia menjulurkan lidahnya . Dasar.

Aku menoleh kearah nanda , dia menggeleng.
Ah lebih baik aku segera kebawah.

Aku menuruni anak tangga , langkahku gontai . Mataku mengantuk , aku mengedipkan mataku beberapa kali. Belum sampai aku di anak tangga yang paling bawah aku berteriak "ada apa sih mah." Aku melihat keruang tamu ya berada tepat didepan tangga. Langkahku terhenti , mataku membelalak . Astaga aku lupa menyalakan ponselku.

"Sini duduk , malah berdiri disitu. Orang ada temennya kok."

Aku tersenyum miring , kulanjutkan langkahku lalu duduk disamping orang kesayanganku itu . Mamah .

"Bangun tidur ya ra." Sapanya sembari tersenyum aku hanya tertawa kecil.

"Ya beginilah kyara, gadis malas. Gak mau cuci muka dulu. Gak malu nih." Celoteh wanita yang rambutnya mulai memutih itu.

"Ih mama , apa sih." Mereka hanya tersenyum melihat tingkahku.

"Yaudah ditinggal dulu ya nak orland , diminum tehnya." Sembari membawa nampan , mama berjalan kedapur . Orland hanya mengangguk pelan.

Aku tertunduk , harus bicara apa .
"Kenapa ra." Dia mengernyitkan dahi .

"Aku lupa mencharger ponselku." Jawabku gugup , aku tau alasannya datang kesini pasti karena tidak ada kabar dariku.

"Haha gakpapa , lagian aku memang mau main kesini kok. Sekalian silaturahmi waktu nganter kamu pulang itu kan belum sempet ketemu sama ibu mu. Tadi aku kesekolah katanya udah pada pulang . Hari ini ujian kan ?" Dia berbicara sangat hangat , nyaman sekali.

"Iya kak."

"Bisa ? Pasti enggak . Gara-gara mikirin aku kan." Senyumnya menggoda .

"Sejak kapan kakak genit begitu ?." Tanyaku menyelidik .

"Sejak ketemu kamu." Dia mengedipkan matanya sembari tersenyum sok manis .
"Dan satu lagi jangan panggil aku kak , panggil orlando aja ." Terusnya .

"Kalau panggil sayang boleh.?" Aku mengedipkan sebelah mata .

Dia hanya terkekeh , sembari mencubit pipiku yang memerah .
Aku merasa ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan kami . Ku toleh kesegala arah tapi tidak ada siapapun . Hanya ada suara mama menyiapkan makanan didapur.
Atau mungkin hanya perasaanku saja.

Ah , aku melupakan ananda.

* * * * *
Hallo dab . Thanks ya yang udah ngikutin tulisan gue sampe sekarang . Thanks juga yang udah Vomment , kritik dari kalian sangat berarti.
Berhubung gue agak sibuk dengan tugas2 sok banget lu thor gue mau minta maaf kalo besok" kelanjutan ceritanya bakal dipublish agak terlambat dan gak setiap hari . Jadi , biar kalian kangen sama gue eh kyara.
Sorry kalo tulisan gue masih berantakan maklum lah masih pemula . Heheh
Jangan bosen buat baca ceritanya yaa.

Selamat hari raya idul adha 1438 H dab *bagi yang merayakan

Sweet author

Umufitriani_

Melukis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang