-3-

7.5K 476 94
                                    

Malam ini, Arka dan kedua temannya tengah berada di salah satu kafe yang tidak jauh dari kediaman rumahnya. Yah, kafe itu adalah kafe milik Mama nya, tidak jarang pula Arka mengajak Ryan dan Gilang nongkrong di sana.

Arka tengah menghisap rokoknya, ia tidak peduli dengan tulisan yang terpajang jelas di dinding kafe itu. Toh, pemiliknya juga tidak berada di sana. Mama Arka sedang berada di rumah, asistennya lah yang mengambil alih jika Mama Arka tak berada di Kafe itu.

Arka juga tidak takut jika Asisten Mama nya akan mengadu nanti, Arka cukup mengancam nya saja dengan alasan jika dia akan dipecat hari itu juga. Sadis memang.

Pintu kaca itu terbuka, menampilkan sosok Aldo dan Darren yang tengah melangkah ke arah meja Arka.

"Whatsapp bro!" sapa Aldo seraya bersalaman ala lelaki.

"Ngerokok aja kerja lo, Ar," ucap Aldo seraya duduk di salah satu kursi.

Arka memang banyak mempunyai teman, terutama kelas XII. Termasuk Aldo, abang Ayatha. Mereka berdua memang sudah lama dekat, bak sepasang kakak-beradik.

"Rokok itu ibarat jiwa gue, bang," ucap Arka seraya menghembuskan asap rokoknya. Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Rokok itu buat orang cepet mati," komentar Darren.

"Tau nih, ntar yang gangguin Ayatha siapa kalau lo mati?" celetuk Ryan. Gelak tawa terdengar, membuat beberapa pengunjung terpesona mendengar tawa nyaring dari teman-teman Arka. Terutama bagi kumpulan beberapa cewek yang tengah menatap kearah mereka.

Memang sudah jadi hal yang biasa, jika melihat sekumpulan cowok-cowok itu berkumpul di Kefe Mama Arka. Tidak sedikit juga pengunjung yang sengaja datang ke sana hanya untuk melihat wajah tampan meraka. Seperti sekarang, ada beberapa cewek-cewek yang tidak dikenali Arka dengan terang-terangan mengambil foto mereka lewat ponsel.

Semua makanan sudah tersaji meja, Aldo dan Darren menyantap makanan yang telah dipesan Arka dan begitu juga dengan Ryan dan Gilang, tetapi tidak dengan Arka. Ia masih sibuk dengan ponselnya.

"Siap ini kita ngeband ya," pinta Ryan. Arka dan lainnya hanya mengaguk serentak.

"Gue main dram, bang Aldo sama bang Darren main gitar, Gilang main cajon,  Arka yang nyanyi." Keempat cowok itu mengangguk, setuju dengan ucapan Ryan.

Setelah menghabiskan makanan mereka, kelima cowok itu pun menaiki panggung yang di sediakan di pojokan Kafe. Sengaja dibuatkan Papa Arka agar suasana Kafe menjadi lebih nyaman dengan lantunan lagu yang biasanya dibawakan oleh kelima cowok itu.

"Selamat malam semua," sapa Gilang dengan senyum manisnya, sekumpulan cewek-cewek yang berada di meja nomor 15 berteriak histeris melihat senyum Gilang yang seakan menghipnotis mereka.

"Malam ini, kami akan membawakan satu lagu buat kalian. Semoga kalian terhibur, dan gue ingetin jangan ada hal yang tidak diinginkan terjadi di Kafe ini. Kalau nggak kuat, mending keluar," ucap Gilang dengan senyum yang masih terpajang di wajahnya dan cowok itu segera menduduki cajonnya.

Suara petikan gitar pun terdengar, belum apa-apa, cewek-cewek udah pada jerit-jerit seperti kerasukan setan.

I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead
I found a girl
Beautiful and sweet
Oh, i never knew you were
The someone waiting for me

'Cause we were just kids
When we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time

Darling just kiss me slow
Your heart is all i own
And in your eyes
You're hoding mine

My Annoying Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang