||

5 2 0
                                    

"Ho.. hobie hyung?"tanya Jimin sambil mengerutkan dahinya lalu ia pun mendekat ke arah Taehyung yang hanya bersikap biasa saja saat dia menjelaskan tadi.

"Iya.. kenapa?" tanya Taehyung lalu melihat Jimin datar.

"Ka- kau mengenal Hobie hyung?" tanya Jimin dan memegang lengan Taehyung tapi langsung Taehyung lepaskan.

"Iya, aku mengenalnya. Kenapa memang?"

"Kau mengenalnya??! Cepat katakan di mana dia sekarang Taehyung!!" ucap Jimin keras sambil menggoyangkan badan Taehyung yang membuat si empunya badan mendesis.

"Kau ini kenapa sih? Jangan sentuh-sentuh aku, aku tidak suka." setelah Taehyung mengucapkannya, dia pun berdiri lalu berjalan ke arah pintu besar rumah sakit yang biasanya dilalui pengunjung untuk masuk atau keluar.

Jimin yang melihat Taehyung keluar hanya menghela nafas lalu mengusap kasar wajahnya.

"Tuan Park Jimin," ucap seorang perawat yang ada di apotek, yang membuat Jimin mengangkat kepalanya ke arah perawat yang memanggilnya tadi.

Jimin pun tanpa membalas ucapan si perawat langsung berdiri dari kursinya dan ia pun berjalan menuju tempat obat.

"Iya?" tanya Jimin yang membuat si perawat tersenyum dan memberikan obat sesuai resep yang diberikan Jimin tadi.

"Ini tuan obatnya, tolong rajin diminum yaa.. ini obatnya dimakan satu kali sehari dan sebelum makan, lalu yang ini dimakan saat anda ingin tidur, lalu yang ini dimakan tiga kali sehari setelah anda makan," ucap si perawat yang dibalas Jimin dengan anggukan.

"Terima kasih," ucap Jimin setelah ia menerima bungkusan obat yang diberikan si perawat lalu ia tersenyum dan pergi dari tempat obat-obatan itu.



Seorang pria sekitar umur 20 tahun sedang berjalan seorang diri di pinggir jalan, banyak yang lalu lalang tapi mengapa dirinya yang menonjol di antara orang-orang?

Dia menundukkan wajahnya sambil menenteng sebuah plastik yang berlabel sebuah rumah sakit swasta. Dia hanya menundukkan wajahnya padahal dia bisa saja tau bahwa ada orang didekatnya.

Siapa yang ingin membujuk dia agar wajahnya terlihat orang-orang? Haruskah dia saat ini terlihat sangat menyedihkan di saat orang-orang sedang tidak mempedulikannya?

"Hei kau!!" sebuah suara keras tak lantas membuat seorang Park Jimin mengangkat kepalanya, dia masih saja terus menunduk entah untuk melihat apa.

"Hei.." sebuah tepukan di pundak Jimin dan suara yang dekat di telinganya membuat namja itu mengangkat kepalanya dan mengalihkan wajahnya ke samping untuk melihat orang yang memanggilnya itu.

"Ohh.. ternyata benar kau Park Jimin, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bertemu ya," ucap namja itu yang membuat Jimin mendongakkan kepalanya.

"Ohh.. hai, hyung. Aku baik, bagaimana kabarmu?" tanya Jimin lalu mengalihkan badannya agar menghadap namja itu.

"Aku baik. Kenapa wajahmu kau tundukkan seperti tadi? Apa kau tidak takut tiba-tiba bertabrakan dengan seseorang lalu kau jatuh dan diinjak-injak saking pendeknya kau," ucap namja itu yang membuat seorang Jimin mendengus.

"Aku tidak sependek itu untuk tidak terlihat orang-orang, tinggiku itu 173 cm tau," ucap Jimin sambil cemberut yang membuat si namja tinggi itu tertawa dengan suara beratnya.

"Baiklah, rupanya kau tidak sependek yang kupikirkan. Jadi kau abis dari mana sambil menenteng plastik rumah sakit itu?" tanya namja itu yang sepertinya habis melirik kantong obat yang dipegang Jimin.

Jimin yang mendengar tersenyum lalu mengangkat plastik yang dipegangnya, "ahh.. aku habis menebus obat dari rumah sakit karena aku sedang flu dan pusing."

Si namja itu tersenyum dan mengelus rambut Jimin, "kau sedang sakit? Mau aku antar pulang?" tanya sang namja.

"Ahh.. tidak usah hyung, aku ingin mampir sebentar ke rumah teman. Oh iya, ngomong-ngomong hyung habis dari mana memakai baju serapih ini?" tanya Jimin yang baru menyadari bahwa Park Chanyeol sedang memakai jas.

"Ahh.. aku habis saja selesai rapat di restoran dekat sini lalu aku melihatmu yang sedang berjalan menunduk makanya aku menghampirimu. Bagaimana keadaan ayah dan ibumu? Apa mereka baik?"

"Ahh.. mereka baik-baik saja, maaf ya hyung kalau keluargaku sudah lama tidak berkumpul lagi dengan keluarga besar Park, karena orang tuaku sedang sibuk akhir-akhir ini," ucap Park Jimin yang membuat Chanyeol mengernyit.

"Bukankah ayahmu kemarin baru saja menghadiri pembukaan usaha cabang baru milik keluarga Park? Aku melihatnya sendiri karena aku diundang oleh kakek, ku kira kau tidak datang karena sibuk dengan sekolahmu," ucap Chanyeol yang membuat Jimin mengernyit juga.

"Ahh.. mungkin ayah tidak memberitahu karena acara itu mendadak. Hyung aku pergi dulu ya sepertinya aku sudah telat untuk bertemu dengan temanku, bye." setelah mengucapkannya Jimin pun langsung berlari tapi tidak membuat seorang Park Chanyeol beranjak dari situ.

"Ada apa sebenarnya?"

L I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang