Telat!!?

51 6 2
                                    

  "Matiiiii!, Gue telat"
Faras yang masih dalam kondisi setengah sadar langsung buru-buru mandi dan bersiap secepat mungkin agar tidak terlambat. Kali ini dia meminta Andre untuk mengantarkannya agar lebih cepat sampai ke sekolah. Sesampainya di depan gerbang sekolahnya, ternyata benar saja, dia sudah terlambat. gerbang  itu sudah di tutup rapat rapat, 
"Gimana nih kak? Faras gak mau di cap murid bermasalah cuma gara gara terlambat" faras mencemaskan nasib dirinya yang dia sendiri tidak tau harus bagaimana,
"Tenang, biar kakak nego nego penjaganya, penjaga sekolah kamu kan mata duitan" Andre berusaha menenangkan faras,
Andre pun turun dari motornya dan berjalan menemui penjaga gerbang sekolah faras
"Bang, nego adek gue msuk brapa??" Penjaga yang langsung melihat Andre dan tertawa seperti tak percaya. untuk kesekian kalinya Andre menegosiasikan agar faras bisa masuk kedalam,
"Aduh bang, maaf ni ye,, udah gak bisa nego nego lagi, saya udah naik gaji, jadi udah kelebihan gaji saya, nantik gadak tempat lagi buat nyimpen tu duit bang"
Penjaga sekolah itu sudah tidak mau lagi menerima suap dari andre. Karena penjaga itu pernah di panggil kepala sekolah hanya karena permasalahan seperti ini, jadi dia lebih baik menolak tawaran Andre secara halus dari pada dia kehilangan pekerjaannya.
"Gaya lu bang, kasian ni Adek gue mau masuk, masak baru mau belajar udh terhalang aja sama gerbang ini bang"
"Curhat ente bang?"
"NJIIIR GUE DIBILANG CURHAT?? KALAU BUKAN KARNA ADEK GUE GAK BAKAL GUE DRAMATIS DEPAN LO TAU" Andre bingung harus ngapain lagi agar faras bisa masuk kedalam sana. Tetapi Andre tidak putus asa, dia terus berusaha untuk menegosiasikan kepada penjaga itu.

Ditengah tengah proses negosiasi nya. Tiba tiba  terdengar suara knalpot motor sangat berisik menuju sekolah itu juga, hingga suara itu tepat berada di samping motor Andre.

Seketika itu juga Andre melihat siapa yang menaiki motor itu dan mendekatinya,
"Lo mau msuk ya??"
"Iyaa bang" jawab Farhan santai,
Faras memilih untuk diam saja dan membuang muka agar tidak melihat Farhan.
"Gue udah cobak nego sama penjaganya tapi udah gak bisa lagi dia di sogok, Lo tau dimana jalan lain biar bisa masuk ke dalam?"
Farhan tanpa basa basi langsung menjawab tau, karena dia sudah sering melakukan hal itu bersama temannya saat kelas 8 lalu.
"Oh, bagus kalo gitu, sekarang Lo bawak Adek gue masuk pakek jalan lain itu oke"
Faras yang mendengarnya kaget dan tak percaya jika abangnya menyuruh Farhan untuk membawanya masuk lewat jalan lain
"Faras gak mau kak, mending faras Gausa masuk aja sekalian dari pada harus sama dia!"
Farhan memilih menahan dirinya karena tepat di sampingnya ada andre.
Andre yang tidak tau jika mereka adalah musuh seenaknya saja menyuruh Farhan untuk membawa faras masuk melewati jalan lain itu,
"Udah ras, dari pada kamu gak masukkan?? Mending sama dia,"
Andre mengalihkan pandangannya lagi kepada Farhan
"Lo bisakan bawak Adek gue masuk kedalam lewat jalan lain??"
Farhan mulai bingung harus menjawab apa pada Andre. Di satu sisi dia bermusuhan dengan faras tapi disisi lainnya dia juga tidak enak kalo harus menolak permintaan Andre untuk membawa faras masuk jalan lain karena mereka satu tujuan,
"Em.. emm"
"Okee, sekarang Lo bawak Adek gue"
Farhan yang kebingungan hanya bisa nurut tanpa berkata apa-apa,
Faras juga tidak dapat menolak permintaan kakaknya. Bagaimanapun kakaknya lah yang selalu membantunya saat dirinya sedang kesusahan.

Farhan dan faras pun akhirnya berboncengan untuk memutar agar sampai ke belakang sekolah mereka.

Setengah perjalanan berlalu Farhan mematikan motornya,
"Kenapa Lo matiin si motornya??, Emang udah nyampek?"
"Belum, Lo dorong motor gue, kalo gak nantik kita ketahuan, Lo Taukan motor gue bising"
"Ya tau gue, tapi kenapa gak Lo aja si yang dorong??"
"Kan Lo yang numpang trus gue yang dorong gitu??"
"Okee oke, gue bakal dorong motor Lo" ucap faras dengan malas.

Faraspun mendorong motor Farhan hingga belakang sekolah
"Oke stop, kita udah nyampek"
Faras langsung menghela nafas panjang. Keringatnya bercucuran membasahi tubuhnya, apalagi di wajahnya, dia mengusapkan lengan baju ke dahinya untuk mengelap keringatnya.

Farhan yang melihat sebenarnya merasa kasihan, tapi dia melakukan itu memang untuk mengerjai Faras,

"Okee, sekarang kita lewat mana?"
Faras melihat jam tangannya
"BENTAR LAGI PASTI GURU MASUK KELAS, KALO GURU UDAH MASUK GUE BELUM DI KELAS YA SAMA AJA KALAU GUE LEWAT BELAKANG TETAP DI BIKIN ALFA"
"Bentar, gue lihat dulu, kmaren tu ada jalan disini Cuma di tutup pagar dari kayu gitu, Tapi kok ska..."
"Tapi kok apa? Ilang jalannya? Lo betul betul aja dong, kita telat nih"
"Gue udah betul betul, ni dinding Keknya kemaren gak ada lah, Keknya ini dinding baru di buat deh, nampak warnanya beda"
"Ya trus gimana ini??"
"Ya kita gak bisa masuklah, apa lagi jadi" Farhan menjawabnya santai seperti tidak takut apa apa,
"Tapi kok kenapa jalanya bisa hilang gitu sih?" Faras mulai kesal dengan semua ini,
"Ya mungkin gurunya udah tau kalau ini jalan sering di pakek buat masuk sekolah sama kita kita kalau telat, jadi ditutup deh biar kita gak bisa lewat lagi jalan ini"
"Jadi kita sekarang bolos?"
"Ya iyalah, mau Lo??"
"Seenak jidat Lo ajaya tu mulut ngomong, gue gamau bolos, bagaimana pun caranya gue harus masuk kedalam sekarang"
Farhan berjalan menuju motornya. Sepeti bersiap siap untuk pergi dari situ.
"Udah la, cuma sekalipun kita bolos,"
"Gue gamau, pokoknya gue harus masuk"
"Lo mau masuk? Lo panjatlah itu dinding kalo Lo mau masuk" Farhan berbicara dengan nada yang sedikit tinggi.
"Lo gila ya? Itu dinding kan tinggi, Lo aja belum tentu bisa manjat apalagi gue"
"Nah itu Lo tau, jadi jangan bersikeras gitu buat masuk"
"Tapi far, gue mau masuk"
"Udahlah, gue mau pulang, kalo Lo mau tetap pengen masuk yaudah terserah Lo, "
Farhan menghidupkan motornya dan akan segera bergegas pergi,
"Farhan" ucap faras pelan,
"Kenapa lagi Lo manggil gue?"
"Gak papa, gue mau ikut Lo"
Farhan kaget mendengar ucapan faras, untuk pertama kalinya faras berbicara halus seperti meminta mohon,
"Lo mau ikut gue?,gue gak mau"
"Yaudala! ,sana Lo pergi ngapain Lo lama lama disini, muak gue liat Lo"
"Memang gue tadi mau pergikan Lo aja tadi manggil manggil gue lagi"
"NI COWOK GADAK TANGGUNG JAWABNYA KALI YA!!"
Farhan mengegas motornya pelan. Baru berjalan beberapa meter, dia berhenti dan melihat pada faras, sedikit berfikir namun akhirnya...
"Yauda Lo ikut gue"
Manda buru buru naik ke motor farhan.
"Gue baru pertama kali liat Lo baik sama gue far"
"Gue memang baik, Lo nya aja yang suka nyari masalah sama gue"
"Kalo Lo gak mulai gue gak bakal nyarik masalah Samalo!,"
"Jalan far" lanjut faras dengan kesal,
"Kok Lo nyuruh nyuruh gue kayak boss!"
"Yauda jalan"
Farhan menjalankan motornya. Mereka pergi dari tempat itu. Dan Itu tandanya mereka sekarang bolos.
                       * * *
Mita menepuk bahu niky dari belakang,
"Nik, Farhan sama faras mana? Kok gue gak nampak??" Mita berbicara pelan karena guru sudah ada di depan,
"Mereka lagi pakek jubah Doraemon makanya ganampak"
Mita kaget mendengar ucapan niky,
"Ih, iyaa!?, Adaya!?, Kok gue gak tau? Sekarang mereka ada dimana??," Dia menanyakan berbagai pertanyaan bodoh hingga tak tersadar kalau suaranya sudah naik beberapa oktaf,
"Mereka lagi ribut tuh di depan sekarang" niky menjawabnya datar.
Seketika itupun Mita melihat kedepan,
"Kok gue gak liat nik?"
Nikypun mengerutkan jidatnya dan melihat kebelakang,
"Lo gila ya?, Ya nggak adalah begok jubah doraemon, lagian Lo pakek nanyak sama gue, ya mana gue taula!"
"eeeehh, biasa aja dong Lo!"
"Kalian lagi diskusi apa Mita niky?"

Seketika Mita kembali ke posisi awal duduknya. Nikypun juga kebingungan harus menjawab apa sehingga niky memilih untuk diam dan tidak menjawab apapun pertanyaan dari gurunya,

"Bisa kita lanjut?"
"Biiiisaaaa buuuuuk"
Serentak satu kelas menjawabnya dengan sedikit bernada panjang.
"Baik ibu akan mengabsen kalian terlebih dahulu"

Ibu Annisa memulai dari awal hingga akhir sesuai abjad nama mereka.
Ibu Annisa adalah salah satu guru killer di sekolahnya. Memang nama tidak pernah menjamin sama dengan  kenyataannya.
Dan seketika tiba giliran faras di panggil...
"Faras Maisha Florida?"
Bu Nisa menengadah dari buku absen itu dan melebarkan pandangannya ke ruangan kelas itu. Tidak ada satu orang pun yang menjawab hadir di kelas itu.

"Kemana faras??"
"Gak tau buk"
"Dia duduk sama siapa?"
"Niky buk" seketika ekspresi niky berubah drastis,
"Niky, faras kemana?" Tanyanya dengan tegas
"Saya ga.. gak tau"

"KEMANA DIA, BARU HARI PERTAMA BELAJAR UDAH BOLOS, INI GAK BISA DIBIARIN"
Pertanyaan hatinya yang tidak satupun orang tahu kecuali dirinya dan Tuhan.
"Baik, kita lanjutkan saja, Farhan Pratama??"
Kembali ibu itu meluaskan pandangannya ke satu ruang kelas, tapi tidak ada satupun orang yang menjawabnya.
"Dimana Farhan!?" Bu Nisa mulai kesal dengan semua ini.
Dan dengan serentaknya mereka menjawab tidak tau.
"Kalian semua jangan Sampek seperti ini!, baru pertama masuk sekolah udah berani beraninya untuk bolos, mau jadi apa kalian kalau seperti ini!!?"
Hal yang paling tidak mereka sukai akhirnya terjadi. Ibu Annisa akan berceramah panjang lebar apabila tidak sesuai dengan keinginannya.
Dan pada akhirnya mereka tidak belajar, hanya mendengarkan siraman rohani yang diberikan gurunya hingga akhir jam pelajaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Fleeting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang