"Siapa?" tanya Rifky refleks.
"Papi..." Kristina berujar dengan lirih.
-Lights On-
Kristina panik, ia tak bisa berhenti menggigit kuku jarinya. Haruskah ia memberitahu dimana kakak tirinya sekarang berada? Seperti yang ia lakukan sebelum sebelumnya?
Gadis remaja itu mengedarkan arah pandang, bisa ia lihat tatapan bertanya dari semua orang kecuali Kalista. Hanya Kalista yang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kenapa nggak diangkat?" ucap Colan sesaat setelah ia melihat gadis itu menekan tombol merah.
"Ng, Kak Kalis—"
"Angkat dan kasih tahu semuanya kayak yang biasa lo lakuin! Nggak usah pake topeng baru lagi, gue muak lihat lo pakai topeng lapis tujuh!"
"Kak!"
Kalista mendengus, "Kenapa? Takut kalau sifat asli lo kebongkar, hah?"
Sementara kedua perempuan itu berdebat, kedua laki-laki yang ada disana hanya menatap bingung, masih belum memahami keadaan.
"Sebenarnya apa sih yang kalian omongin?" ucap Rifky frustasi.
Kalista diam sedangkan Kristina hendak menjawabnya takut, "I-itu..."
"Ja.. jadi..."
"Jadi sebenarnya—"
"Swbenarnya gimana? Cerita aja nggak apa-apa kok," ujar Colan sabar.
Kristina menghembuskan napas panjang. "Jadi setiap kali Kak Kalista kabur aku disuruh Papi buat nyari trus kalau udah ketemu harus bilang ke Papi,"
Colan mengangguk-anggukkan kepala.
"Lo suka kan sama gue?" ucap Rifky tiba-tiba yqng membuat Colan membelalakkan mata dan Kalista yang mendengus seraya tersenyum mengejek.
Wajah Kristina seketika berubah ceria, tak ada sorot takut di matanya. Ia lalu berkata dengan lantang. "Yes!"
"So, lo boleh datang kesini kapanpun lo mau asal lo janji jangan bilang ke Papi lo kalau Kalista tinggal disini,"
Kalista menoleh dengan gerakan cepat, ia menatap tajam Rifky. "You kidding me?!" ucap Kalista sarkastik.
"I'm seriously," Rifky tak mau kalah.
"Gue nggak mau!"
"Terserah tapi lo tetep disini sama gue."
Colan menatap sahabatnya dengan tanpa berkedip. Sebesar itukah rasa sukanya terhadap Kalista? Atau itu hanyalah sebuah obsesi semata?
Sejujurnya, Colan tak mau ambil pusing dengan semua ini. Ia hanya berharap bisa mendapatkan hatinya Jessica atau Kristina mungkin? Sebut ia serakah, karena memang itulah sifatnya.
"Kristina, lo setuju kan sama penawaran gue?"
"Iya, setuju kok! Asal setiap hari bisa ketemu Kakak aku bisa ngelakuin semuanya, termasuk menyembunyikan keberadaan Kak Kalista," senyum lebar terpancar di wajah manis itu.
"Good girl,"
-Lights On-
"Lo gila?!"
"Lo yang buat gue ngelakuin itu," ujar Rifky tenang.
"Gue nggak pernah minta lo ngelakuin itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lights On
Fanfiction"Lo nggak mau keluar? Atau mau gantiin pakaian gue lagi?" kata perempuan itu dengan seringai liciknya. Rifky diam. Tak bisa dipungkiri ia mulai menyukai tatapan tajam dan seringai licik perempuan itu. Ia benar-benar berhasil membuat Rifky tertarik p...