Lelaki itu membuka lokernya, dan setumpuk surat dan coklat langsung keluar dari tempatnya. Ia tidak heran dengan hal seperti ini. Ini selalu terjadi.
"Surat cinta dari fans lo?" tanya temannya yang terdengar seperti formalitas. Ia tidak perlu menjelaskan secara detail perihal tersebut. Semua orang tahu Kevin Maulana Pratama adalah idola di sekolah ini.
"Coba lo buka ini."
Temannya itu memungut salah satu amplop putih secara acak dan memberikannya pada Kevin. Kevin juga tertarik dengan apa yang ada di dalamnya. Ia pun menyobek bagian pinggir amplop dan membuka lipatan kertas. Ia sedikit terkejut membaca bagian atas isi surat itu.
Dear My Secret Love,
Pertama kali aku melihatmu saat kita masuk kelas. Kamu duduk di pojok belakang, dan kuketahui itu adalah posisi favoritmu di kelas. Kamu memang tampan, dan semua orang tahu itu. Setiap orang selalu memujamu, begitu menginginkanmu berada di sisi mereka. Entah itu nafsu semata atau cinta tulus. Dan aku begitu penasaran dengan sosok sepertimu.
Kau selalu tersenyum ke setiap orang. Menyapa mereka duluan, tak kenal gengsi. Kau selalu baik menolong orang kesusahan. Dan jika kamu ingat, kau pernah menolongku membawa beberapa buku yang berat disaat orang lain hanya melirikku tanpa minat. Kau membantu meletakkan buku-buku. Dan kau meninggalkanku begitu saja tanpa memberiku kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Kau bahkan tidak sadar bahwa kita sekelas. Tak masalah bagiku, karena aku pun tidak bisa menghapal empat puluh orang yang ada di kelas saat itu. Dan semenjak itu aku terus memperhatikanmu diam-diam.
Aku hanya ingin menyampaikan perasaanku. Tapi, jika kau membaca surat ini, maukah kau bertemu denganku setelah upacara atau setelah istirahat? Aku akan menunggumu.
-Kenaya
"Uuuuhhh, co cweet."
"Berisik, Rian."
Lelaki yang dipanggil Rian hanya tertawa dan terus-terusan menggodanya. Ia tidak menyangka kalau Kevin akan membaca surat itu hingga habis. Biasanya ia hanya membaca bait pertama, atau bahkan kalimat pertama, lalu membuang surat-surat itu ke tempat sampah. Mengatai isi surat itu sama dengan sampah.
"Temuin aja, Vin. Lo udah jomblo juga seminggu," sahut Rian.
Kevin memungut semua surat-surat itu dan meletakkannya kembali ke dalam loker. Coklat-coklatnya ia masukkan semua ke dalam tas. Rian terlihat bingung dengan sikap Rian. Tidak biasanya ia menerima coklat-coklat dari fansnya.
"Itu coklat mau lo apain? Biasanya juga ngasih gue," tanya Rian penasaran.
"Dijual," jawab Kevin asal dan pergi meninggalkan Rian yang masih menatapnya heran.
***
Ruangan itu tampak sepi. Banyak buku-buku berjajar diantara deretan rak buku yang menjulang tinggi. Kevin akhirnya memutuskan untuk menemui gadis itu. Ada yang berbeda dari isi suratnya, terlihat tulus dan tak mengharapkan lebih. Berbeda dengan gadis-gadis yang lainnya. Memaksa kehendak dan tidak tahu malu untuk memilikinya. Namun, ia tetap memacari mereka walau hanya satu hari.
Pojok kanan belakang. Itu adalah tempat ketemuan mereka. Dan ketika ia sampai di sana, ia bisa melihat gadis itu sedang berdiri gugup membelakanginya sambil berulangkali menghela napas. Ia pun terkikik geli melihatnya.
"Ah, kamu udah datang?" tanyanya sedikit terkejut. Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran Kevin karena terlalu sibuk menenangkan detak jantungnya yang sedang bermain di sana. Ia tidak menyangka seorang Kevin mau datang menemuinya, padahal ia sudah menyiapkan hatinya untuk patah dan terbuang sia-sia. Ah, tidak ada cinta yang sia-sia. Jika ia tulus, maka perasaan itu akan berubah manis pada akhirnya. Seperti saat ini.
YOU ARE READING
THE OTHER SIDE
Teen Fiction#the other series 1 Disini saya akan membahas tentang sahabat, arti cinta dan kasih sayang keluarga. Dan kamu akan kembali memikirkan apakah kamu masih harus bersedih ketika masalah itu datang padamu. Cerita ini juga mengajarkan kita untuk terus ber...