6. Crazy Little Sister

25 7 3
                                    

Hujan deras mengguyur kota Los Angeles saat ini. Hujan yang terjadi pertama kali di bulan Januari, juga pertama kali setelah empat tahun Rifky bertemu dengan sosok Kalista. Hari Kamis tanggal 5 bulan Januari, ia bersumpah tidak akan melupakan malam bersejarah ini, tolong kalian ingat ini baik-baik.

Harum rintikan air bercampur tanah yang khas beradu dengan aroma kopi yang sedang Rifky sesap. Tinggal lumayan lama di Amerika membuat Rifky yang dulunya strawberry milk addict menjadi coffee addict.

Menatap seorang perempuan yang terbaring di ranjang dan ditemani dengan secangkir kopi juga lantunan musik yang keluar dari radio. Yang sialnya lagu itu sangat pas untuk membuat Rifky memaksa memutar balik ingatannya ke pertemuan pertama mereka.

...

Tell me is that deja vu

Cause' you want me and i want you

Tell me is that deja vu

Cause baby it ain't nothing new, no

Tell me is that deja vu

Cause you want me and I want you

Tell me is that deja vu

Cause baby this ain't nothing new, no

Cause I can't take it no more

No you ain't like them bitches

Tell them hoes adios

And you can drop your panties

Leave them shits at the door

Dior falls on the floor

I swear we been here before

(Post Malone - Deja Vu ft. Justin Bieber)

-Lights On-

"Ya ampun! Kakak ganteng banget sih!"

"Hah?"

"Ayo masuk, kak!"

Dengan gerakan cepat gadis kecil itu masuk ke dalam apartemen Rifky. Rifky melongo, matanya membulat dan bibirnya sedikit terbuka. Sebenarnya siapa disini yang punya rumah?

"Lo beneran adiknya Kalista?" tanya Rifky mengintimidasi.

"Iyalah kak, kakak nggak percaya? Oh iya kenalin nama aku Kristina. Emang bukan adik kandung sih tapi Papi kita sama kok," jelas gadis kecil yang bernama Kristina itu.

Rifky terdiam sejenak. Ia lalu melangkahkan kaki menuju dapur untuk membuat minum. Belum genap empat langkah suara Kristina terdengar, "Kakak mau kemana?"

"Dapur," jawab Rifky singkat, padat, jelas dan kembali melangkah.

Saat sedang akan menuangkan sirup ia terperanjat dengan kehadiran bocah tengil disampingnya. "Kak, nggak usah repot-repot buatin minum. Nanti kalau aku haus bisa ambil sendiri kok, oiya itu muka kakak kenapa bonyok? Kan nggak ganteng lagi, eh maksudnya gantengnya kakak jadi kurangan dikit,"

"Kotak obat mana? Aku obatin."

Rifky menghembuskan napas kasar. Ia memijit pelan kepalanya. Efek yang ditimbulkan gadis disebelahnya itu ternyata lebih serius dibanding pukulan-pukulan yang ia terima. Jika bukan adik Kalista, mana mau Rifky bertemu bahkan berbincang dengannya. Mendengar celotehan dari suara cemprengnya membuat Rifky stress.

Lights OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang