- 3 -

589 25 0
                                    

Yup! Ngumpul bareng teman akrab memang menyenangkan. Hal yang selalu ku lakukan bersama Namira dan Anya kapanpun dan dimanapun, bahkan di dalam kelas sekalipun. Siang ini setalah aku meminjam buku di perpustakaan, kami bertiga nongkrong bersama di kantin. Menaruh cabai banyak-banyak di mangkuk bakso Namira adalah hal yang menyenangkan dan dia tak pernah marah.

"Hai..." Tiba-tiba Udjo, Ketua Bidang Olahraga OSIS, menyapa ramah aku dan teman-temanku. Udjo berwajah manis, tapi namanya tak semanis wajahnya. Dia terkenal sebagai provokator berbadan six pack, alhasil dari latihan gym yang teratur selama berabad-abad.

"Hai Jok. Kenapa?" Sapa Anya.

"Biasa, aku mau ketemu sama Adrela."

"Sama aku? Mau ngapain?" Aku nunjuk diriku sendiri.

"Ya mau ngomong lah! Masa mau begituan?" Runtuk Udjo.

"Begituan apaan Jok? Jangan asal dong kalo mikir!" Sentak Anya.

"Ah, udah deh. Ayok La, aku mau ngomong." Akhirnya aku ikut Udjo ke samping WC sekolah dan berduaan disana. Udjo mengeluarkan Samsung Galaxy Tab keluaran terbaru dari dalam tasnya. Dia membuka tabnya sebentar dan menunjukan sebuah gambar padaku.

Aku melihat gambar dari dalam tab Udjo dan seketika mataku ingin lepas dari rongganya. Apaan ini?! Foto Rafif bersama Evina!! Berdua!! Rangkulan!! Tab Udjo langsung ku sambar dan ingin segera ku banting.

"Adrela... sadar La! SADAR!! Itu tab ku, kok kamu tega!!" Udjo langsung merebut tab-nya sebelum sempat ku banting.

"Itu foto kapan?!!" Aku menarik kerah baju Udjo.

"Foto semalem lah, kan kumpul-kumpul OSIS baru semalem."

"Semalem sampe jam berapa?!!"

"Sampe jam satu La, sekalian pembubaran panitia class meeting. Duh La, jangan teriak-teriak gitu dong! Bakal aku jelasin deh."

"Nggak usah! Udah cukup jelas! Makasih Jok, kamu udah ngasih tau aku. Maaf, aku mau ketemu Rafif dulu." Aku langsung berlari meninggalkan Udjo. Memang dasar provokator! Tapi tak apalah, dengan begini aku jadi tahu belangnya Rafif dan bengalnya Evina.

Dengan gagah berani aku datang ke kelas dua belas untuk bertemu Rafif. Namira dan Anya ikut serta dibelakangku. Aku tahu alasan mereka ikut hanya karena ingin melihat kakak-kakak kelas yang sedang mejeng. Terkadang anak-anak kelas sepuluh memang tak tahu diri.

"Fif, dicariin pacar kamu." Kata seorang cewek dari balik pintu. Rafif yang sedang asyik main UNO langsung meninggalkan permainannya. Dia berjalan menghampiriku dengan senyum tak tahu malu.

"Sayaaang..." Panggilnya.

"Sayang sayang seenaknya aja! Nggak sadar apa yang udah kamu perbuat semalem?!"

Sontak teman-teman Rafif langsung menoleh ke arahku. Wajah mereka penasaran semua, kira-kira apa yang telah dilakukan Rafif sama Adrela tadi malem ya? Mungkin seperti itu pikiran mereka.

"Adrel, kamu ngomong apa dek?"

"Ngomong pulang sekolah! Nggak enak kalo di sini. Pikir sendiri aku kayak gini karena apa!"

Aku pergi bersama teman-temanku. Semua kakak kelas melihat ulah yang telah ku lakukan. Kakak kelas cewek yang julidnya minta ampun melihatku dengan tatapan sinis. Aku balas menatapnya dengan mata melotot. Aku tahu, mereka pasti berfikir bagaimana bisa Rafif mendapat pacar galak seperti aku? Terserah! 

IZINKAN AKU MEMILIH [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang