Neraka?

131 15 12
                                    

'Tempat apa ini?' batin seseorang

Sekarang ini ia sedang berdiri di tanah mati, warna tanah itu hitam dan juga keras, ada retakan kecil di setiap permukaannya, belum lagi tanah itu memiliki kubangan-kubangan kecil dengan cairan aneh yang berwarna merah kental dan juga bau amis yang menyengat

Dia melihat kesekitar, ada banyak pohon besar dengan batang hitam pekat yang sudah tidak di tumbuhi oleh dedaunan lagi, di atasnya ada kepala dari berbagai jenis burung, yang di tancapkan pada setiap ujung ranting pohon, sesekalipun ada juga darah yang masih menetes dari atas dahan

Orang itu menatap jijik pada pemandangan yang berada di sekitarnya, dia berjalan dengan sedikit berlari, berusaha mencari jalan keluar, atau setidaknya meminta bantuan pada orang lain, walau dengan kemungkinan kecil, karena tempat ini sepi dan gelap, jadi mana ada orang yang mau berkeliaran di daerah menyeramkan seperti ini.
.
.
"Hahh...hahh...hahh...Apa-apaan ini, apa tempat ini tidak ada jalan keluarnya?"

Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan pandangannya bertemu dengan seseorang yang berdiri di tepi danau yang nun jauh disana

'Akh, akhirnya...tuhan masih menyayangiku' batinnya senang

Dia mulai berlari ke arah orang itu, orang itu membelakanginya dia memakai jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya dan hodie yang menutupi kepalanya

"HEI...KAU..." teriaknya memanggil orang itu, tapi orang yang di panggil tidak menyaut maupun menoleh

"HEI...KAU YANG DI PINGGIRAN DUNAU..." teriaknya lagi, sekarang di mulai memperjelas ucapannya, tapi yang dipanggil tetap diam tak bergeming sedikitpun, baiklah dia sudah mulai geram

"HEI...APA KAU TULI" teriaknya emosi.

Sekarang dia ada dibelakang orang itu, dan menepuk bahunya pelan

"Kau tuli atau bisu hah? Jika ada yang memanggilmu setidaknya menolehlah...hahh...hahh...
hahh" dia mulai memarahi orang itu dengan nafas yang tersegal-segal karena berlari tadi

"Aku?" jawab orang itu sambil menunjukan dirinya sendiri

'Lihat wajah bodoh, dan menyebalkan itu, sabar Renjun dia yang akan membantumu untuk keluar, jangan membunuhnya dulu...' batinnya geram

"Tentu saja kau, memang siapa lagi yang berada disini selain kau" dia membalas cepat sambil menahan emosi

orang itu mengedarkan pandangannya kesekitar
"Aku"

"Bodoh"

"Sedang apa disini?" tanya orang itu, sementara dia sedang berusaha mengatur nafasnya.

"kau sendiri sedang apa disini?" dia malah bertanya balik, orang berjubah memutar bola matanya malas

"Aku tinggal disini" jawabnya datar

"Benarkah?" matanya mulai berbinar, berharap

"Hmm"gumamnya singkat

"Kalau begitu antar aku pulang"

"Maaf" balasnya memastikan kalau dia tidak salah dengar

"Kau bilang kau tinggal disini kan, jadi secara tidak langsung kau tau daerah ini..."

"Jadi?"

"...Jadi ya antar aku pulang, atau setidaknya antar aku keluar dari tempat aneh ini"

"Aku tidak bisa"balasnya datar

"Kenapa?"

"tidak ada jalan keluar"Jawab orang berjubah seenaknya, sedangkan lawan bicaranya hanya menatapnya datar 'Bodoh, dia tinggal di sini tapi tidak tau daerah sini? orang macam apa dia' batinya geram

.
Sekarang ia mengalihkan pandangannya ke danau, dan menatap heran apa yang di lihatnya.
" Kenapa kudanya terus berenang di air?"

"Lalu? memang kuda berjalan di tanah?"

Orang itu mengangguk, dan dibalas dengan tatapan aneh

"Kau...Bodoh? Atau pura-pura tidak tau?"

"-_- Aku serius"

"Kuda-kuda itu memang akan terus berenang di danau ini, tugasnya untuk mengawasi orang-orang agar tidak keluar dari danau" jelas orang berjubah, terlihat dari pandangannya dia bangga atas apa yang dilihat didepannya

"Ada orang dalam danau ini? ahh... maksudku manusia?"

"Iya"

"Danau apa ini?"

"Entahlah, tapi di dalamnya banyak orang-orang yang merasa tersiksa, dari permukaan ini memang air, tapi di dalamnya sangat panas, orang-orang yang datang kesini pasti akan tenggelam di dalamnya, tapi kau..."
orang berjubah itu menjeda kata-katanya sambil berpikir
"...kurasa kau bukan bagian dari mereka" lanjut orang itu sambil tersenyum

" Ini neraka?"

"tidak tau"jawabnya sambil terus mempertahankan senyumnya

"Jangan tersenyum padaku, itu membuatku takut" balasnya bergidik ngeri

"kau ingin kembali?" katanya mngalihkan pembicaraan

"Tentu saja, kau bisa?"

"Pegang tanganku dan ikuti kata-kataku"

"Untuk apa?"

"Kau bilang ingin pulang?"

"Kau bilang tidak bisa"

"Sekarang sudah bisa"

"-_- bodoh, baiklah cepat katakan" balasnya, dengan cepat dia menyambar tangan berjubah, tangannya lumayan dingin

"Aku yang menentukan takdirku, dan takdirku bukan ada di sini"

"Aku yang menentukan takdirku, dan takdirku bukan ada di sini...Apa? Tunggu...Maksudnya?"

"selamat tinggal"
-
-
-
"Hei..."seseorang menyapa dan memegang bahunya pelan,

Dia terlonjak kaget, untung saja jantungnya belum lepas "Aish...kau mengagetkanku" gerutunya kesal

"Apa itu mengagetkanmu?" tanya orang itu heran

Dia mengangguk singkat sebagai jawaban

"Aneh, Padahal aku hanya memegang bahu mu pelan, Seserius itukah kau menggambar? Kau menggambar apa?"

"Menggambar?aku tidak menggambar" jawabnya polos

"-_- Lalu, jika ada orang yang menggoreskan pensilnya di atas buku gambar dan membuat sesuatu itu bukan menggambar?"

Dia memandang buku gambarnya aneh

"kapan aku menggambarnya?"

"Barusan -_- "

"Tapi... ini seperti mimpiku"

"Ini mimpimu? benarkah? Waahh, hebat, kau bisa mengingatnya? tapi sepertinya kau mimpi buruk..."

"Bukan mimpiku semalam, tapi mimpiku barusan"

"Barusan? tapi dari tadi kau menggambar, bukan tidur. Tidak mungkinkan orang menggambar sambil tertidur" orang itu terkekeh pelan tanpa memperhatikan orang di sampingnya yang sedang memasang wajah seriusnya.

"Lalu tadi itu apa?"gumamnya pelan

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang