G

15 4 0
                                    

"Kau tidak mungin akan tertidur seharian 'kan?" suara seseorang tiba-tiba menyelinap ke dalam telinga Jimin yang sedang bersiap untuk menyelami alam mimpi.

"Hei kau.. bangun cepat, aku ke sini karna kasihan padamu yang sudah ditinggal lagi untuk kedua kalinya pada hari ini." Jimin yang kembali mendengar suara itu lantas menggeram dan segera bangkit dari tempat tidurnya lalu menatap tajam orang yang sudah mengganggu 'aktivitasnya' saat ini.

"Bisakah kau tidak mengganggu diriku? Aku sedang lelah Kim Taehyung," ucap Jimin kesal sambil terus menatap tajam Taehyung yang rupanya sedang duduk di sofa panjang yang ditaruh di kamar Jimin.

Taehyung yang melihat Jimin kesal hanya tertawa mengejek lalu ia bangkit dan berjalan ke arah kasur Jimin.

"Apa kau benar-benar gila Jimin? Kau akan tidur jam segini? Ahh.. padahal ini masih terlalu siang untuk kau bisa bersantai-santai di sana," ucap Taehyung lalu menepuk pundak Jimin dan ia pun keluar dari kamar si empunya.

"Bukankah dia yang gila? Tiba-tiba datang lalu berbicara seperti dirinya benar saja," ucap Jimin sambil mendengus lalu ia bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar untuk menyusul Taehyung yang entah berada di mana.

"Ku kira hari ini kesialanmu tidak terlalu banyak Chim sehingga aku membiarkanmu untuk lepas dari tanggung jawabmu sebagai anggota hari ini," ucap Taehyung yang ternyata sedang berdiri di dekat kulkas sambil meminum susu kotak berwarna pink.

Jimin yang tadinya ingin ke kamar mandi sebentar karena ia pikir si Taehyung sedang berada di ruang tamu untuk menonton atau bermain game pun tidak jadi menjalankan niatnya, dia malah berjalan ke arah Taehyung dengan datar lalu merampas halus susu kotak Taehyung yang untung saja sudah kosong.

"Ada apa kau ke sini? Aku kan tidak memintamu untuk datang," ucap Jimin dengan suara dalam yang membuat siapa saja takut, kecuali Taehyung.

Taehyung yang diperlakukan seperti itu oleh Jimin pun mendengus lalu mendorong kasar Jimin yang terlalu dekat dengannya.

"Aku disuruh ibumu datang ke sini karena ibumu memohon kepadaku untuk mengajak anaknya yang tersayang bermain karena ia sekarang sedang kesepian." Jimin yang melihat Taehyung berbicara seperti mengejek ibunya pun langsung meraih kerah Taehyung lalu menatapnya, "Jangan mengejek ibuku brengsek, kau tidak pantas memperlakukannya seperti itu."

Taehyung segera memundurkan badannya cepat lalu ia mendengus, "Kau tidak perlu membelanya seperti itu Chim, aku juga tidak bermaksud untuk mengejek ibumu kalau mengejek dirimu sih iya," ucap Taehyung lalu terkekeh. Ia pun mengambil sebuah botol air mineral dari kulkas lalu berjalan keluar dapur.

"Cepat urusi dirimu di kamar mandi dahulu karna aku ingin mengajakmu ke suatu tempat." setelah Taehyung berbicara tidak ada suara pun di sekitar dapur itu karna Jimin telah cepat melesat ke arah kamar mandi setelah ia mendengar perkataan Taehyung.




"Kau membawaku ke sini?" tanya seorang namja yang lebih pendek kepada namja yang agak tinggi di sebelahnya.

"Iya, karna ini sudah satu minggu kau telat untuk memeriksakan dirimu," ucap Taehyung kepada Jimin lalu si namja tinggi itu berjalan dahulu.

Jimin pun menyusul tapi ia berjalan di belakang Taehyung dan agak jauh karna ia kesal kepada Taehyung yang membawanya ke sini.

"Jangan memakiku di belakangku, lebih baik kau di samping dan nanti akan aku jelaskan mengapa aku tau kau belum check up," ucap Taehyung datar yang membuat orang di belakangnya mendengus lalu berjalan di sampingnya.



"Selamat sore, apa kabar Jimin? Wah.. ternyata ada orang yang menemanimu check up, sudah lama yaa" tanya dokter itu sambil tersenyum.

Yang ditanya tersenyum lalu berkata, "apa aku tidak disuruh duduk terlebih dahulu dok?" yang langsung dijawab oleh si dokter dengan ucapan maaf dan mempersilahkan mereka berdua duduk.

"Jadi bagaimana harimu Jimin? Apa kau sudah bisa maju ke tahap selanjutnya?" tanya si dokter setelah mereka semua yang ada di ruangan itu duduk.

Jimin yang ditanya tersenyum, "Ehmm.. Dok, sepertinya tahap ini sangat sulit untukku karna disaat aku sedang merasa bahwa dunia sepertinya sedang tidak ingin mengalah, aku akan langsung berpikir untuk secepatnya tidur," ucap Jimin yang disenyumi oleh si dokter.

"Nah.. kita kan baru saja memulainya satu tahun ini, jadi jangan menyerah Jim. Ahh iya, aku lupa kalau ada orang lain selain aku dan Jimin di sini. Nah anak muda siapa namamu?" tanya si dokter itu kepada orang yang sedari tadi diam.

Yang ditanya hanya diam saja dan memasang muka datar yang menbuat Jimin sebagai orang yang sudah mengenal Taehyung pun menatap tajam padanya lalu memasang ekspresi maaf kepada dokternya.

"Maaf dok, temanku memang selalu seperti ini pada orang yang baru dikenalnya. Namanya Taehyung dia juga aneh sepertiku makanya ia bersikap kurang normal dari yang orang bilang," ucap Jimin sambil sesekali melihat Taehyung yang masih saja datar.

"Ahh... apakah dia juga sepertimu? Atau dia memiliki keanehan yang lain?"

"Iya.. kami memang aneh tapi kami beda, ia memiliki keane-"

"Dok, apa yang bisa saya bantu untuk penyembuhan Jimin dalam tahap ini?"

Disaat Jimin ingin menjelaskan, tiba-tiba Taehyung menyela yang membuat si dokter kaget karena tiba-tiba diberi perkataan seperti itu dan Jimin yang panik karena Taehyung yang sepertinya tidak suka dengan sikap Jimin yang kadang suka berbicara macam-macam.

"Ahh.. begini nak Taehyung, bisakah anda membantu saya untuk mempermudah terapi ini?" tanya si dokter yang sudah biasa kembali sedangkan Jimin hanya menatap lekat Taehyung.

"Bisa dok, apa yang bisa saya bantu?"

"Nahh.. tolong ajak Jimin selalu keluar rumah atau ajak Jimin selalu merasa dia ada di dunia ini sehingga ia bisa tidur saat malam hari," ucap si dokter sambil tersenyum formal.

"Baik dok akan saya lakukan," ucap Taehyung datar.

"Nah Jimin jangan sungkan-sungkan untuk melakukan check up ya, dan juga kalau bisa kalian berdua datang ke sini dua kali dalam sebulan agar aku tau bagaimana perkembangannya," ucap si dokter lalu menuliskan resep obat yang akan ditebus Jimin di apotek.

"Nah ini resepnya, jangan lupa diminum selalu kalau bisa kau juga meminum rutin vitamin ini agar bisa menjaga kesehatanmu" ucap si dokter lalu memberikan secarik kertas putih yang berisi tulisan kepada Jimin.

"Baik dok, maaf menganggu harimu yaa. Terima kasih," ucap Jimin lalu menarik Taehyung untuk keluar dari ruangan si dokter.

"Apa maksud si dokter tadi agar kau bisa tidur di malam hari Chim?" tanya Taehyung tiba-tiba karena sedari tadi mereka hanya diam saat perjalanan menuju apotek.

"Ahh.. kau akan tau nanti Te," ucap Jimin, "ayo cepat sedikit." Jimin pun mengambil lengan Taehyung dan menariknya agar ke tempat obat yang sudah terlihat.

"Selamat sore suster, saya Park Jimin ingin menebus obat, ini kertasnya," ucap Jimin pada si perawat yang ada di hadapannya.

"Selamat sore, ahh.. Tuan Jimin tumben sekali anda check up terlalu cepat," ucap si perawat sambil mengambil kertas yang dipegang Jimin.

"Iya.. aku ada waktu luang, temanku juga sedang ingin menemani," ucap Jimin yang membuat si perawat melihat Taehyung yang ada di belakang Jimin.

"Ahh.. sudah lama ya anda tidak datang bersama orang lain, orangnya juga beda," ucap si perawat yang membuat Jimin tersenyum.

Jimin dan Taehyung pun duduk di kursi tunggu setelah si perawat menyuruh mereka untuk menunggu disaat si perawat ingin mengambil obatnya.

"Ahh.. apa itu Park Jimin? Kau selalu dekat dengan perempuan ya." Jimin yang mendengar Taehyung berbicara segera melihatnya.

"Ahh itu.. dia memang sudah mengenalku karena aku yang sering menebus obat disaat dia sedang bertugas," ucap Jimin yang membuat Taehyung hanya ber-ohh ria.

"Oh iya Tae kau tau dari mana aku belum check up?"

"Hobie hyung," ucap Taehyung yang membuat Jimin mengerutkan dahinya.

L I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang