Guntur?

90 13 31
                                    

Seseorang memegang telinganya dengan kedua tangannya, berusaha untuk menyaring suara yang memekakan telinga

suara guntur yang terus bergemuruh membuatnya muak, dia bisa kehilangan indra pendengaran kalau begini caranya
-
-
-
"BERISIK!!!" aku berteriak frustasi karena orang yang sedari tadi berteriak meniru suara gemuruh guntur tak kunjung berhenti

"Kenapa? ini menyenangkan" orang itu tersenyum menyebalkan kearahku seakan-akan dia mengajakku berkelahi, lalu dia kembali berteriak-teriak layaknya orang gila. Yang benar saja ini masih pagi, dan dia sudah menghancurkannya dengan teriakan konyolnya, walaupun menyerupai guntur aslinya, tapi seharusnya dia melihat keadaan bukan?

"DIAM" aku kembali berteriak kearahnya dengan menaikkan suaraku melebihi dari yang tadi, dan usahaku tidak sia-sia kali ini, karena akhirnya dia terdiam mematung dan memasang wajah tercengangnya seakan-akan baru menyaksikan sesuatu yang paling menakjubkan didunia ini.

orang itu mengeluarkan smirknya dan menyeringai kearahku, lalu mengeluarkan senyum terbodohnya
"Bahkan suaramu lebih keras dan berisik dariku, kenapa aku harus diam, oh...bahkan suaramu sangat jelek, kau harus berlatih meniru sesuatu agar bakatmu tidak terbuang sia-sia"

"apa?" aku memandang aneh kearahnya, dia tidak marah atau protes,tapi malah mengeluarkan kalimat yang lebih kependapat untukku. tunggu, dia menyuruhku? berani sekali dia mengeluarkan pendapat tentangku, dia sedang bicara omong kosong atau hal tak berguna?.

"ku rasa kau tidak tau cara bersenang-senang, oh... mo kuberitahu, suaramu pantas untuk meniru seekor lumba-lumba kecil yang tersesat" ujarnya dengan nada meremehkan

"Hah!"

dia tertawa keras dan kembali melanjutkan aktivitasnya, meniru suara guntur

                                    ▷↯◁

"BERISIK" orang itu berteriak ditengah barisan para penonton yang sedang menikmati filmnya di sebuah bioskop, sedangkan orang yang duduk disamping kanannya berusaha untuk membuat orang yang berteriak tadi kembali terduduk dikursinya, dan yang disebelah kirinya menunduk malu sambil terus merapalkan sebuah kalimat 'bukan teman' kearah mereka

sementara seisi biokop di sana memandangnya sinis seakan-akan memberinya isyarat untuk tenang, dan yang di tatap membungkukan tubuhnya berkali-kali dan terus meminta maaf
setelahnya semuanya berhenti menatapnya, dan kembali fokus ke film, mereka kembali duduk

"Hyung, kau bodoh? kenapa teriak-teriak? ingin membuat kami malu?"kata orang yang disebelah kirinya

PLETAK

"Auh" Ringis orang yang tadi berbicara, di megang kepalanya dan meringis kecil, karena mendapat pukulan dari hyung yang ada di tengahnya

"tidak sopan kau mengataiku bodoh? aku lebih tua darimu, dasar bodoh" ucap orang itu dengan marah, namun mengecilkan suaranya agar tidak mengganggu dan berakhir diusir dari bioskop, masalahnya itu pasti akan sangat memalukan

"Sudahlah, kalian ini bertengkar saja, kau jangan tidak sopan dengan hyungmu, kau Zhong Chenle makannya jangan mengigau saat menonton, dan intinya kalian sama-sama bodoh" ujar seorang lelaki yang lebih tua di antara mereka

"Aku tidak mengigau, aku..."
orang yang ditengah langsung bungkam ketika melihat tatapan tajam dari hyungnya

batinnya
.
.
sementara sebuah bayangan transparan sedang menatap mereka sambil tersenyum miris

'hanya satu harapanku'
batin bayangan tersebut

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang